Dua Puluh Tujuh

6.9K 1.1K 85
                                    

"Siapa nih? Gebetan lo yah?"

"Wih imut banget, anak mana nih?"

"Sabilah buat gue?"

"Njir Risa punya teman cewek!"

"Lo engga belok kan Ris?!"

Risa mengabaikan seruan itu, ia menyuruh Elona untuk duduk di pojok dinding, dengan tubuhnya ia melindungi Elona dari orang-orang yang ingin duduk di samping gadis itu. "Diam lo semua, cari cewek lain, jangan ganggu dia."

Beberapa seruan kekecewaan dilemparkan pada Risa.

"Lo mau pesan apa?" Risa memberikannya buku menu. "Pilih aja nanti gue pesanin."

"Aku engga punya uang," lirih Elona, ia bahkan tidak tahu harus membayar dengan cara apa semua barang yang ada ditubuhnya saat ini.

"Banyak cowok disini, kalau mereka punya harga diri kita dibayarin." Sindir Risa.

"Iya, santai aja entar Bank kita datang kok."

"Bank?" tanya Risa, bingung.

Elona tidak mendengar pembicaraan mereka selanjutnya, dia menatap buku menu dengan seksama, bukanya memilih makanan jemari gadis itu membalikan buku menu hingga menemukan tempat Dessert berada.

Elona sangat suka Kue, ia tidak pernah memakannya sejak beberapa tahun yang lalu. Apakah ia boleh memakan ini? Tapi, semuanya mahal-mahal, jika ia makan ini apakah mereka tidak akan mengusirnya, yang paling murah disini seharga uang untuk membeli Kouta tiap bulan. Kita sama-sama murid SMA, darimana mereka mendapatkan uang sebanyak ini untuk nongkrong di Cafe?

Elona merasa minder sekarang.

Ia merunduk sedih dan menyembunyikan wajahnya di balik buku menu.

Mereka sama tapi, kenapa nasibnya tidak.

Tiba-tiba saja seseorang menarik buku menu miliknya.

Elona terkejut, ia menatap seseorang itu dengan perasaan tidak adil, namun belum sempat berkata-kata Elona menutup mulutnya rapat-rapat, ia merunduk dan memilin jemarinya.

Kenapa ada Gellan disini?

Apa yang dia lakukan disini?

Laki-laki itu adalah pacarnya Bianva, apa dia berniat untuk menyakiti Elona seperti dulu?

Jantungnya Elona berdebar kencang, keringat dingin memenuhi dahinya.

Rasa takut kembali menyerang.

"Lo kenapa?" Risa memanggil lembut, dia menggenggam tangan Elona dan menepuk-nepuk, berusaha memberikan rasa nyaman pada gadis itu.

Elona melirik Risa, kedua matanya berkaca-kaca. "Aku mau pulang," lirihnya.

Risa merasa bersalah sekarang, dia melirik Gellan, namun fokus laki-laki itu masih tertuju pada Elona seorang, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Ke toilet dulu yah, jangan pulang dong, engga enak sama yang lain." Risa membujuk.

Elona mengangguk mengerti.

"Guys gue ke toilet!" Risa pamit undur diri, ia membawa Elona bersamanya.

Gadis itu muntah di dalam toilet.

Risa menghela nafas berat, ia merogoh sakunya dan mengirim pesan pada seseorang.

Dia muntah

Tidak lama kemudian balasannya masuk.

Keluar, gue beli obat.

"Elona gue keluar bentar yah, beli obat mual." Gercap amat nih orang.

Your Guardian Angel (The End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora