Tiga Puluh Sembilan

6.7K 1K 83
                                    

Atas dasar paksaan Risa akhirnya berhasil membawa Elona untuk berlatih bersama. Gadis itu ingin curang sebenernya, Elona berharap ia di rawat di rumah sakit karena perutnya sakit, eh ternyata ia hanya diperiksa sebentar, diberikan obat dan diantar Dokter Eben pulang, Elona tidak mau ikut lomba Dance itu.

Engga mau, ia tidak bisa.

"Mereka berdua teman gue, Tasya dan Serin."

"Halo!" sapa kedua gadis dengan tinggi yang hampir sama dengan Risa itu.

"Lo kecil banget, mirip adik gue yang SMP."

"Ah, iya." Elona rasanya dikelilingi empat raksasa.

"Lo bisa pakai high heels?"

Elona menggelengkan kepalanya. "Engga."

"Dia pakai Boots aja nanti, pokonya masalah kostum serahin ke gue."

"Kelompok Bianva pasti Dance lagu Blackpink, mereka kan pemuja Blackpink."

"Yay sampai semua yang dibeli dan dipakai Member Blackpink dia ada."

"Dulu waktu pasti pacaran sama Gellan, dia yang beliin, sekarang jadi pacar kak Noel, ck, dia benar-benar pandai milih cowok."

Elona terdiam mendengar gosip dari teman-teman, Risa itu. Ia tidak tahu harus berkata apa.

"Kalau mereka Dance lagu Blackpink udah pasti menang tuh, tahulah pemuja Blackpink banyak di sekolah kita."

"Terus kita pakai lagu apa?"

"Ini lomba Dance Cover yah?" tanya Risa.

"Iya, satu grup cuma boleh pakai satu lagu."

"Oh," Risa berpikir sejenak. "Gue punya ide!" Dia mengambil kertas dan menulis sesuatu disana. "Nih, rencana gue." Dia menunjuk hasil pemikirannya. "Di sekolah kita kan dikit cowok yang suka Blackpink, kita serang mereka dengan Idol favorit sejuta cowok."

"Keren-keren! Terus kita nyanyi aja sekalian, Bianva pasti cuma Dance doang."

"Oke-oke," Risa mengacungkan jempolnya.

"Oke darimana? Aku engga bisa nyanyi." Elona ikut nimbrung, mereka semua berdiskusi tanpa bertanya pendapatnya.

"Bisa, semua orang bisa nyanyi." Risa, mengedipkan sebelah matanya pada Elona. "Suara lo juga bagus, ngobrol gini aja udah bagus."

"Tapi aku...."

"Nanti latihan sama-sama," Risa menepuk pundak Elona. "Jangan khawatir, kita pasti bisa mengalahkan Bianva." Dia menyeringai. "Elona lo harus tahu manisnya, ketika kita melihat seseorang yang sangat kita benci berada di bawah."

Elona tertegun, dia tidak pernah membayangkan hal itu.

Mungkin tidak ada yang memiliki rasa benci sedalam Elona kepada Bianva. Awalnya Elona memang takut pada Bianva, namun semenjak Bianva yang secara tidak langsung membuat Ares pergi, rasa takut Elona berubah menjadi kebencian perlahan-lahan, ia sangat ingin membalas Bianva.

Sangat ingin.

Melihat berita tentang Ayah Bianva, bukannya prihatin dia malah senang, jika Gellan tidak hadir saat itu mungkin Elona sudah senyum-senyum tidak jelas.

Ada rasa kepuasan tersendiri.

Ketika kita mendapatkan kabar buruk dari seseorang yang sangat kita benci.

Seperti kata Bianva.

Elona ingin merasakannya sekali lagi.

Kehancuran reputasi seorang Bianva.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now