Enam

7.9K 1.1K 36
                                    

Elona kembali dengan dua kotak makan siang. Dokter Eben pamit undur diri dan meninggalkan kedua kakak beradik itu, mereka butuh berkomunikasi.

Elona nyengir, ia mendekati Ares secepat kilat. "Lapar gak?" tanyanya.

Gellan diam, ia hanya menatap gadis itu.

"Kamu tahu kata Dokter Eben besok kamu sudah boleh pulang." Meskipun Ares tidak makan dengan baik, berkat antibiotik dan obat yang baik untuk menambah berat badan, tulang-belulang yang pertama kali ia lihat berubah menjadi bakpao.

Dia gendut seperti bola pingpong dan wajahnya jauh lebih sehat dari biasanya.

"Ares mau makan? Kakak suapin yah?"

"Engga usah," ketus Gellan.

Eh?

Elona menatap adiknya dengan raut wajah syok dan sedetik kemudian air matanya mengalir begitu saja.

Kok?

"Kamu masih marah sama kakak?" Elona menangis, ia menyembunyikan wajahnya di tepi kasur Gellan. "Maafin kakak Ares, kakak tahu kakak salah, kakak janji tidak akan ninggalin kamu lagi, tolong jangan benci kakak."

Gellan menatapnya aneh, dia tidak berniat untuk membuat gadis itu menangis.

Itu tadi spontan, mana mungkin Gellan yang sudah dewasa membiarkan seorang gadis menyuapinya makan, mau letak dimana harga dirinya?

Gellan berdeham kecil. "Gu-Ares bisa makan sendiri." Ayo berakting sebagai anak kecil! Berakting sebagai anak kecil! Bagaimana cara berakting jadi anak kecil?! Apa ia harus ngomong gugu-gaga?!

Elona tidak berhenti menangis, suaranya malah makin besar.

Gellan menggeram kesal. "Suapin Ares dong kakak!" Sialan, itu sangat memalukan, suara macam apa yang barusan ia keluarkan?

Tangisannya berhenti, Elona duduk tegak. "Kamu engga marah lagi kan?"

Gellan menggelengkan kepalanya, sudut bibirnya berkedut-kedut dia tidak tahu bagaimana caranya harus tersenyum.

"Bibir kamu sakit?" Elona mengelus bibir Ares, ia memainkan bibir pink penuh itu.

Gellan langsung menepisnya. "Pelecehan!" serunya.

Kenapa?

Kenapa adiknya berubah menjadi se-mengemaskan ini?!

"Kamu malu sama kakak?" Elona bertanya senang. "Biasanya kamu engga pernah malu, Mandi aja kamu masih kakak bantu."

Rasanya kewarasan Gellan baru saja disambar petir.

Apakah dia tidak terlalu memanjakan adiknya?!

"Mulai sekarang Ares bisa mandi sendiri."

Elona tersenyum menggoda. "Ciee adik kakak udah besar yah." Dia menoel-noel pipi Gellan.

Gellan menepisnya kembali. "Udah saatnya Ares mandiri." Meksipun tubuh ini kecil, jiwanya adalah laki-laki dewasa berusia 16 tahun, ia bisa membuat KTP setahun lagi.

Elona tertawa geli, ia membuka kotak bekal yang ia dapatkan secara gratis dan meletakkan di atas meja makanan khusus anak-anak untuk Ares, meksipun Ares berusia 7 tahun, fisiknya terlihat seperti anak berusia 3 tahun, itu semua karena penyakit yang menghancurkan pertumbuhan fisik dan memakan gizi penting untuk pertumbuhan di dalam tubuh Ares.

"Yakin mau makan sendiri?" Elona memberikan sendok plastik berwarna putih pada Ares.

"Hm," saut Gellan, sok keren padahal sebenarnya menggemaskan, pipinya bergetar ketika bergumam.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now