Tiga Puluh Enam

6.8K 1.1K 29
                                    

Elona berdiri mematung di depan kasir, ia sedang menunggu antrian untuk membayar belanja sembari melihat sebuah berita yang sangat mengejutkan.

"Ck, benar-benar tidak ada orang yang bersih di Indonesia." Penjaga Toko Kelontong mengomentari berita di televisi itu. "Semuanya kotor, duit menutup segalanya."

Gadis itu terdiam.

Elona sulit mengungkapkan perasaan.

Ia tiba-tiba teringat perkataan Ares.

Orang jahat pasti mendapatkan karma.

Apakah ini karma untuk Bianva?

"Dek, kamu ngapain melamun disitu? Mau bayar gak?"

"Iya mau bayar Pak." Buru-buru Elona meletakkan beberapa susu Kotak yang ia beli disini, lebih murah beli di Toko Kelontong daripada Indomaret atau sejenisnya. Disini tidak ada pajak, penjual menjual dengan harga pasaran.

Keluar dari Toko Kelontong Elona masih melamun, ia duduk di kursi yang tersedia di depan toko, menusuk Susu Kotaknya sembari melihat berita tentang ayah Bianva. Berita itu viral di mana-mana, bahkan Twitter termasuk trending nomor 5, benar-benar berita yang mengejutkan.

Elona melihat beberapa komentar.

Gue kenal sama anaknya.

Dia dari SMA elit itu kan?

Gue dengar yang cewek tukang bully.

Kelakuan gila, mirip monyet.

Dih cantik sih tapi gue engga respect sama tukang bully.

Untuk apa wajah cantik, kelakuan kayak k*****

Warga Twitter sangat kasar, mereka tidak memiliki keyboard khusus filter, semua diungkapkan dengan gamblang. Mereka terlalu bebas dan merasa yang paling benar karena banyak pengikutnya, begitulah kelakuan warga Twitter, banyak yang retweet langsung dia merasa tinggi.

"Lagi apa?"

Elona dikejutkan dengan kehadiran Gellan, menghadang pandangannya ke layar ponsel, membuatnya bisa mencium aroma sinar matahari dari tubuh laki-laki itu. Seperti biasa sejak dia menerima pertemanan mereka Gellan selalu datang ke Kosannya untuk bermain, yang mereka lakukan cukup random, Elona tidak mengizinkan Gellan masuk ke Kosannya, paling mereka hanya jajan di tikungan dekat sini, jalan santai keliling wilayah kosan, dan duduk di toko-toko seperti saat ini.

"Jangan lihat deh." Gellan duduk di samping Elona.

Elona meliriknya. "Pengen tahu," saut Elona.

Gellan menatap plastik keresek yang Elona genggam, banyak banget Susu Kotak frisian flag rasa cokelat disana. "Suka banget sama susu yah?"

"Iya," Elona menatap kotak susunya. "Mau?" Dia menawarkan.

Gellan mengambil Kotak Susu di tangan Elona, dan tanpa dosa ia menyedotnya sampai habis. "Kebetulan gue haus," dia nyengir.

Elona mematung, kedua matanya mengerjap kaget. "Jorok, itu bekas, aku bisa kasih yang baru." Elona mengambil satu kotak lagi. "Nih." Dia menyodorkan pada Gellan.

"Engga ah, udah kenyang." Gellan tertawa garing.

Gadis itu menghela nafas panjang. "Engga sopan tahu ngasih bekas ke orang lain."

"Kalau orang lainnya suka kan gak apa-apa." Gellan menyaut.

"Hah? Kamu suka makan bekas orang?" Elona bertanya kaget.

Eh, bukan gitu maksudnya.

Sudahlah, Gellan mengangguk saja. "Engga sembarang orang." Dia mendekatkan wajahnya dan menatap Elona lekat-lekat. "Cuma lo."

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now