Tiga Puluh Satu

7K 1.1K 24
                                    

Risa berdiri di samping sebuah mobil sembari melihat seorang laki-laki yang sedang tertawa bersama seorang gadis. Pipinya mengembung lucu, mata dipenuhi kecemburuan, benar-benar aneh, dia adalah seorang Gadis Alpha, dia yang mengatur semuanya tapi, kenapa jika hal itu berhubungan dengan laki-laki itu, ia tidak pernah bisa menjadi pemimpin.

"Datangin gih," Gellan ada di dalam Mobil, dia selalu sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.

"Ah, malas." Risa memalingkan wajahnya. "Siapa dia."

Gellan menghela nafas berat, mereka berdua sangat merepotkan.

Gellan, Hery, Zain, Risa, dan Yasghir sudah berteman sejak SMP kelas 2. Awalnya mereka tidak dekat, namun karena beberapa kejadian mereka menjadi dekat dan menjadi seperti sekarang, minus seseorang saat ini mereka menjalani hubungan dengan baik kecuali untuk dua orang.

Risa dan Yasghir.

Dua orang dengan ego tinggi.

Saling suka tapi, engga mau ngaku, kalau ketemu berantem muluh. Mereka saling menyakiti dengan berpacaran atau mendekati seseorang yang tidak mereka suka untuk menutupi rasa suka mereka, saling membuat cemburu dan cara untuk menunjukkan kalau meksipun tanpa dia, mereka bisa dengan siapa saja.

Sangat merepotkan.

Sudah 2 tahun, mereka seperti itu.

Entah kapan selesainya.

Yasghir yang bergonta-ganti pasangan dan Risa yang sering cerita kepada Yasghir tentang gebetan yang baru ia temukan.

Rumit sekali kisah cinta mereka, lebih rumit dari matematika.

Begitulah nasib orang-orang yang lebih memilih harga diri daripada hati.

Ck.

"Terus rencana lo apa?" tanya Risa. "Kayaknya Elona engga mau balik sekolah."

Gellan menghela nafas. "Yah gue juga pusing, gimana caranya." Dia belum menemukan sesuatu.

Risa menatap laki-laki itu. "Kenapa lo tiba-tiba suka dia? Nyuruh gue dekatin dia lagi." Dia memicingkan matanya. "Untungnya dia baik, kebaikan malah, tipe yang jauh berbeda dari gue." Dia termenung. "Engga PD, engga love her self, mata kayak ikan, auranya mirip kucing yang mau mati." Seperti itulah Elona di mata Risa. "Rasanya gue baru aja pungut kucing hitam yang lagi sekarat."

Gellan tertawa geli. "Kucing yah," yah Elona mirip dengan kucing.

Kucing liar yang sakit, tidak percaya pada siapapun dan ia temukan di pinggir jalan, sekarang yang harus Gellan lakukan adalah merawatnya dengan baik dan mendapatkan kepercayaannya.

Setelahnya akan ada banyak hal yang mereka bisa lakukan.

"Hehehe," Gellan cengengesan.

Risa menatapnya ngeri. "Lo mabok yah?" Gellan sepertinya menjadi gila. "Tolong jangan kayak karakter di cerita sebelah."

Gellan kembali berwajah serius. "Datangi dia cepat sana, suruh balik." Mereka di depan sekolah Yasghir saat ini, menjemput laki-laki itu sebelum ke tujuan berikutnya.

"Ah, engga mau." Risa melipat kedua tangannya. "Gue engga akan gerak dari sini meksipun ada orang yang ngasih gue Cokelat."

"Nih,"

Risa tersentak kaget, ia menatap ke sampingnya. "Engga mau gue Silverqueen, maunya Cadbury." Jika diperhatikan dengan baik, pipinya agak merah.

"Yaudah," Yasghir menarik kembali tangannya.

Melihat itu Risa kembali mengambil Cokelat itu. "Tapi karena lo yang ngasih, gue terima." Dia memegangi Cokelat itu erat-erat. "Yah lo kan ketua kita." Tambahnya.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now