Bab 19 - Forgive Him

31.1K 2.7K 95
                                    

MEMAAFKAN pria itu saja tidak pernah terlintas dalam pikiran Lingga, apalagi menjadi temannya, mungkin ia memilih meninggalkan dunia ini dan menjadi frozen food.

Lingga termenung sambil menyandarkan punggungnya di dinding kosan. Entah sudah berapa kali dirinya menghela napas berat memikirkan perkataan Rafandra di depan kosannya tadi. Apakah semua manusia memiliki hati yang lapang untuk memaafkan seseorang yang bagimu tidak termaafkan?

"Gue udah gak punya pilihan lain," gumam Lingga menggelengkan kepala. "Walaupun sulit, gue harus ngelakuin itu. Lingga di masa lalu, dan Lingga di masa ini, sama-sama enggak punya power buat berontak," tambahnya dengan pasrah. Ya kalau dipikir-pikir, bukannya memang alurnya seperti itu? Kita selalu dituntut melupakan masa lalu dan rasa sakit, hal itu dilakukan agar 'katanya' kita bisa bahagia. Tapi masalahnya, apakah semua manusia bisa melakukan hal itu? Apakah mudah untuk satu manusia, berarti juga mudah untuk manusia yang lainnya? Tidak peduli sebaik apa Rafandra di mata orang lain, Lingga tidak bisa menampik bahwa Rafandra hanyalah sebagian kenangan buruk dalam hidupnya. Lalu, mampukah dirinya menjadikan sang mimpi buruk itu menjadi temannya?

***

Keesokan paginya Lingga Paramitha memutuskan untuk datang ke kantor. Ia memilih menghadapi semuanya secara langsung sesuai obrolan antara dirinya dengan Rafandra semalam. Toh, ia memang masih membutuhkan pekerjaan ini. Sembari mencari pekerjaan yang lain, Lingga akan menyelesaikan sisa-sisa pekerjaannya sebelum penggantinya nanti datang. Syukur-syukur Lingga tidak jadi keluar perusahaan. Semoga calon pemagangnya tidak jadi datang, tidak ada yang cocok, memiliki sifat menyebalkan, pemalas, pokoknya semua yang buruk-buruk.

Begitu ia berjalan memasuki kantor Lingga merasa beberapa orang menatapnya secara terang-terangan. Awalnya Lingga bingung, tetapi ia rasa ini ada sangkut pautnya dengan dirinya yang menggosipkan mengenai Rafandra kepada orang lain. Jantung Lingga berdetak dua kali lebih cepat, ia berjalan dengan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat dengan rahang yang mengencang. Ia melirik beberapa karyawan yang secara terang-terangan melihat kepadanya. Namun tepat saat mata Lingga terarah kepada mereka, spontan orang-orang itu juga mengalihkan pandangan dari Lingga.

Gadis itu berdeham pelan, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan memasang ekspresi wajah sedingin mungkin. Ia tidak boleh terlihat terpengaruh agar mereka tidak menyepelekan atau menganggap rendah dirinya. Orang-orang tahu caranya menindas orang yang tidak berdaya, maka Lingga tidak boleh terlihat lemah. Lingga selalu berpikir bahwa jauh lebih baik dirinya dianggap sebagai orang jahat ketimbang orang baik. Aneh memang pemikirannya, namun ia memiliki alasan tersendiri mengapa menetapkan sebuah pemikiran yang tidak terpuji.

"Pagi semuanya." Ia menyapa rekan-rekan kerjanya begitu memasuki kantor. Kontan rekan-rekannya yang sudah datang ke kantor membulatkan mata karena terkejut. Bahkan Alif yang sedang menguap sambil berdiri hampir terjungkal karena Lingga tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi.

"Lho, lo balik lagi, Li?" tanya Dessy yang menganga di tempat saat Lingga langsung duduk di sampingnya dengan santai.

Lingga mengangguk acuh tak acuh sambil menduduki kursinya. "Disuruh bertahan sambil nunggu pengganti," katanya.

Azahra berjalan mendekati Lingga. "Jadi Mbak—"

"Kita bahas ini nanti, oke? Pas udah istirahat," Lingga segera menyela agar semua rekan-rekannya tidak menghujaminya dengan sejuta pertanyaan yang membuat otaknya pening.

Mereka semua saling menatap kemudian mengangguk-ngangguk dengan raut wajah yang masih menunjukkan kebingungan. Bertepatan dengan itu, Rafandra juga baru saja masuk memasuki ruangan. Langkahnya terhenti sejenak begitu matanya menangkap sesosok perempuan yang sangat ia kenal. Semua orang yang berada di divisi pemasaran sontak mencuri-curi pandang, ingin tahu reaksi Rafandra saat Lingga datang bekerja. Apakah akan ada dentuman untuk kedua kalinya?

Spring Romance (END)Where stories live. Discover now