Bab 44 - Meet Your Parents

23.4K 2.5K 81
                                    

BERITA mengenai Eliza yang pernah dirundung oleh teman SMA-nya beredar di mana-mana. Wajah para perundung pun berhasil ditemukan dan mendapatkan caci maki dari warga internet. Terlebih lagi berita itu dibenarkan oleh Eliza sendiri. Pihak agensinya malah membeberkan bukti-bukti perundungan yang didapatkan Eliza semasa SMA-nya seperti kata-kata kasar yang dilontarkan pelaku di akun Facebook Eliza. Bukan hanya itu saja, ternyata Eliza selalu mengambil tangkapan layar dari pesan-pesan yang dikirimkan para pelaku kepadanya. Terdapat juga rekaman video saat acara reunian kemarin ketika Nemi berkata buruk pada Eliza.

Apa yang dilakukan Eliza seolah-olah memang sudah direncanakan sejak awal. Lingga merasa ini ada sangkut-pautnya dengan Rafandra yang memaksanya datang ke acara reuni kemarin.

Pagi itu Lingga langsung mendatangi ruangan Rafandra begitu pria itu baru saja datang dengan dalih bahwa ia memiliki sesuatu untuk ditanyakan. Lingga pun menunjukkan berita yang didapatkannya kepada Rafandra, menuntut jawaban pasti dari pria itu. Karena ia yakin bahwa Rafandra pasti ikut andil dalam tersebarnya berita ini.

"Ini rencana kamu sama Kak Eliza?" tanya Lingga seraya memutar video saat Nemi mengatakan Eliza 'tengil' di acara reuni kemarin.

Rafandra tersenyum lebar. "Kamu udah liat? Keren, kan? Anggi yang diem-diem rekam video itu," katanya santai.

Lingga terperangah bukan main. "Jadi ini bener-bener ulah kamu sama Kak Eliza? Apa ini alasan kamu maksa aku buat dateng ke reunian itu?" desaknya lagi.

"Ya," Rafandra mengakui. "Ini semua ide aku, dan Eliza cuma nambah-nambahin bukti aja. Tadinya aku gak expect bakal ada video tambahan itu, cuma ternyata mereka belum berubah jadi ini makin mempermudah kita buat membalas kejahatan mereka di masa lalu," lanjutnya dengan nada tenang.

"Kenapa kamu ngelakuin itu?"

"Buat ngebales perlakuan mereka terhadap kamu. Aku pengen mereka juga ngerasain gimana rasanya dihina orang-orang, kalau bisa hidup mereka harus lebih hancur dari sebelumnya," ucapnya dengan nada suara yang berubah dingin.

Lingga memundurkan langkahnya, ia merinding melihat bagaimana Rafandra terlihat berbeda dari yang dikenalnya. Pria itu terlihat seperti pembunuh berencana yang berhasil melumpuhkan lawannya.

Rafandra bangkit berdiri dari kursinya kemudian berjalan mendekati Lingga. "Aku pernah bilang kan sama kamu? Aku ikut terlibat atas apa yang mereka lakuin sama kamu dulu, dan buat kamu sampe benci sama aku. Jelas itu gak adil karena mereka yang buat kamu nginget aku sebagai kenangan yang buruk. Kebetulan Eliza mau diajak kerja sama, dan ternyata masih nyimpen banyak bukti buat di publish ke media sosial. Selain ini berdampak baik buat kariernya, berita ini juga bisa jadi cara buat balas dendam sama mereka," kata pria itu masih dengan senyuman lebar dikedua belah bibirnya. Tangannya terangkat menyentuh pipi Lingga dengan lembut.

"Kamu tau? Rasanya kayak aku pengen banget bunuh mereka karena berhasil buat kamu nangis," lirihnya yang seketika membuat Lingga menahan napas.

"Mereka berhak dapetin itu, Li. Bahkan mungkin belum sepadan sama apa yang kamu rasain," ucap Rafandra lagi. Gadis itu tidak mengatakan apa-apa, di satu sisi ia merasa tidak menyangka Rafandra dan Eliza akan melakukan sejauh itu. Namun di satu sisi, ia pun menginginkan hal itu terjadi pada Nemi dan teman-temannya.

Apakah manusia aslinya memang sejahat ini? Manusia menyukai bagaimana manusia yang mereka benci menderita.

"Tapi tenang aja, aku sama Eliza udah sepakat kalau gak bakal bawa-bawa nama kamu. Jadi kamu gak perlu khawatir. Kamu percaya sama aku, kan?" kata Rafandra menenangkan Lingga.

Ragu-ragu Lingga menganggukan kepalanya. Ia membasahi bibirnya lalu tersenyum kepada Rafandra. Mungkin ini yang memang ia inginkan dari dulu namun tidak mampu ia lakukan. Lingga merasa sedikit puasa serta merasa lega.

Spring Romance (END)Where stories live. Discover now