bagian lima

3.3K 276 3
                                    

Dengan perasaan yg hancur,  Haechan memungut pakaiannya lalu memakainya dengan cepat. Mengabaikan Mark yg masih terlelap. Haechan berjalan dengan tertatih karena merasakan sakit dan nyeri di area pribadinya.
Begitu keluar,  matanya kembali berair. Masih seperti mimpi,  orang yg Haechan kejar bertahun tahun,  orang yg Haechan cintai selama satu tahun ini tega membuatnya hancur seperti ini.
Di dalam taksi Haechan melihat pesan dari Jaemin. Riwayat chatnya sampai jam 3 subuh dan itu artinya Jaemin mengkhawatirkannya semalaman.  Ada 15 panggilan dari Jaemin,  5 panggilan dari Renjun dan juga 7 panggilan dari bundanya.  Tangan Haechan gemetar,   Haechan sangat ketakutan saat ini.  Meraup keberanian yg tersisa, Haechan menelpon Jaemin.

"SETAN,  KAMU DIMANA HAH?  AKU PANIK SETENGAH MATI"

haechan menggigit bibirnya dengan kuat agar tangisnya tidak pecah.  Meskipun terdengar galak namun Haechan tau,  Jaemin mengkhawatirkannya.

"Na"

"kamu kenapa? "

"jangan sekolah ya na,  aku butuh kamu sekarang"

Tut

Haechan takut tangisnya pecah makanya dia mematikan sambungan telponnya secara sepihak.  Airmatanya lagi lagi jatuh tanpa mampu ia cegah.  Hatinya sakit,  kenapa Mark tega,  Haechan gak pernah melewati batas dalam mengusik pemuda itu tapi kenapa balasannya sebegini menyakitkan.
Taksi yg Haechan tumpangi sampai di rumah Jaemin.  Haechan turun lalu membayar taksinya.  Di sana Jaemin berdiri dengan tatapan intens gadis itu layangkan pada sang sahabat.
Haechan menarik tangan Jaemin dengan pelan lalu menyeretnya ke kamar.  Begitu sampai kamar,  tangis Haechan pecah sepecah pecahnya.  Bukan hanya menangis,  Haechan juga memukul mukul badannya,  menjambak rambutnya sendiri.  Jaemin gak tau apa yg terjadi pada sahabatnya,  yg mampu Jaemin lakukan saat ini adalah memeluk sang sahabat dengan erat.  Pikiran buruk mulai menyelimuti otak Jaemin,  felling Jaemin mengatakan kalau telah terjadi sesuatu pada sahabatnya ini. Dan itu sesuatu yg gak baik Semoga Haechan mau berbagi.

❤❤❤
Mark mengerjapkan matanya berkali kali,  menetralkan penglihatannya dengan keadaan sekitar.  Mark memegang kepalanya,  tiba tiba dia teringat Haechan.  Gadis itu gak hanya wira wiri di kehidupan nyatanya tapi juga dalam mimpinya.
Yup,  Mark menganggap kejadian semalam hanyalah sebuah mimpi.  Mark dengan bodohnya gak melihat sekitar,  ada bercak darah di sana,  darah keperawanan Haechan akibat ulahnya.   Mark membeku saat dia sadar kalau tubuhnya nekad.  Mark mencoba mengingat tapi tetap aja gak ingat apa apa.  Hanya bayangan wajah melas Haechan dan Mark masih yakin banget kalau itu hanya mimpinya saja.
Mark menelpon Lucas "hallo"

"siapa jalang yg tidur sama gue semalam?"

Lucas terkekeh di sana "gue gak tau bangsat,  gue langsung pulang pas lu bilang ada orang yg lu kenal,  kenapa memangnya? " tanya Lucas di sana.  Bukannya menjawab,  Mark malah memutuskan telponnya sepihak membuat Lucas mengeram kesal di sana.

Mark menatap sekitar,  matanya membulat saat sadar ada noda merah di sana.  Mark deg deg'an,  siapa gadis yg sudah ia lecehkan?  Yg ada di otak Mark hanya Haechan tapi sekeras mungkin Mark menolak pemikirannya.  Haechan bukan gadis penikmat dunia malam,  dalam ingatannya, Haechan ada di tempat yg sama dengannya tapi tampilan gadis itu gak seperti tampilan orang yg mau ke club malam.   Mark masih dengan pemikirannya,  dia hanya mimpi soal Haechan.
Gak mau ambil pusing,  Mark memungut pakaiannya lalu memakainya,  setelah itu dengan buru buru keluar dari sana.


❤❤❤
Jaemin mengepalkan tangan setelah mendengar cerita Haechan. Jaemin rasanya mau meledak karena emosi tapi sebisa mungkin gadis itu menahannya.  Haechan membutuhkannya saat ini. 
Kalau dia meledak sekarang,  pasti keluarganya akan kepo.  Jaemin gak mau membuat keadaan Haechan makin menyedihkan.

"aku takut na hiks"

Jaemin memeluk Haechan dengan erat "kita ngomong sama kak Mark ya"

Haechan menggeleng "jangan" cegahnya.

"dia harus tau chan"

"nanti di kira aku manfaatin dia na, kak Mark mencintai kak Renjun"

"hah,  serius? "

Haechan mengangguk.

"semalam dia bilang ke aku,  sakit banget na,  dia ngasi aku fakta itu sekaligus memberikan aku pelajaran,  sakitnya itu numpuk banget"

Jaemin mengelus surai Haechan.

Setelah tangisan Haechan reda,  Jaemin mengajak Haechan membuat kesepakatan.  Jaemin menghapus sisa airmata di pipi sahabatnya.

"jangan nangis lagi, ayo buat kesepakatan"

Haechan menatap Jaemin.

"kak Mark nembak di mana? "

"nembak apa? " tanya Haechan bingung.

"sperma nya bodoh alpalagi?"

Haechan menggeleng heboh,  dia gak ingat.

"gini aja"

Jaemin meraih kedua tangan Haechan "kamu udah aku anggap seperti saudara aku sendiri chan,  kita beda bulan doang dan aku merasa seperti punya seorang adik,  kamu sakit aku ikutan sakit,  untuk sekarang aku bakalan tutup mulut sesuai mau kamu tapi aku mohon,  kalau terjadi sesuatu, misalkan___kamu hamil,  semoga gak, amit amit tapi kita harus mengantisipasi chan,   jangan halangi aku buat ngomong sama kak Mark,  kamu gak boleh menanggung derita sendirian,  paham?"

Haechan mengangguk, Jaemin tersenyum.

"aku gak bakal ninggalin kamu,  aku akan terus ada di sisi kamu Chan,  jangan sedih ya,  maafin aku,  karena aku kamu mengalami hal kek gini"

Jaemin menangis,  menarik kembali Haechan kedalam pelukannya. 
Keduanya kembali berpelukan diiringi tangisan bersalah dari Jaemin dan tangisan ketakutan dari Haechan.

Bersambung...

Love You kak Mark (markhyuck gs) Where stories live. Discover now