bagian tiga puluh delapan

3.5K 388 46
                                    

Meskipun di liputi amarah,  Haechan gak mungkin membuka fakta tentang status Renjun yg hanyalah anak angkat di keluarganya.   Haechan meminta kedua orang tuanya untuk membawa Renjun pergi darisana.

Jongin menatap Haechan "ayah boleh bicara sebentar? "

Haechan mengangguk.
Biar bagaimanapun,  Jongin tetaplah ayah kandungnya.  Sekecewa apapun dia, dia gak akan bisa melupakan fakta kalau di dalam darahnya mengalir darah Jongin juga. 

Mingyu menarik Guan sedikit menjauh,  dia malas sebenarnya tapi ini permintaan Haechan.  Mingyu bicara hanya berdua dengan Guan.
Mark menghampiri Dee hae "mami bohong sama aku? " tanya Mark.

Ada sedikit rasa gak terima tapi di samping itu dia merasa lega,  Haechan gak keguguran seperti yg dikatakan Dee hae.

"kenapa mami lakuin itu?  Ngasi aku pelajaran? " tanya Mark sedikit kecewa.

Mark bukan kecewa karena di bohongi,  tapi kenapa harus bilang Haechan keguguran,  itu sama saja seperti mami nya bilang kalau anaknya meninggal padahal kenyataannya anaknya masih ada dalam perut ibunya, masih dalam keadaan sehat.
Dee hae sadar akan kekecewaan Mark,  Dee hae sadar tindakannya berlebihan hanya untuk membuat Mark merasa bersalah dia sampai menumbangkan cucunya yg gak tau apa apa.

"maaf" ujar Dee hae tulus.

"mami tau kok kalau mami berlebihan,  gak seharusnya mami kek gitu"

Mark mengangguk "gak apa apa mi,  lain kali jangan gitu mi"

Dee hae mengabaikan Mark,  netranya menatap Renjun yg masih berada dalam dekapan Sooyoung.
Dee hae menghampiri Renjun dan Sooyoung, berdiri di depan dua wanita itu sembari melipat dada.

"sesaat kamu merasa menang tapi dalam hitungan detik kamu dikatakan kalah,  gimana perasaan kamu Renjun? "

Renjun menatap Dee hae,  matanya bengkak karena menangis. 

"kenapa nangis?  Aku harap itu airmata karena merasa bersalah terhadap adikmu bukan karena kau merasa kalah dari adikmu?"

"tolong,  putri saya sedang terguncang,  jangan membuat perasaannya semakin buruk" tegur Sooyoung.

Dee hae tertawa "tapi Haechan juga putrimu,  aku harap anda gak lupa kalau anda juga mempunyai putri bernama Haechan"

"rumah tangga Haechan hampir hancur karena ulah putrimu yg ini,  bagaimana anda melupakan perasaan Haechan?  Pernah mikir gak gimana hancurnya perasaan Haechan"

"Haechan anak yg manis,  dia gak pantas di sakiti kek gini,  jangan buat perasaan sakit Haechan menjadi terbiasa,  aku hanya takut Haechan akan mengabaikan kalian kalau dia sudah merasa terbiasa terluka oleh kalian,  hargai waktu yg ada,  jangan sampai menyesal di kemudian hari"

Setelah mengatakan itu,  Dee hae meinggalkan Sooyoung dan Renjun di sana.  Bergabung dengan Mark,  dan suaminya di sofa.  Gak lama Mingyu ikut bergabung,  Guan ikut bergabung dengan Sooyoung dan Renjun.

Di ruangan sebelah,  Soo hyun memberi ruang untuk Haechan bicara dengan ayahnya.
Jongin menatap Haechan,

"kenapa kamu tega sama kakak kamu nak?"

Haechan mengernyit,  apa maksudnya?  Tega soal apa?

"apa maksud ayah? "

"menyuruh orang asing untuk menggagahi kakak kamu,  kasarnya kamu menyuruh orang asing untuk memperkosa kakak kamu sendiri,  apa yg kamu pikirkan?  Apakah itu bukan tindakan kejahatan"

Untuk sesaat nafas Haechan tercekat,  ayahnya menuduhnya berbuat jahat terhadap Renjun.  Seburuk itu kah dia di mata kedua orang tuanya?  Hati Haechan rasanya sangat sakit.  Anak siapa dia sebenarnya?  Siapa sebenarnya anak kandung kedua orang tuanya?

"kamu marah sama kakak kamu,  ayah paham,  tapi apakah pantas kamu membalasnya seperti ini? "

Haechan hanya diam,  hatinya serasa bolong karena terlalu sakit sampai rasanya sangat sulit hanya untuk mengeluarkan suara untuk membela diri.

"kamu diperkosa,  kamu sakit hati lalu membuat kakak kamu juga harus merasakan hal yg sama,  ayah sampai bingung,  kemana anak ayah yg baik dan le__

"CUKUP YAH! "

"aku gak apa apa ayah buang aku,  aku gak apa apa kalau ayah merasa kecewa,  ini sudah kedua kalinya yah,  sudah kedua kalinya ayah menuduh aku"

Haechan mencengkram perutnya,  airmata gak bisa di tahan lagi.  Hatinya seperti di remas.

"kejadian yg menimpa kak Renjun,  aki tegasin,  aku gak terlibat,  aku gak tau apa apa"

"mustahil kalau kamu gak tau apa apa"

Haechan menatap Jongin kecewa "ayah menyesal punya anak seperti aku? " tanya Haechan lirih.  Hatinya terlalu sakit sampai pertanyaan gak masuk akal itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"aku ada di sana,  itu memang benar yah tapi aku ada untuk menyelamatkan kak Mark bukan untuk mencelakai kak Renjun,  apa ayah pikir aku sejahat itu"

Haechan bangun,  airmatanya semakin deras mengalir "apa aku kepedean,  saat ayah minta untuk bicara berdua, aku pikir ayah akan minta maaf,  ternyata aku salah,  ayah malah menuduhku seperti ini, ayah sayang banget ya sama kak Renjun? "  tanya Haechan lirih.

"kalau ayah gak percaya sama yg aku katakan, ayah boleh laporin aku ke polisi yah,  aku siap yah,  kalau itu buat ayah puas" ujar Haechan miris.

"kalau gak ada lagi yg ingin ayah katakan,  aku keluar yah,,  aku tertekan akhir akhir ini, aku takut bayiku kenapa napa kalau terlalu lama bicara dengan ayah"

Jongin bangun,  menatap mata putrinya yg terlihat sangat terluka. 

"maa___

"jangan minta maaf yah,  jangan minta maaf kalau akhirnya ayah mengulanginya lagi,,,  aku pikir gak adil kalau hanya orang tua yg berhak merasa kecewa pada anaknya,  aku kecewa sama ayah dan bunda,  aku anak kalian,  anak kandung kalian tapi sikap kalian membuat aku bingung,  siapa aku sebenarnya?"

Haechan menghapus airmatanya dengan kasar sebelum keluar dari ruangan itu.  Haechan memaksakan senyum palsunya di depan orang tua Mark,  gak mau mereka curiga kalau dia habis menangis karena Jongin.  Haechan menatap Renjun yg ada dalam dekapan Sooyoung, 

"bun,  tempat aku benar benar sudah di ambil ya? " tanya batinnya nelangsa. 

Matanya kembali memanas,  Dee hae menatap Haechan,  seolah paham dengan apa yg Haechan rasakan,  tangan lembut itu menepuk punggung Haechan dengan lembut.
Jongin ikut bergabung "maaf atas kekacauan yg di buat oleh putri tertua kami,  aku sebagai ayahnya meminta maaf dengan sangat tulus" ujar Jongin.

Matanya kemudian menatap Haechan, Haechan memalingkan wajahnya saat sadar kalau Jongin menatap kearahnya. 
Haechan berharap Jongin segera pergi dari hadapannya agar hatinya gak makin sakit. 
Haechan menarik tangan Dee hae,  mereka pergi darisana.  Jongin menatap punggung sempit anaknya dengan perasaan bersalah,  setelah itu Jongin berjalan keaarah Sooyoung dan Renjun. Menatap tajam kearah Guan,  "kamu ikut aku! "

"iya,  aku gak akan lagi" ujar Guan.

Guan menatap sebentar kearah Mingyu sebelum pergi darisana,  mengikuti Jongin,  Sooyoung dan Renjun.

Bersambung...

Kaget banget dengar kabar Haechan, sampai nangis tengah malam kek orang gila.  Di situ aku paham,  di level mana aku mencintai Haechan. Anakku sampai tanya gini,

"bun kenapa?  Bun nangis kenapa?  Pas liat layar hp ku,  dia bilang gini "kak ecan sakit ya bun?  Sakit apa? "

Aku jelasin sepemahaman dia aja kan terus dia bilang gini "kak ecan kan bisa sembuh bun,  jangan nangis,  nanti nay ikutan nangis" eh malah mewek bareng. Sedikit lega pas dapat kabar dia makan sama Renjun,  sehat terus anak lanangku🙏

Love You kak Mark (markhyuck gs) Where stories live. Discover now