bagian dua puluh tiga

3.2K 328 10
                                    

Sekitar jam setengah tujuh, Haechan sudah bangun. Hendak membersihkan apartemen tapi takut mengganggu Mark yg masih terlelap di sofa.
Setelah perdebatan panjang masalah boba semalam, Haechan merajuk dan berakhirlah Mark yg berjuang tengah malam untuk mendapatkan boba di tempat yg sama karena penjualnya sudah tutup.
Karena sudah terlalu malam, Mark akhirnya memutuskan untuk menginap. Haechan juga mengijinkam asalkan Mark tidur di sofa.
Haechan ke dapur, mengeluarkan makanan dari kulkas lalu memanaskannya.
Setelah selesai semuanya, Haechan membangunkan Mark.

"kak, bangun"

Haechan menggoyang goyangkan lengan Mark.

"euumm" lenguh Mark.

Haechan menarik selimut dari tubuh Mark supaya Mark cepat bangun. Mata Mark masih setengah terbuka.

"jam berapa? " tanya Mark.

"delapan" jawab Haechan.

Mark belum juga beranjak, "cepat kak, nanti makanannya dingin"

Mark berusaha untuk membuka kedua matanya.

"ada sikat gigi baru di kamar mandiku, kesana gih, cuci muka terus gosok gigi, habis itu cepat ke meja makan" perintah Haechan.

Mark gak menjawab, bangun lalu ke kamar Haechan.
Sembari menunggu Mark, Haechan membersihkan ruang tamu, dapurnya sudah tadi. Setelah selesai menyapu, gadis itu juga mengepel. Haechan sudah biasa kok melakukan pekerjaan itu.
Gak lama Mark datang, Haechan baru selesai mengepel.

"kenapa gak pake ART? " tanya Mark.

"gak ada uang buat bayar" jawab Haechan.

"syukur syukur Jaemin pinjamin apartemennya, kalo gak aku udah jadi gelandangan" tambah Haechan lagi.

Keduanya beriringan ke meja makan.

"kakak ambil sendiri ya"

"iya" jawab Mark.

Setelah makan, keduanya duduk di sofa.

"kata mami, papi sama mami sudah beliin rumah buat kita tinggal nanti, nanti papi mau ngomong sama kamu katanya"

Haechan mengangguk, dia sudah tau soal rumah karena Dee hae sudah memberutahunya.

Mark menatap Haechan "ayo ke rumah, malam ini nginap di sana soalnya barang barang kamu mau di pindahin ke rumah baru"

"gak ada barang barangku, aku keluar dari rumah cuma bawa badan doang"

Mark menunduk, merasa bersalah.

"maaf"

"gak usah minta maaf terus, toh sudah kejadian kan, aku gak mau bahas itu lagi kak"

Mark diam "ayo pergi"

"aku ambil tas dulu"

Haechan cuma bawa satu tas baju, itupun tas sedang.

❤❤❤
Rumah untuk Mark sama Haechan tu sudah ada tapi Dee hae gak ngijinin mereka tinggal di sana dulu mengingat Mark masih kuliah terus kandungan Haechan juga masih sangat muda, Dee takut Haechan sama calon cucu nya kenapa napa. Setelah lama berdiskusi, akhirnya mereka sepakat untuk tinggal dulu di rumah orang tua Mark.

"kak" panggil Haechan saat melihat Mark sendirian di sofa.

Mark menepuk ruang kosong di sampingnya "duduk sini"

Haechan menurut.

"kenapa? " tanya Mark.

"gak apa apa, cuma manggil aja"

Mark menatap Haechan malas.

"mau sesuatu? "

"gak! " jawab Haechan.

"mulai besok aku bakalan sibuk di kampus karena ada acara untuk ulang tahun kampus, kebetulan aku jadi panitia acaranya"

"hem"

"kalau mau apa apa ngomong sama mami ya atau sama mbok, jangan gerak sendirian ok"

"iya"

"aku pengen cepat cepat kerja chan, kayaknya aku bakal nerima saran dari papi deh"

Haechan menatap Mark "saran apa? "

"kuliah sambil kerja, kata papi aku harus belajar bertanggung jawab mulai dari sekarang"

Tiba tiba Mark mengeluarkan satu kartu dari dompetnya, di serahkan ke tangan Haechan "pake kartu aku kalau kamu butuh apa apa"

Haechan menggeleng dengan heboh "aku punya tabungan sendiri kak, masih banyak kok isinya" tolak Haechan.

"itu kan uang kamu sendiri nah kalo yg ini uang aku, jatahnya kamu, jangan nolak ya"

Terpaksa Haechan terima.

"maafin aku sudah buat hidup kamu menderita, gara gara aku kamu putus sekolah"

"malas banget tau kak kalau bahas itu"

Mark meraih tangan Haechan lalu menggenggamnya "nanti kalau baby nya sudah lahir, kamu boleh kok lanjut sekolah, biar kita bayar pengasuh aja buat baby nya ya"

Haechan tertegun, gak nyangka aja Mark bisa kepikiran sejauh itu.

Mark masih ingat dengan permintaan Haechan, dia sudah menyetujuinya tapi Mark janji, akan membuat pernikahan mereka berhasil sebelum hari dimana waktu yg di tentukan Haechan.
Mark sadar Haechan terluka karena dia, Mark juga sadar kalau dia sudah banyak membuat wanita itu menitikan airmata, Mark janji, walau gak ada cinta untuk Haechan saat ini tapi dia berjanji untuk mengosongkan tempat di hatinya hanya untuk Haechan kelak.

Bersambung...

Love You kak Mark (markhyuck gs) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang