bagian enam

3.2K 279 2
                                    

Setelah merasa tenang,  Haechan pun memutuskan untuk pulang.  Untuk saat ini,  Haechan mencoba untuk melupakan kejadian semalam agar dia tidak terlalu sedih.

"kamu darimana?  Di telpon bunda gak di angkat,  di telpon kakak kamu juga gak di angkat,  untung ayah lagi di luar kota,  kalau pergi kemana itu bilang sama orang rumah nak"

Haechan yg baru masuk rumah langsung di sambut dengan omelan dari bundanya.

"aku ke rumah Jaemin bun,  menginap di sana,  maaf gak ngabari bunda"

"hari ini gak sekolah? "

"gak bun,  gak belajar hari ini jadi aku gak sekolah" bohong Haechan.

"yaudah, ganti baju sana terus makan sama bunda"

"iya bun"

Haechan memasuki kamarnya lalu menutup pintu dengan rapat.  Matanya kembali sendu. 
Haechan memeluk tubuhnya dengan isakan kecil dari bibir mungilnya.

Setelah puas menangis,  Haechan membersihkan badannya lalu keluar.

"jalannya kok gitu,  kenapa? " tanya bunda Soyoung saat sadar cara jalan anaknya agak aneh.

Untuk sesaat Haechan gelagapan,  gak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari bundanya.

"kaki aku keseleo bun tadi malam di rumahnya Jaemin,  karena kurang hati hati jalannya sampe nabrak vas bunga di rumah Jaemin" lagi lagi Haechan berbohong.

"sudah di urut? Masih sakit gak? " tanya bunda Soyoung khawatir.

"sudah bun,  semalam di urut sama mbok di rumahnya Jaemin"

"oh gitu,  ayo makan sama bunda"

Haechan duduk di sana.

"kak Renjun sudah pergi ya bun? "

"iya,  di jemput Mark tadi"

Tangan Haechan meremat sendok di tangannya cukup kuat saat mendengar nama Mark. 
Hatinya kembali sesak dan sakit secara bersamaan.

"mata kamu bengkak gitu,  habis nangis ya?"

Haechan memaksakan tawanya "semalam nonton drakor sama Jaemin bun,  ceritanya sedih soalnya"

"ada ada aja kamu"

Hening.  Haechan dan bundanya mulai menyantap makanannya,  tidaj ada percakapan lagi sampai mereka selesai menghabiskan makanan masing masing.
Haechan membawa piring kotor untuk di cuci.

"nanti sore temani bunda ke pasar ya,  bunda mau beli ikan segar sama sayur sayuran"

"kok tumben bun? "

"kan ayah kamu mau pulang lusa"

Haechan sampai lupa kalau ayahnya 3 bulan sekali pulang ke rumah.  Maklum kerja pelaut. Dan ini emang waktunya untuk ayahnya pulang.

"iya bun,  nanti aku temani bunda"

❤❤❤
Renjun datang datang langsung mencari Haechan.

"bun Haechan mana? "

"ada di kamarnya"

Renjun langsung ke kamar Haechan.

Tok
Tok
Tok

"chan"

"masuk kak,  gak di kunci kok"

Renjun segera masuk.

"kapan pulang?  Semalam kemana kok aku telpon gak di angkat? " tanya Renjun sembari ikut duduk di samping Haechan.

"aku di rumahnya Jaemin kak,  gak pegang hp sama sekali karena kita sibuk ngdrakor di bioskop mini di rumah Jaemin"

Renjun menatap Haechan serius "aku mau ngomong sesuatu"

Haechan penasaran "ngomong aja kak"

"Mark nembak aku"

Deg..

Haechan gak tau harus ngomong apa.  Dia sudah tau kalau Mark menyukai kakaknya tapi dia gak menyangka kalau akan secepat ini.

Haechan hanya mengangguk.

"aku belum terima karena aku mau ngomong sama kamu dulu"

Haechan jadi ingat kata kata Mark sebelum kejadian nahas itu terjadi.  Mark menganggap Haechan sebagai penghalangnya bersama Renjun.  Haechan sudah menyerah setelah kejadian semalam,  dia menyerah pada perasaannya kepada Mark.

"aku sudah menyerah kak, terima aja kak Mark"

"benaran?  Gak apa apa? "

Haechan mengangguk "gak apa apa,  percuma aku paksa kalau hati kak Mark untuk orang lain,   aku benaran kak,   terima aja kak Mark,  aku akan coba move on"

Renjun langsung menarik Haechan kedalam pelukannya,  "maaf" cicit Renjun.

"gak usah minta maaf kak,  kakak gak salah kok,  aku yg salah di sini"

❤❤❤
Haechan menelpon Jaemin dan menceritakan soal Mark yg menembak Renjun.  Jaemin gak banyak ngomong karena dia gak mau bikin sahabatnya makin sedih.  Yg mampu Jaemin lakukan adalah meyakinkan Haechan untuk ihklas melepaskan Mark. 

"jangan sedih ok,  pasti akan ada laki laki yg jauh lebih baik dari kak Mark,  move on ya,  aku bakalan bantuin kamu"

Itu yg Jaemin bilang,  Haechan hanya menurut,  gak ada yg bisa dia lakukan saat ini.  Haechan gak menyangka kisah cintanya akan sepahit ini.  Di tolak,  di patahkan hatinya dan di hancurkan sampai berkeping keping oleh orang yg sama,  orang yg sangat ia cintai. 
Haechan akan melepaskan Mark dan mulai menjalani hari harinya seperti saat ia belum mengenal Mark.  ini gak akan mudah tapi Haechan akan berusaha melakukannya.
Sore itu Haechan pergi ke salon langganan bundanya,  Haechan memotong rambutnya.   Setelah memotong rambut Haechan pergi ke taman.  Merenung di sana cukup lama,  Haechan gak menyangka kalau patah hati akan menyakitkan seperti ini.
Haechan mendongak keatas,  menatap langit sore dengan tatapan yg sendu,  bibirnya menyunggingkan senyum yg sangat pedih.
Tiba tiba seseorang merangkulnya,  Jaemin tersenyum lembut kearah Haechan "aku udah janji kan kalau aku akan selalu ada di saat kamu sedih,  ayo keluarkan semuanya,  kalau mau nangis ya nangis aja,  kalau mau teriak ya teriak aja Chan,  gak apa apa kok biar perasaan kamu lebih baik"

Mendengar perkataan Jaemin,  tangis Haechan kembali pecah.  Haechan menangis sejadi jadinya, Jaemin hanya menatap Haechan dengan tatapan sedih.  Perjuangan tiga tahunnya benar benar berakhir menyakitkan seperti ini.  Jaemin gak tau sehancur apa keadaan hati sahabatnya saat ini. 

Bersambung....

Love You kak Mark (markhyuck gs) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ