bagian dua puluh delapan

2.7K 333 33
                                    

Mark menghancurkan hp milik Jeno dengan sekali bantingan.  Alih alih marah,  Jeno malah menampilkan senyum ejeknya.

"kenapa lu bantin hp gue bang?  Biar gak ada bukti? "

Jeno kemudian tertawa "telat anjing,  gue udah kirim ke Haechan rekamannya dan gue yakin Haechan pasti sudah mendengarnya"

Mark mencengkram kerah baju Jeno "jaga batasan lu anjing, meskipun lu sepupu gue,  lu gak ada hak buat masuk ke dalam lingkaran hidup rumah tangga gue"

Mark mendorong Jeno dengan kasar "jangan sampai batas kesabaran gue habis, lu bisa mati di tangan gue"

Jeno menatap Mark dengan tenangnya "lu gak cinta kan sama dia?"

Kali ini Jeno bertanya dengan serius,  Mark gak menjawab.

"gue pernah bilang sama lu kan bang kalo gue pernah suka sama dia?,  gimana kalo gue mulai perjuangin dia, gak perduli ikatan antara kalian berdua, gue bakal langkahin itu kalo gue mau,  gue gila bang,  dan lu bakal liat kegilaan gue kalo lu sampe nyakitin Haechan"

Setelah mengatakan itu Jeno langsung masuk ke dalam mobilnya lalu pergi dari sana meninggalkan Mark sendirian.

Untuk beberapa saat Mark seperti orang linglung,  air mukanya menegang saat mengingat sesuatu,  rekaman yg dikirim Jeno ke Haechan. Mark segera masuk ke mobil lalu pergi darisana juga.  Mungkin dia akan melewatkan kelasnya kali ini.

❤❤❤
Mark seperti seorang maling saat ini.  Mengendap endap hanya untuk mengambil hp milik Haechan.  Saat ini Haechan sedang tidur. 
Beruntung Mark tau password hp Haechan,  tanggal pernikahan mereka.  Mark segera melihat pesan dari Jeno,  gak ada,  ada pesan dari Jeno tapi itu 4 hari yg lalu dan Haechan gak membalasnya sama sekali.  Mark bernafas lega,  itu artinya Jeno berbohong.  Mark meletakan hp milik Haechan lalu duduk di tepi ranjang.  Ada perasaan aneh yg hinggap di hatinya tatkala menatap wajah damai Haechan saat tidur.  Tangannya terulur untuk mengusap dahi Haechan,  nafasnya perlahan memberat.  
Cukup lama Mark menatap wajah damai istrinya dengan tatapan rumit.  Ada perasaan takut,  entah apa yg dia takutkan.
Entah dapat keberanian darimana,  Mark menunduk lalu mengecup dahi Haechan cukup lama,  kemudian mengecup perut Haechan yg sudah mulai terlihat membuncit. 
Mark berbaring di samping Haechan,  membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. 

Tepat jam dua lebih sepuluh menit Haechan membuka matanya.   Perutnya terasa berat,  ternyata ada tangan besar Mark yg melingkar di perutnya.  Haechan perlahan menyingkirkan tangan Mark dari perutnya lalu keluar dari kamar. 

Rumah besar itu sangat sunyi, kedua mertuanya sedang keluar kota karena pekerjaan.  Haechan melihat mbok yg sedang berkutat di dapur.

"mbok,  lagi ngapain? "

"nyusun buah non,  tadi buah pesanan nyonya datang,  itu untuk non Haechan"

Ada beberapa kaleng susu ibu hamil dengan varian rasa,  Dee hae pernah bahas soal susu itu,  Dee hae gak mau Haechan merasa bosan dengan hanya satu rasa saja.
Haechan tersenyum hangat,  perhatian ibu mertuanya itu membuat hatinya menghangat.

"non mau sesuatu? "

Haechan tampak ragu tapi dia benaran kepengen saat ini.  Nama Mark gak terlintas di pikirannya sama sekali untuk meminta tolong.  Haechan merasa gak enak,  sepertinya dia akan merepotkan wanita tua ini.

"mbok,  aku boleh minta tolong gak? " tanya Haechan sopan.

Buahnya belum selesai di susun tapi Haechan berencana akan menyelesaikan pekerjaan mbok.

"minta tolong apa non? "

"aku kepengen makan pisang keju mbok,  terus mau makan cumi asin juga, aku mau pergi pasti gak bakal di ijininin"

Mbok tersenyum, dia tau betapa protect nya orang rumah terhadap Haechan.  Bahkan Dee hae sudah dalam tahap mencari supir pribadi untuk menantunya saat ini karena Dee hae tau Mark gak 24 jam dalam sisi Haechan karena masih kuliah.

"yaudah,  mbok ke pasar aja,  gak apa apa kan non kalo belanjanya di pasar?"

Haechan merengut,  merasa kesal dengan mbok yg selalu menganggapnya seperti princces yg di cekoki sendok emas,  Haechan hanya gadis biasa yg kebetulan di persunting anak tunggal kaya raya seperti Mark. 
Kemewahan itu milik Mark,  bukan miliknya.

"gak apa apa mbok ih,  mau di pasar ataupun di pinggir jalan sekalipun, aku gak apa apa kok"

Mbok tersenyum lalu mengambil dompet belanjanya.

"bentar ya mbok,  aku ambil uangnya dulu"

"gak usah non" cegah si mbok.

"tuan Soo  meninggalkan satu kartu untuk kebutuhan non,  takutnya non mau apa apa,  yg kek gini non,  sudah ada uangnya dari tuan kok" lanjut si mbok saat melihat kerutan kebingungan di wajah istri bos muda nya itu.
Haechan hanya mengangguk.  Kenapa perlakuan kedua orang tua Mark selalu membuatnya ingin menangis,  terkadang Haechan merasa seperti bukan menantu tapi malah seperti putri kandung mereka.  Tiba tiba wajah Jongin dan Sooyoung menghampiri otaknya,  hal manis dan pahit langsung berebut untuk masuk ke dalam ingatannya,  hatinya seperti di remas kalau ingat semua itu.
Si mbok sudah pergi, Haechan melanjutkan pekerjaan mbok.

Haechan sudah selesai menata buah di kulkas buah,  setelahnya dia menyusun susu susunya di lemari.  Banyak vitamin untuk ibu hamil juga di sana.

"love you mi" gumamnya dengan senyuman lembutnya.  Haechan melihat banyak cucian di wastafel,  tanpa pikir panjang Haechan memakai sarung tangan lalu mulai mencuci piring kotor di sana.

"kamu ngapain? "

Haechan gak kaget,  itu Mark.

"mbok mana?  Kok kamu yg cuci piring? "

Mark membuka paksa sarung tangan Haechan membuat Haechan merengut.

"ini sebentar lagi selesai,  aku cuma bantuin mbok"

"gak usah! " tegas Mark.

Haechan gak banyak protes,  menurut saja apa kata Mark.

"mbok mana? "

"aku suruh pergi beli pisang keju sama cumi asin" jawab Haehan sembari duduk di sofa single miliknya,  itu khusus untuk ibu hamil,  Soo hyun yg membelikannya.

Mark menatap Haechan "kok gak bangunin aku? "

"gak enak" jawab Haechan singkat.

Mark duduk di depan Haechan "gak enak kenapa sih?  Aku suami kamu lo"

Haechan gak menjawab,  lebih memilih menonton tv.  Mark menatap Haechan bingung,  ada apa dengan Haechan?

Bersambung....

Love You kak Mark (markhyuck gs) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن