bagian dua puluh enam

2.8K 322 25
                                    

Bohong kalau Mark sudah sepenuhnya melupakan Renjun. Meski banyak janji yg dia ucapkan untuk Haechan tapi jauh di dalam lubuh hatinya, nama Renjun masih bertengger manis.
Melihat Renjun yg termenung sendirian di taman kampus, awalnya Mark ingin abai tapi langkah kakinya gak bisa di ajak kompromi. Dengan ringannya melangkah ke arah Renjun lalu duduk di samping wanita yg berstatus sebagai kakak iparnya itu.
Untuk beberapa saat Mark bungkam, banyak kata yg sudah nangkring di ujung lidahnya tapi entah kenapa bibirnya sulit hanya untuk sekedar terbuka.

Renjun pada akhirnya menyadari keberadaan Mark, rautnya sulit. Bingung, marah dan rindu.

Gadis itu membenci Mark tapi.. Ayolah, mereka pernah menjalin kasih, perpisahan mereka sangat mendadak, dia memuntahkan amarah pada saat perasaannya kalut dan dongkol. Saat Mark mengutarakan kata putus Renjun gak menjawab apa apa. Apakah mereka sudah resmi putus? Itulah pertanyaan yg sering menghinggapi otak Renjun setelah keadaannya kembali normal.

"gimana kabar Haechan? "

Pertanyaan itu keluar tanpa rencana. Renjun gak tau kalau kata itu yg akhirnya dia lontarkan ke Mark.

"baik" jawab Mark cepat.

Hening.

"soal kita...

Renjun meremat tangannya dengan kuat sedangkan Mark menunggu dengan was was apa yg akan gadis itu katakan selanjutnya.

"apakah kita sudah putus? "

Detik berikutnya Renjun merutuki kebodohannya. Untuk apa dia melontarkan pertanyaan itu?

Dengan gusar Renjun bangun dari tempat duduknya "maaf" cicitnya.

Renjun berniat pergi tapi Mark malah menahan pergelangan tangannya.

Dari jauh seseorang melihat kejadian itu dengan tatapan marah. Dia adalah Jeno.

Apakah Mark berniat mengkhianati Haechan?

❤❤❤
Haechan menatap Jeno heran. Sudah daritadi pemuda itu bilang mau bicara tapi daritadi Jeno hanya bungkam.

"mau ngomong apa? "

Jeno terkesiap.

"hah?"

Haechan memicingkan mata "kenapa? "

Haechan gregetan sampai punya niat untuk meninggalkan Jeno di sana sendirian tapi kemudian Haechan pikir, nanti di bilang gak sopan, biar bagaimanapun, Jeno itu sepupunya Mark. Lupakan hubungan mereka di lingkung.an sekolah yg gak akur, Haechan mengemukakan hubungan mereka sebagai keluarga.

"aku ngeliat bang Mark sama kakak kamu"

Haechan semakin bingung.

"terus kenapa kalau kamu liat kak Mark sama kak Renjun"

Jeno menimbang sesuatu "kamu curiga gak soal mereka? "

Haechan semakin di buat pusing sama perkataan Jeno.

"ada apa sih? "

"gak papa, lupain aja"

"aku pulang"

Haechan mencibir kelakuan Jeno yg di anggap gak jelas itu.

Setelah Jeno pergi Dee hae datang.
Tiba tiba Haechan teringat sesuatu, soal ijinya untuk bekerja.

"mi"

Dee hae tersenyum "ada apa sayang? "

"mau ngomong bentar boleh? "

Dee hae terkekeh, dia gak buru buru kok, gak ada hal penting yg mau dia lakuin untuk saat ini.

"boleh, mau ngomong apa nak? "

Haechan akhirnya mengutarakan niatnya yg masih ingin bekerja dengan alasan bosan di rumah. Awalnya Dee hae gak setuju, Dee hae bahkan menawarkan Haechan pilihan tapi Haechan tetap pada pilihannya. Dee hae menyuruh Haechan untuk memegang salah satu salonnya tapi sayang Haechan menolak. Dee hae gak mau memaksa, biarkan Haechan melakukan apa yg dia mau untuk saat ini sebelum kehamilannya membesar.

"mami ijinin, tapi ingat, kamu harus jaga diri baik baik, ingat ya nak kalau kamu lagi mengandung, soal papi, biar nanti mami yg ngomong"

Haechan tersenyum sumringah.

"makasih mi"

"sama sama sayang"

❤❤❤
Setelah mendapat informasi dari Dee hae kalau Soo hyun juga mengijinkannya dengan syarat Haechan harus menjaga dirinya baik baik, malam itu Haechan langsung ngomong sama Mark. Respon Mark hangat sampai membuat Haechan lupa kalau hatinya sempat risau gara gara perkataan Jeno tadi siang. Mereka tidur saling berpelukan seperti biasanya. Haechan sudah terbiasa dengan pelukan Mark. Semua baik baik saja sih awalnya sampai usia kandungan Haechan menginjak bulan keempat.

Haechan mendapati pesan dari Renjun dengan bahasa yg aneh menurut Haechan.
Untuk sesaat Haechan sampai lupa caranya meraup oksigen. Haechan menelan ludahnya dengan kasar.

"mau sampai kapan kita begini? "

Haechan menahan nafas sembari keluar dari kamar. Harusnya dia gak berharap ke Mark, pada akhirnya dia terluka lagi seperti ini.

Bersambung..

Love You kak Mark (markhyuck gs) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang