bagian dua puluh tujuh

2.7K 332 65
                                    

Meski mendapati chat mencurigakan dari Renjun di hp Mark Haechan gak mau cepat cepat mengambil kesimpulan.  Haechan gak mau curiga,  akhirnya Haechan mencoba melupakan soal itu.
Tapi sayangnya,  malamnya Mark membuat Haechan curiga. Apakah Haechan punya hak untuk itu(curiga?)

Mata Haechan terpejam,  dalam dekapan Mark,  akhir akhir ini Mark selalu memeluknya pada saat tidur. 
Haechan merasakan getaran hp,  itu milik Mark.  Haechan memejamkan mata senormal mungkin,  mengatur nafasnya setenang mungkin untuk meyakinkan Mark kalau dia memang sudah terlelap. 

Hatinya berdebar saat merasakan pergerakan Mark.  Pelukan Mark perlahan melonggar sampai kosong.  Meskipun matanya terpejam,  Haechan seolah dapat melihat bayangan Mark mengambil hp di nakas lalu pergi ke balkon.  Haechan membuka mata perlahan saat di rasa sudah gak ada lagi sosok Mark di sekitar kamar.  Benar,  Mark sudah gak ada di kamar.  Haechan melihat balkon dalam diam,  siluet badan Mark ada di sana.  Haechan penasaran tapi dia takut.  Haechan hendak beranjak untuk menguping tapi dia tiba tiba gak berani.  Beberapa saat menimbang akhirnya Haechan kembali berbaring dan memejamkan mata.
Kalau benar ada sesuatu Haechan yakin tuhan pasti akan menunjukan padanya dengan caranya sendiri.  Haechan lebih memikirkan anak dalam kandungannya,  dia gak mau stres akibat asumsinya sendiri.  Dia juga gak mau caritau,  Haechan takut itu akan jadi racun untuknya sendiri.
Ada rasa penasaran,  dia yakin ada sesuatu tapi Haechan gak mau bergerak,  Haechan hanya terlalu takut.

❤❤❤

Haechan bangun sangat pagi untuk bersiap siap untuk jalan santai.  Itu saran dari dokter agar pada saat persalinan nanti akan sedikit mudah kalau melahirkan normal.

"pagi mbok" sapa Haechan pada si mbok.

"eh non,  mau di temani gak? "

"gak usah mbok,  aku sendiri aja"

"yaudah kalo gitu,  hati hati ya non"

"iya mbok,  aku pergi ya"

Haechan membawa satu botol air putih di tangannya.

Di kamar,  tepat jam 7:30, Mark terbangun. 
Menatap sekitarnya,  gak ada Haechan di sana.  Mark mengambil hp lalu mengetikan sesuatu di sana sebelum ke kamar mandi untuk melakukan rutinitas paginya. Setelah selesai Mark keluar dari kamar,  kebetulan mbok sedang membersihkan kaca bar mini di sana.

"mbok,  Haechan pergi jam berapa tadi? " tanya Mark

"jam 6 mas"

Mark melihat jam di dinding,  kok belum pulang pikirnya.  Mark berniat menyusul Haechan, kembali ke kamarnya untuk mengambil hoodie.  Saat menarik hoodienya yg tergantung, hp nya berdering.  Niatnya tadi mendadak batal.  Mark bersiap siap lalu pergi dengan terburu buru.  Melupakan niatnya yg hendak menyusul Haechan.

❤❤❤
Haechan sedang mengantri membeli bubur ayam.  Saat pulang tadi tiba tiba saja dia ingin makan bubur ayam. 

"mbak duduk aja di sini,  kasian lagi hamil" ujar mbak penjualnya.

Haechan tersenyum "makasih mbak"

Saat sedang menunggu pesanannya,  matanya gak sengaja melihat mobil yg sangat familiar,  Haechan gak salah,  itu memang mobil Mark.
Haechan merasa heran,  kemana Mark pagi pagi begini?  Bukankah semalam dia bilang kelasnya siang karena dosennya sedang ada urusan paginya.

"ini mbak pesanannya"

Haechan tersentak kaget dari lamunannya saat mbak penjual bubur tadi memberikan pesanannya.
Haechan memberikan uang 20'000.

"ini mbak kembaliannya"

"makasih mbak" ujar Haechan dengan tulus. 

Haechan kembali ke rumah.

"mbok kira mas Mark tadi nyusul non Haechan" ujar Mbok bingung saat melihat Haechan datang sendirian.

"gak mbok,  mungkin ada urusan di kampusnya" balas Haechan sembari duduk di meja makan.

"mbok,  minta tolong boleh? " tanya Haechan lembut.

"boleh  non,  mau minta tolong apa? "

"tolong ambilin mangkok sama sendok dong mbok, mau makan bubur"

"iya non,  sebentar ya"

Saat mbok ke dapur,  Haechan mengecek hp nya,  gak ada pesan dari Mark.  Haechan meletakan hp nya saat mbok meletakan mangkok dan sendok di depannya.

"terimakasih mbok"

"sama sama non"

"mami sama papi belum bangun mbok? "

"tuan Soo sudah bangun non,  tadi minta di buatkan kopi,  kalau nyonya kayaknya belum deh"

"oh gitu,  yaudah mbok"

"mbok lanjut kerja ya non" pamit si mbok.

"iya mbok,  semangat mbok"

Setelah selesai menyantap buburnya, Haechan segera ke kamar untuk mandi. 

❤❤❤
Jeno sedang  makan di restoran jepang langganannya.  Jeno gak sendiri,  ada Jaemin dan yangyang.
Mata Jeno menajam melihat di satu objek.  Gak mau Jaemin curiga,  Jeno mencoba untuk terlihat biasa saja. 

"Jaemin,  kamu pulang sama yangyang ya,  aku ada urusan setelah ini"

"ok" jawab Jaemin santai.

Setelah mengantar Jaemin dan yangyang ke depan,  Jeno kembali masuk ke dalam restoran.
Langkah kakinya menuju ke satu tempat.

"hay bang,  gue gabung ya"

Mark menegang,  Renjun gak menatap Jeno sedikitpun.  Jeno terlihat santai, gak menunjukan sikap curiga atau yg lainnya.

"kalian hebat banget,  mantan tapi masih akur,  bahkan duduk makan berdua gini" ujar Jeno dengan santainya.

Renjun buru buru menghabiskan makanannya.  Jeno menatap Renjun heran,  Mark tampak gelisah.

"Haechan tau gak kalian makan berdua gini? " tanya Jeno.

"aku balik dulu b__ah maksud aku Mark" ujar Renjun terlihat salah tingkah.

Air muka Jeno tampak marah,  orang bodoh saja akan sadar kalau kedua orang di depannya ini sedang ada sesuatu.
Renjun pergi tanpa menatap Jeno dan Mark sama sekali.

"salah tingkah banget sih" celetuk Jeno.

"penyakit lama lu gak kambuh kan bang?,  lu gak jadi brengsek di belakang Haechan kan?" tanya Jeno santai tapi ada penekanan di tiap katanya.

Mark gak menanggapi Jeno,  memanggil pelayan di sana lalu membayar makanannya dengan Renjun.
Ini sudah cukup jelas bagi Jeno.
Ekspresi Jeno tampak marah dan kecewa.
Jeno memilih keluar terlebih dahulu,  saat Mark keluar Jeno langsung menghadiahkan satu bogeman di pipi sepupunya itu.

"BRENGSEK" umpat Jeno.

"lu sudah beristri bang,  Haechan lagi hamil, berani beraninya lu khianati dia,  anjing lu bang,  dimana hati nurani lu hah? "

Mark terpancing emosi.

"rumah tangga gue itu urusan gue,  gue cuma menjalankan tanggung jawab atas kesalahan gue aja,  GAK LEBIH, antara gue dan Haechan gak ada cinta,  sampe sini lu paham kan? " ujar Mark penuh amarah.

Jeno tiba tiba tersenyum miring lalu menunjukan hp nya di depan Mark "gue udah rekam kata kata lu di sini bang,  gak sabar gue mau dengerin rekaman ini ke Haechan dan juga orang tua lu, kira kira gimana ya reaksi mereka kalau dengar ini"

"JENO" geram Mark.

Bersambung...

Love You kak Mark (markhyuck gs) Where stories live. Discover now