bagian dua puluh dua

3.9K 355 14
                                    

Di dalam taksi tu Haechan nahan nahan banget buat gak nangis. Haechan bukan tipe gadis cengeng sebenarnya, tapi mengingat perlakuan keluarganya, hatinya sakit, kaya pengen nangis aja gitu saking gak tau nya gimana cara lampiasinnya. Taksi yg di tumpangi Haechan masuk di parkiran gedung apartemen Haechan. Haechan membayarnya lalu keluar.
Haechan mau nangis sebenarnya tapi masih di tahan sama gadis itu, dia butuh seseorang. Seseorang yg sangat paham sama perasaan dia saat ini dan orang yg ada dipikiran Haechan saat ini tu cuma Jaemin. Di dalam Lift Haechan mencoba menghubungi Jaemin,

"hallo chan"

Bibir Haechan mencebik, tangisnya hampir pecah padahal cuma dengar suara Jaemin.

"chan" panggil Jaemin lembut di sana.

"Min, aku butuh kamu sekarang"

Haechan gak tau aja, Jaemin di sama kebingungan pas dengar dia ngomong gitu, Jaemin rasanya pengen nyamperin sahabatnya itu, tapi gak bisa, Jaemin ada acara keluarga, Jaemin tau pasti terjadi sesuatu. Satu nama terlintas di benak Jaemin, Mark.

❤❤❤
Haechan duduk di sofa sembari memeluk tubuhnya, matanya daritadi gak berhenti ngeluarin airmata, menggigit kuat bibirnya supaya gak pecah tangisnya. Bel apartemennya berbunyi. Itu pasti Jaemin, Haechan segera membuka pintu. Airmata makin deras luruh dari mata cantiknya.
Haechan membeku, itu Mark, bukan Jaemin.

"makanannya, kamu lupa, mami suruh aku nganter kesini"

Ada untungnya makanan Haechan tadi ketinggalan, jadi Mark punya alasan, dia jadi ingat kata kata Jaemin.

"Haechan kenapa kak? " tanya Jaemin.

"orang tuanya datang kesini tadi sama renjun, cek cok dikit" ujar Mark.

"gue minta tolong ya kak, ke apart Haechan sekarang! Dia butuh gue tapi gue gak bisa, dia butuh seseorang sekarang"

"gue harus ngapain? " tanya Mark bingung.

"gak perlu ngapa ngapain, kalo lu punya keberanian, cukup peluk aja dia, dia cuma butuh itu doang" jelas Jaemin.

Haechan menyodorkan tangan di depan Mark, mau ngambil tentengan yg ada di tangan Mark, Haechan gak mau liat Mark, Mark salah satu orang yg nyebabin dia kek gini.

"gak di suruh masuk aku nya? " tanya Mark.

Haechan menggeleng, pandangannya kembali mengabur karena airmata. Haechan gak berani buka suara, takut tangisnya pecah, tapi sebagai ganti dia menahan tangis, dadanya yg sakit sekarang.

Grep

Haechan mematung, Sejak kapan Mark masuk? Sejak kapan Mark nutup pintu? Haechan terlalu sibuk dengan pikirannya sampai gak sadar kalau Mark sudah masuk tanpa ijin dari si empunya. Sekarang Mark memeluk Haechan, first skinship dalam keadaan normal

Hiks

Haechan gak perduli lagi siapa yg memeluknya saat ini, memang ini yg ia butuhin daritadi. Begitu Mark memeluknya, tangis Haechan langsung pecah.
Mark gak melakukan apapun selain ya hanya memeluk, karena jujur, Mark gak tau bagaimana cara menghibur seorang wanita, Mark hanya tau cara menghibur jalang di club malam, kalau wanita seperti Haechan gini, Mark gak tau gimana caranya.
Lama banget Haechan nangisnya, kaki Mark sampai keram karena berdiri daritadi. Haechan juga gak ada niat mau nyuruh Mark duduk, biarin aja, mana rantang makanannya masih di depan pintu lagi.
Hampir setengah jam Haechan menghabiskan waktunya cuma buat nangis doang, pas lepas gitu matanya udah bengkak. Mark natap Haechan khawatir sedangkan yg di tatap malah terlihat kesal.
Masih sesenggukan si Haechannya tapi sudah duduk santai di sofa, mengabaikan Mark di sana, anggaplah Mark gak ada.
Mark ke dapur, ngambil air putih untuk Haechan,

Love You kak Mark (markhyuck gs) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang