bagian tiga puluh sembilan

3.5K 370 39
                                    

Haechan menangis dalam pelukan Dee hae membuat Dee hae berpikiran yg gak gak,  apa yg Haechan dan ayahnya bicarakan?  Kenapa Haechan sampai menangis begini?
Dee hae menepuk nepuk punggung Haechan dengan pikiran berkecamuk, ada apa?  Kenapa?
Setelah beberapa saat tangis Haechan mereda,  Dee hae menghapus sisa airmata di pipi Haechan, memberikan senyum lembutnya.

"kalau ada apa apa cerita sama mami"

Haechan menggeleng, Haechan gak mau membuat citra orang tuanya makin buruk di mata kedua mertuanya.  Cukup dia simpan saja perbincangan antara dia dan Jongin tadi,  gak usah orang lain tau.

"gak apa apa mi,  aku sensitif banget akhir akhir ini,  aku nangis gini karena senang banget bisa datang lagi ke rumah ini,  bisa ketemu lagi sama mami dan papi,  terus tadi sempat ngomong berdua sama ayah,  aku senang banget mi sampai rasanya mau nangis eh malah nangis benaran" ujar Haechan penuh dusta.

Dee hae percaya?  Tentu gak.  Dee hae tau Haechan berbohong tapi dia gak mau memaksa, Haechan punya privasi.  Suatu saat kalau dia siap mau cerita Dee hae akan dengan senang hati mendengarkan.
Tiba tiba pintu kamar ada yg ketuk.

"Mi"

Dee Hae menatap Haechan, 

"aku harus bicara dengan Haechan mi,  plis" mohon Mark.

"mami gak masalah sih tapi ya tergantung Haechannya gimana"

Dee hae menatap Haechan lagi "gimana sayang? "

Haechan mengangguk.
Haechan sudah memikirkan ini beberapa hari ini,  dia memang harus bicara dengan Mark.

Mark membawa Haechan kekamar mereka,  kan mereka belum resmi bercerai,  ingat kan? 

Soo hyun menatap istrinya,  Dee hae mengangguk lembut.

"Mark mau ngomong sama Haechan,  Haechannya gak masalah"

Soo hyun mengangguk paham,  meskipun Soo hyun sempat mendukung Haechan untuk bercerai dari Mark tapi jauh di lubuk hatinya Soo hyun ingin rumah tangga anaknya baik baik saja,  tentu dengan sedikit usaha dan sedikit pelajaran untuk Mark.

Di kamar Mark mendadak canggung.  Haechan berdiri sedikit menjauh dari Mark.

"duduk sini" Mark menepuk sofa di kamarnya.

Haechan masih enggan beranjak sama sekali,  Mark kembali bersuara "nanti cape berdiri gitu terus" ujar Mark lembut.

Haechan dengan pelan berjalan menuju sofa lalu duduk di sana,  Mark tersenyum kecil.

"mau bicara apa? " tanya Haechan ketus.

"gimana keadaan kamu sama anak kita? " tanya Mark.

"aku ada disini,  ya pasti baik baik aja" jawab Haechan makin ketus.

Mark dengan ragu ragu duduk di sebelah Haechan, 

"untuk rasa kecewa kamu,  sakit hati kamu, aku minta maaf,  aku benar benar minta maaf"

Mark dengan tulus mengatakan itu,  Haechan bukan orang bodoh,  dia tau Mark sudah menyesali semuanya.
Meski begitu, Haechan masih malas merespon ucapan Mark,  masih ingin mendengar apa yg akan Mark katakan lagi.

"aku brengsek,  aku nyakitin kamu secara sadar,  tapi aku mohon dengarin aku,  aku punya alasan ngelakuin itu"

Haechan masih diam.

"aku pernah menjalin hubungan dengan Renjun,  kita putus karena keadaan__

Tenggorokan Mark mendadak tercekat,  tiba tiba merasa ragu untuk apa yg akan ia katakan selanjutnya,  takut menyakiti perasaan istrinya tapi kemudian Mark berpikir,  ini memang harus di selesaikan. 
Haechan?  Perempuan itu tampak santai,  gak ada guratan terluka sedikitpun,  Haechan sudah biasa kok. Terbiasa terluka oleh Mark yg sialnya adalah laki laki yg ia cintai. 

"aku lupa satu hal karena rasa penasaranku terhadap perasaanku terhadap Renjun"

"aku memang bodoh,  aku ngelanjutin hal bodoh yg aku sendiripun sadar akan menyakiti kamu nantinya,  setelah melakukan itu,  samar samar aku menyadari perasaan aku tapi aku dengan bodohnya masih melanjutkan kebodohan itu"

Diam,  Mark melirik Haechan,  dengan ragu mengambil satu tangan Haechan lalu menggenggamnya,  Mark merindukan Haechan. 

"hati aku bukan untuk Renjun lagi"

Haechan menarik tangannya dari genggaman Mark,  tiba tiba dadanya bergemuruh.  Mark tiba tiba bersimpuh di kaki Haechan,  "tolong kasih aku kesempatan,  aku baru sadar berartinya kamu dalam hidup aku chan,  aku gak mau kehilangan kamu"

Haechan menatap mata Mark,  mencari kebohongan di sana,  nihil,  gak ada kebohongan sama sekali.

"kasih aku kesempatan buat jadi laki laki yg bisa kamu andalkan,  kasih aku kesempatan untuk gantiin luka yg aku buat jadi sesuatu yg membuat kamu bahagia,  plis"

Haechan menghela nafas,  semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan mereka juga berhak mendapatkan kesempatan.  Jika Haechan dalam keadaan sendiri,  dia gak akan ragu melepaskan Mark,  gak akan ragu untuk pergi dari hidup Mark,  gak akan ragu menghapus perasaannya terhadap Mark tapi ini beda,  ada seseorang di dalam perutnya,  itulah alasan kuatnya untuk gak egois.  Haechan memutuskan untuk memberikan Mark kesempatan.

"aku kasih kak Mark kesempatan, kalau kak Mark melakukan kesalahan yg sama,  aku gak akan segan melepaskan kak Mark dan gak akan ada kesempatan kedua untuk kak Mark! " ujar Haechan dengan tegas.

Mark berkaca kaca, sedikit berdiri dari posisi berlututnya,  sekarang posisi Mark setengah berdiri,  menatap mata Haechan dengan senyuman lembutnya.

"terimakasih"

Selanjutnya Mark menempelkan bibirnya dengan bibir Haechan, 
Haechan sampai kaget karena ulah Mark,  ini pertama kalinya mereka melakukan itu dalam keadaan normal.  Haechan gak menyangka Mark melakukan itu.  Pipinya sampai memerah,  bukan karena terbuai tapi karena merasa malu.
Singkat kok,  karena Mark sadar Haechan kaget dengan tindakannya.
Mark mencium perut Haechan "baby nya nakal gak selama gak ada aku? "

"gak,  dia tau kalau mama nya gak mau nyusahin papa nya makanya dia gak rewel" jawab Haechan dengan santai.

Mark kembali merasa bersalah,  tangannya melingkar di perut Haechan dengan kepalanya menempel di perut Haechan,  dia ingin menyapa anaknya.

"hallo anak papa,  makasih karena gak rewel nak,  maafin papa ya" gumam Mark.

Haechan hanya diam mendengarkan Mark.
Kepala Mark tiba tiba mendongak,  "tinggal dimana beberapa hari ini? "

"di rumah kita" jawab Haechan yg berhasil membuat Mark melongo.  Kenapa dia gak kepikiran kesana,  rumah pribadi milik mereka sudah jadi,  sudah boleh di tempati sebenarnya tapi Dee hae minta mereka tinggal di rumah utama dulu untuk beberapa waktu sampai Mark selesai kuliahnya.
Kalau Mark sudah kerja baru mereka di perbolehkan tinggal di sana.  Kemarin Dee hae sama Soo hyun menyembunyikan Haechan di sana,  Mark karena panik sampai gak kepikiran kesana untuk mencari Haechan.

Bersambung...

Love You kak Mark (markhyuck gs) Where stories live. Discover now