36. Kekecewaan Tyo

1.7K 430 29
                                    

Yuhuuuu!

Buat yang masih melek malem, Diana indehaus yak. Ngingetin juga, giveaway berhadiah masing-masing 250 koin Wattpad buat 2 orang masih berjalan alias diperpanjang. Lumayan loh, buat healing kalian di saat libur nanti,  bisa buka 2 paid stories.  Asik kan?

Cukup dengerin episode 12 atau 13 podcast Dear Precious Me, terus jawab pertanyaan di postingan IG atau dm eike di @winnyraca. Gampang kan?

Now, enjoy.

BAGIAN TIGA PULUH ENAM: KEKECEWAAN TYO

Diana menangkap tangan Tyo yang terulur, berputar, lalu dengan sekuat tenaga berusaha membanting pria itu melewati bahunya. Bukannya tubuh Tyo yang terbanting, dia malah merasakan bahunya terkilir. “Wadaw!” serunya. Terbungkuk-bungkuk dia menjauh sambil memegangi bahunya yang sakit. Bibirnya cemberut, ia menatap Tyo, kesal. “Kenapa kamu enggak mau jatuh?”

Tyo terkekeh, mendekat dan memegang bahunya, membantunya duduk. “Maaf,” katanya sambil mengangkat satu lengan Diana sedikit dan membuat gerakan menyentak, sampai-sampai Diana berteriak makin kencang karena kaget.

“Tyo resek!” makinya.

Kekehan Tyo makin menjadi. Namun, saat dia melepaskan tangannya, Diana pun merasakan sakit di bahunya menghilang.

“Wah … kamu pernah nyambi jadi tukang urut, ya, Tyo?” tanya Diana, kagum.

Tyo hanya menggeleng. Dia meraih botol air dan minum. Tanpa sengaja, Diana melihat ke tonjolan jakunnya yang bergerak mengikuti aliran air di kerongkongan. Ia menelan ludah.

Sial! Kenapa makin ke sini Tyo makin terlihat menggiurkan? Kalau seperti ini, sepertinya Diana harus meminta pria itu segera menikahinya, supaya tidak terjadi sesuatu yang ‘diinginkan’. Bahaya kalau dia kebobolan sebelum terikat jadi istri pria seksi ini.

“Kenapa kamu ngelihatin aku kayak gitu?” tanya Tyo sambil menyeka bibirnya yang basah.

Basah! Sial! Diana makin frustrasi. Apa ini musim kucing kawin? Kenapa libidonya meningkat cepat akhir-akhir ini?

“Tyo … kamu bakalan nikahin aku?” tanyanya balik.

Tyo tertegun. Hati-hati, dia menaruh botolnya dan menatap Diana dengan sorot mata menelisik. “Kamu … mau kalau aku nikahi?”

Diana mengembuskan napas kasar. “Aku juga enggak tahu, soalnya kita, kan, baru sebentar pacaran,” keluhnya. “Masalahnya, aku udah mirip kucing betina birahi, tahu, enggak? Kayaknya otakku mulai korslet sejak kamu muncul lagi dengan tampilan kayak gini.”

“Memangnya kenapa dengan tampilanku?” Tyo kebingungan.

Diana menatapnya putus asa. “Kamu tahu, enggak? Sejak dulu aku tuh punya fantasi seks aneh. Aku selalu tertarik sama cowok yang kesannya bahaya dan asing. Sekarang ini, kamu kelihatan kayak orang asing buatku, karena di ingatanku, Tyo yang kukenal adalah sosok Tyo yang dingin, kalem, dan klimis. Bukan yang sangar kayak gini. Kalo gini, aku kayak pacaran sama orang asing, tahu? Bikin nafsu, tapi enggak pengen serius. Namanya juga sama orang asing.”

Diana sama sekali tidak mengira, kalimat sembarangan yang diucapkannya saat itu membuat Tyo merasa kecewa. Sebuah luka menggores tipis di hatinya, memberi pertanyaan yang dengan susah payah disimpannya.

Kalau pikiran Diana memang berpikir seperti itu, berarti dia menganggap Tyo sebagai orang asing yang menjadi kekasihnya hanya karena memenuhi fantasi yang dia punya untuk sebuah hubungan yang bersifat fisik? Apakah Diana bahkan pernah tulus terhadapnya?

*****

Bramantyo mengembangkan senyum saat melihat pimpinan salah satu media di Indonesia itu berdiri di depan pintu rumahnya yang semegah istana, untuk menyambut dirinya saat turun dari mobil. Senyum di wajah Hadi Tanusubroto terlihat semringah, begitu ramah dan manis, sampai-sampai Bram harus memujinya dalam hati. Pria ini jelas tahu bagaimana caranya menunjukkan penyambutan, meski di belakang punggungnya mungkin dia memegang sebilah pisau. Selama ini Bram belum pernah harus berkonfrontasi dengan salah satu pengusaha besar ini, dia hanya mengenalnya sebatas teman pergaulan. Namun, mendadak dia merasa kecolongan. Ternyata, Hadi tidak semudah itu diatur. Sampai-sampai dia merasa harus menemuinya sendiri.

Diana, Sang Pemburu BadaiWhere stories live. Discover now