S i x t y T w o

1.3K 72 5
                                    

Pernah kudengar berbagai hal yang kita lakukan secara berlebihan itu akan membutuhkan energi berlebihan juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pernah kudengar berbagai hal yang kita lakukan secara berlebihan itu akan membutuhkan energi berlebihan juga. Lalu pernah kupelajari dalam hukum kekekalan energi bahwa energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya bisa berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Dan aku sedang membutuhkan energi sebesar bumi untuk menghadapi seluruh rangkaian acara pernikahanku yang akan terlaksana kurang dari 24 jam lagi.

Duduk bersila dan mengatur bokong agar memiliki pondasi yang kokoh, aku menegakkan kepala dengan rileks. Kusimpan kedua tangan di atas paha selagi mengatur napas yang memburu lalu menghirup udara segar yang bumi berikan.

Inhale. Lupakan semuanya dan fokus.

Aku berkonsentrasi mendengar bisikan yang menyeruak.

"Takkan ada kebahagiaan dari usaha yang terlalu keras. Kita hanya perlu berusaha namun tak perlu berusaha terlalu keras."

Exhale. Ya, jangan terlalu keras pada diri sendiri.

Malangnya. Dua puluh lima persen otakku masih berkeliaran. Kembali mengingat setiap detail persiapan acara pernikahannya.

"Kita tidak perlu berkorban untuk mencapai tujuan. Tujuan memperbudak kita. Saat kita mencapai tujuan itu, kita sadar telah menghabiskan hidup dalam ambisi."

Inhale. Ya, jangan diperbudak ambisi.

Sayang sekali. Lima puluh persen otakku sedang membayangkan seberapa mewah dekorasi beserta perjamuan acara pernikahannya.

"Dalam upaya mencapainya, kita melewatkan bagian paling berharga. Yaitu perjalanan itu sendiri."

Exhale. Ya, jangan lupakan perjalanannya.

Amat disayangkan. Tujuh puluh lima persen otakku justru menari-nari pada daftar tamu yang akan hadir ke acara pernikahannya.

"Satu hal yang terpenting. Saat kita bercermin dan berkata, "aku mencintaimu" dari lubuk hati, maka kita akan siap mencintai orang lain."

Inhale. Ya, aku mencintai diriku sendiri.

Barulah itu yang selaras. Telah kuberikan seluruh perasaan cinta tersebut pada satu-satunya pria di kehidupanku. William Hilton, calon suamiku. Seorang bajingan yang—sial. Aku tak bisa lagi berkonsentrasi.

"Lihatlah ke dalam diri kita. Selalu lihat ke dalam. Jangan lihat orang lain. Lihat saja ke dalam diri kita."

Exhale. Ya, jangan melihat orang lain.

Tapi aku hanya bisa melihat William dalam diriku. Bahkan di detik berhasil menyelami diri sendiri sampai mendasar, yang kulihat adalah—kejantanan William. Brengsek!

William belum menelanjangiku sejak empat bulan lalu, hanya akan melakukannya setelah menikahiku. Brengsek!

William belum menjadi suamiku karena acara pernikahan kami akan terlaksanakan sepuluh jam lagi. Brengsek!

William Hilton - Hot Player [Complete]Where stories live. Discover now