F o u r

58.2K 3K 613
                                    

"Sial!" Pria tertua dalam kumpulan ini, yang tak lain adalah Stephan duduk paling ujung kanan sofa selagi berteriak seperti algojo padaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sial!" Pria tertua dalam kumpulan ini, yang tak lain adalah Stephan duduk paling ujung kanan sofa selagi berteriak seperti algojo padaku. "Kau melanggar aturan kita, Maxwell!"

Dan David yang duduk di ujung sofa sebelah kiri, ikut menimpalinya. "Seharusnya, kau beritahu kami saat dipaksa menambah sebotol lagi bahkan kalian menghisap ganja sebelumnya. Lihatlah, sebentar lagi mereka akan muntah."

Sementara Chris menjadi pria paling tenang. Memainkan gelas, dia duduk di antara dua pria itu. "Sudahlah. Setidaknya, Maria bisa meninggalkan muntahan sebelum kembali ke New York dan Linc sudah mabuk sepuasnya sebelum bekerja besok."

Di hari Minggu malam dan di tengah kericuhan club, aku duduk di depan ketiga pria yang meributkan sebab akibat kenapa pasangannya nyaris mati karena terlalu mabuk.

Kenapa menyalahkanku? Baiklah, mungkin itu salahku.

Sudah lebih dari lima jam kami berpesta, mabuk dan menari. Lalu ketika Stephan, David, dan Chris teralihkan pertunjukan hebat dari Sang DJ internasional, diam-diam aku memesan sebotol whisky sementara kami sepakat hanya akan menghabiskan tiga botol saja.

Aku terpaksa melakukannya. Bagaimana bisa menolak jika Linc dan Maria memintaku membelikannya dengan ekspresi memelas seperti anak anjing. Terlebih perkataan Chris benar. Maria akan kembali ke New York besok sedangkan diriku dan Linc akan mulai bekerja.

Jangan salah sangka. Hari ini masih hari kedua dimana kakakku dan kakak Maria datang. Kami baru saja menikmati dua malam bersama Stephan, David, dan Chris.

Tentu saja, rencana changeup itu masih tersisa lima hari lagi. Namun, malangnya, semuanya sirna. Tak menyerah menghentikan kegilaan kami, Kyler Kim memberi banyak sekali pekerjaan pada Maria sementara Dante Maxwell mendadak memajukan proyek seminggu lebih awal.

Kata lainnya, hancurlah sudah rencana-rencana itu.

Mereka merenggutnya, melempar kami pada kenyataan secepat kilat. Inilah berita buruk yang Maria maksud tempo hari. Bahwa ada sekelompok perompak berupa kumpulan para kakak menyebalkan yang siap mencuri kesenangan kami.

Cih! Aku terlalu marah hingga tak bisa melakukan apa-apa selain tetap berpesta walaupun memiliki rapat penting besok.

Tetap berekspresi datar, aku melirik Linc dan Maria yang saling berpelukan di sofa tunggal. Terkulai lemah layaknya mayat.

Di detik berikutnya, mereka berteriak dan tertawa dengan mata terpejam. Di detik berikutnya lagi, mereka memegangi perut, lalu mengerang kesakitan dengan wajah memucat.

Para pria mengabaikannya, begitu murka menerima tingkah bersembunyi kami di belakangnya. Masa bodoh dengan mereka.

Merasa terhibur, aku menertawakannya, meneguk sebotol air mineral sebelum berusaha menghadapinya.

"Jangan terlalu berlebihan. Sebelumnya, Linc dan Maria selalu mengendalikan diri untuk melindungiku setiap kali berpesta. Mereka takut aku berulah." Aku mengedikkan bahu acuh tak acuh. "Sekarang, mereka tak perlu mengkhawatirkanku karena ada kalian bertiga."

William Hilton - Hot Player [Complete]Where stories live. Discover now