T w e n t y S i x

26K 2.1K 340
                                    

Suara berat William menjadi satu-satunya suara dalam keheningan mobil

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Suara berat William menjadi satu-satunya suara dalam keheningan mobil. "Zoey menemani suaminya perjalanan bisnis ke San Francisco sedari minggu lalu dan berlagak menjadi anak baik dengan mengunjungi orang tuanya kemari sebelum kembali ke Inggris."

Dia tak pernah melepaskan genggaman tanganku sejak kami duduk di kursi penumpang sementara seorang pria yang William perkenalkan sebagai pengasuhnya yang bernama Trevor, duduk di belakang kemudi.

Aku pernah melihatnya sekali waktu. Pada saat di bandara kala itu.

Tanpa harus dijelaskan aku mulai mengerti bahwa Trevor akan menjadi orang pertama yang datang apabila ada urusan Hilton dengan membawa William menemui keluarganya dimanapun mereka berada.

Dengan kata lain, William tidak pernah mendatangi orang tua Hilton atas kemauannya sendiri. Tapi entahlah, aku menebaknya saja.

"Dan Zhelby hanya akan datang ketika Zoey ada. Meski sedang mengejar gelar Phd, itu tak cukup mendidik mulut Zhelby. Apapun yang dia katakan kelak, jangan terlalu diambil hati." Di kegelapan mobil, masih bisa kutemukan senyuman William yang asing ketika kembali berkata, "Jika orang-orang akan lari oleh perkataan kejam Zachary, maka Zhelby mengusir mereka dengan perkataan senonohnya."

Menarik. Semua anggota keluarga Hilton akan berkumpul.

Sejauh yang kuingat, ini kali pertama William menceritakan sedikit lebih banyak tentang kakak-kakak perempuannya. Bahkan dia memberiku pernyataan sekaligus peringatan tentang keluarganya selama dalam perjalanan.

Tergelitik akan sesuatu, aku memberanikan diri untuk bertanya, "Lalu bagaimana dengan Zoey?"

"Dia tak jauh lebih baik. Memang tidak kejam dan lebih bermartabat. Tapi Zoey paling berisik." Nada suaranya berubah hangat. "Kau akan sakit telinga jika sering menghabiskan waktu bersamanya."

Menahan tawa, kuberikan pertanyaan lain. "Jadi, Zoey itu perekat kalian?"

"Tak ada satu pun dari kami yang mengakuinya sebagai perekat."

"Sedari tadi, kau hanya menyebutkan kekurangan mereka."

Terkekeh rendah, William mengedikkan bahu. "Itu bukan kekurangan melainkan fakta."

"Tak ada kelebihan?" tanyaku penasaran.

William mengulurkan tangan, menarikku semakin dekat sementara bibirnya mengecup bibirku. "Kau bisa menilainya sendiri."

Aku mengangguk dalam diam. Merasakan efek ciumannya yang langsung melelehkan tulang belulang. Terlebih jantungku makin berdebar penuh kegugupan di kala mobil berhenti di area parkir terbuka.

William membuka pintu lebih dulu, lalu membukakan pintu untukku. Masih mengamati sekitar, aku sedikit kebingungan karena tidak menemukan gerbang besi raksasa yang biasanya dimiliki mansion para penguasa.

William Hilton - Hot Player [Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora