T w e n t y

28.4K 2.3K 478
                                    

Aneh memasuki rumah utama tanpa penyambutan Spiderman dan MJ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aneh memasuki rumah utama tanpa penyambutan Spiderman dan MJ. Tidak tahu apa yang terjadi, suasananya benar-benar sepi. Mungkin Nancy memang membuat semua orang tertidur nyenyak.

Tak berminat berpikir terlalu mendalam, aku pergi menuju tangga.

Ruang planetarium berada di lantai teratas. Dipenuhi teknologi canggih, Maxwell telah berhasil menciptakan sebuah karya seni dalam bentuk ruangan.

Selain menampilkan bayang-bayang perbintangan, ruang itu dikelilingi permukaan dinding kaca yang bisa berubah menjadi cermin. Yang otomatis bayangan bintangnya saling memantul. Membuat yang melihatnya seakan berada di luar angkasa, tak terbatas dan tak tergapai.

Kemarin, sebelum bekerja di peternakan, mereka mengajakku menikmati jamuan teh di sore hari sembari menikmati angin musim semi yang menyegarkan karena atapnya dibuka.

Intinya, ruang planetarium itu dapat dijadikan sebagai balkon.

Dan masih kuingat bagaimana interiornya tak kalah nyaman dengan ruangan lain. Didesain sedemikian rupa dengan perabotan kayu. Satu set sofa kulit dan karpet anyaman. Selimut buatan tangan menghiasi punggung sofa.

Menyesuaikan penglihatan dalam pencahayaan redup, aku mengerjap-ngerjap begitu sampai dan langsung memerhatikan sekitar.

Permukaan dinding sudah berubah menjadi cermin sementara atap tertutup. Dari alat planetarium raksasa yang kini terkesan seperti alat proyektor memancarkan sederet cahaya ke seluruh ruangannya. Saling memantul satu sama lain.

Jelas Nancy sudah mengatur alatnya. Tapi bukan berbentuk bintang-bintang yang keluarganya sukai melainkan sebentuk cahaya pendar yang samar.

Berwarna hijau, merah, dan putih cemerlang.

Butuh beberapa detik bagiku menyadari bahwa itu aurora.

Wow. Tak jauh berbeda. Rasanya tetap seperti berada di alam semesta.

Pandanganku beralih. Menemukan Nancy yang duduk di sofa, dan saat tatapan kami bertemu—sesuatu terurai dalam perutku. Sesuatu yang panas. Yang menyala dan mendidih. Aku belum bisa melakukan apa-apa selain menarik napas dengan tajam

Oh, Tuhan. Nancy begitu seksi.

Kepangan rambut sebelumnya terlepas, membuat rambut cokelat itu bergelombang. Gaun malam berwarna putih membalut tubuh moleknya. Tiap lekukan tubuh itu tampak menggiurkan. Siluet payudara tanpa bra memengaruhiku sampai ke pangkal paha bahkan dia bertelanjang kaki, memicu sesuatu yang lebih dahsyat.

Ini kali pertama kulihat bagaimana Nancy berpenampilan sangat biasa. Berantakan, sederhana, dan natural. Mungkin seperti itulah dirinya jika akan tidur di malam hari. Tidak berhias. Tanpa perhiasan.

Bukan saja hanya memakai sehelai gaun malam yang terlihat nyaris telanjang di penglihatanku, dia pun terasa menelanjangi aura Maxwellnya.

Sungguh makin memabukkan.

William Hilton - Hot Player [Complete]Where stories live. Discover now