F o u r t y O n e

11.1K 855 175
                                    

Datanglah ke Henderson Executive Airport pada pukul 3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Datanglah ke Henderson Executive Airport pada pukul 3.00 AM. Tak bisa terbang lebih cepat karena 'persiapan' yang kalian lakukan. Balut ransel kalian dengan cover berwarna hitam. Aku sudah memberitahu mereka untuk tidak melakukan screening pada 'bawaan' kalian yang terbalut kain hitam. Perintah itu tidak gratis, dan aku tidak ingin membayar uang suapnya. Itu bagianmu, Will. — Braden McKinley.

"Dasar Bajingan Pelit." Aku mengatainya sedangkan John hanya tertawa.

Kutunjuk ransel John dengan wajah, menawarkan sebuah ide. "Bagaimana kalau kita menyuap bawaan masing-masing?"

Cukup mudah bagi John menyetujuinya. "Tidak masalah."

Menggunakan Corvetteku, kami bergegas pergi ke beberapa tempat saat melakukan persiapan lain sebelum pulang untuk membasuh diri dan makan malam. Juga mengabari orang-orang karena harus mengundur seluruh jadwal penting selama—sialan. Aku tidak tahu.

Di kala langit begitu pekat, kami pergi ke tarmak. Sesuai rencana beberapa petugas mengidentifikasi identitas kami, hanya melakukan pada screening barang kami yang tak terbalut kain hitam. Hal itu dilakukan cukup cepat dan mudah meski terasa menegangkan.

Namun, aku dan John terlampau lelah untuk merasa khawatir.

Awak kabin dan pilot menyambut dengan sopan. Membiarkan kami menikmati kenyamanan kursi yang empuk bahkan pramugari menyajikan segelas wine juga, dan rasanya seperti surga.

Aku sedang meneguk habis wine ketika John berkata penuh ketidakpercayaan. "Dia benar-benar bertekad untuk ikut."

Mengenyit dalam, kutatap John yang duduk di seberangku sebelum mengikuti arah tatapannya ke jendela jet. Di luar sana tampak seseorang sedang berjalan kemari.

Dari setelannya yang berlebihan—orang itu memakai kaos hitam dan celana cargo ala militer yang dipadukan sepatu boots. Dari bagaimana dia menyeringai lebar dan dari apa yang dibawanya—orang itu menggendong ransel terbalut coverhitam di punggungnya sementara ransel hitam panjang yang kutahu berisikan senapan runduk McMillan TAC-50 dalam genggamannya, mengingat sempat kupegang tadi.

Amat sangat jelas bahwa bajingan itu adalah Michael Washington.

Keparat. Bajingan itu memang keparat.

Hampir berlari, aku pergi ke pintu jet yang berakhir ke sebuah tangga. Aku menuruni anak tangga bersamaan Michael melakukan pemeriksaan. Semua barang miliknya berwarna hitam pun bebas memasuki jet.

Aku belum mengucapkan apapun selagi Michael menyerangku dengan berkata, "Tutup mulut dan kita hadapi saja bersama."

Dia menepuk bahuku, menaiki anak tangga melewatiku. "Sang Alpha bilang, semakin anggota tim lengkap, itu akan semakin menguntungkan. Jangan harap aku bisa mengabaikannya."

Mengepalkan tangan erat-erat, aku tak kuasa untuk bereaksi. Kemunculan Michael mengguncang keseluruhan diriku. Aku benci melihatnya di sini, tetapi merasa senang juga.

William Hilton - Hot Player [Complete]Where stories live. Discover now