11

7.3K 564 1
                                    

happy reading 🐣

~~~

      kelas masih dimulai satu jam lagi namun   kevin sudah bersiap-siap memakai seragamnya,bukan marena dia sangat mencintai pelajaran dan berambisi penuh untuk menjadi yang terbaik tapi karena sesuatu yang menggangu ketenangan batinnya sejak kemarin malam.

ckkk...
entah sudah berapa kali decakan kesal itu terdengar, sebenarnya kevin kehilangan hitungan diangka sepuluh.seluruh tubuhnya merasa tidak nyaman hingga langkahnya pun menjadi gugup, berkali-kali helaan nafas menderu kasar namun nyatanya tidak bisa juga mengurangi perasaan kacaunya.

"tenang,gak ada yang perlu dicemasin oke"
rapalnya bergerak gelisah sembari mematut diri didepan cermin.setelah penampilannya sudah cukup bagus dipandang,dia segera meraih kantong belanjaan milik karlos.disebelahnya aiden masih setia mengarungi lautan mimpi sehingga kevin memilih pergi tanpa memberitahu pada teman sekamarnya itu,takut mengganggu.

kakinya melangkah maju lalu kembali mundur saat mengingat dirinya sama sekali tidak tau dimana letak ruang kamar pria itu.jika saja tidak kasian dengan semua barang-barang didalam kantong itu mana mungkin dia mau bersusah payah bangun awal.

"rajin banget lo pagi-pagi gini mau sekolah"
akhirnya titik pencerahan datang juga,tidak heran jika melihat para murid berkeliaran berlari mengitari asrama karena memang setiap hari mereka akan Jongging sepuluh menit sebelum bersiap-siap ke kelas,dan sialnya dia tidak termasuk dalam kelompok mereka yang bisa bangun pagi setiap hari.
"gue mau ke kamar teman sekelas,mau anterin ini"
kevin mengangkat kedua tangannya hingga darrel,sahabat baiknya mengangguk paham.

"hati-hati sama penunggu asrama ini,katanya rame loh vin"
darrel tau kevin sangat parno terhadap makhluk tak kasat mata hingga ide menjahilinya terasa menyenangkan apalagi saat tubuh tegap itu tiba-tiba menegang kaku sukses mengocok perutnya.

"tutup mulut lo,lebih baik lo kasih tau gue dimana kamar bajingan karlos itu"
dan benar,mulut darrel yang sibuk tertawa segera tertutup mendengar kawannya mau mengunjungi karlos pagi-pagi buta.dia tidak lupa dengan status kedua pria itu, namun sangat aneh jika kevin yang selalu mengatakan hal-hal negatif tentang karlos malah bertanya letak kamar pria itu sekarang.

"karlos kan?calon tunangan lo?lo gak salah nanya kan,dia karlos yang itu?"
ekspresi bodohnya membuat kevin berdecak keras.secepatnya dia ingin mengakhiri omong kosong ini, namun bertanya pada darrel nampaknya sangat sia-sia.

"ehh tunggu dong...iya ini mau kasih tau gak sabar banget elah,si karlos ada satu lantai diatas kamar lo,kamar nomor 402."
kevin segera berjalan cepat meninggalkan darrel tanpa sepatah kata sebagai ucapan terimakasih.
"lo gak balik ke kamar rel?"tanya kevin keras karena dia pikir darrel juga mengikutnya dari belakang.

"gue mau lari satu keliling lagi"
usai menjawab pertanyaan kevin,darrel kembali mengayun langkah menjauhi kevin.

begitu juga dengan kevin berjalan sedikit kesusahan menaiki tangga, tangannya sudah kerepotan membawa barang berat,kakinya juga sedikit membengkak setelah berjalan jauh kemarin.

"yang ini kan kamarnya?jangan sampai gue salah ketok nanti,bisa malu"
kevin sudah berdiri lama didepan pintu mahoni cokelat tua,menimbang keputusan terbaik antara mengetok pintu atau menunggu hingga pemilik kamar keluar.

tokk... tokkk..
sial,jarinya sudah hampir memar beradu dengan kayu keras ini namun belum juga ada seseorang yang muncul dari dalam.
"yaudah,lo sendiri yang minta"
diletakkannya barang milik karlos didepan pintu lalu berbalik meninggalkan asrama,dia harus cepat pergi kesekolah agar bisa berjalan santai tidak diburu waktu.

sementara pemuda yang baru selasai membersihkan tubuh dari keringat setelah berolahraga segera menghampiri pintu.dia sayup-sayup mendengar ketokan pintu tak beraturan,keningnya mengernyit bingung tidak mungkin jika itu teman-temannya karena mereka baru saja bertemu setelah berlari bersama.

"lo emang gak bisa ditebak vin"
karlos meraih barang belanjaan yang tergeletak didepan pintu kamarnya,sudah bisa ditebak jika kevin lah yang menggedor kamarnya brutal, sedikit menyesal karena dia terlambat membuka pintu dan membiarkan pemuda itu lolos.

~~~

     darrel memandang teman kecilnya duduk dengan raut wajah tidak tenang.selama bersekolah disini,baru kali ini kevin kembali menunjukkan wajah gelisahnya,setaunya ini mirip seperti gejala awal kevin akan mendapatkan rutnya sebagai alpha,namun jika dikatakan dia alpha resesif mungkin saja karena rut temannya itu datang tidak beraturan bahkan  dibeberapa waktu pernah terhenti yang menyebabkan orang-orang menganggapnya sebagai beta.

sebagai seorang beta tentu darrel tidak bisa mencium pheromone para omega ataupun alpha, hingga Sekarang dia kelimpungan sendiri menerka apakah kevin akan dilanda masa rut atau malah ada masalah lain.

"kenapa?lo gelisah terus?"
darrel meletakkan punggung tangannya pada dahi kevin,sedikit menyingkir poni pemuda itu yang sudah memanjang.

"mungkin cuma kurang tidur,kemarin juga harus begadang ngerjain tugas"
telapak tangan menopang kepalanya,badan terasa panas dingin serta pinggangnya nyeri.ingin sedikit memicingkan mata namun pelajaran berikutnya sudah akan dimulai.

"tidur aja bentar,nanti gue yang bantu jawab kalau ditanya guru"
beruntung mempunyai teman seperti darrel,pemuda bobrok namun akan sangat menjaga dirinya seperti seorang saudara.keringat dingin mengalir dari pelipisnya meskipun ruangan dipasangi air conditioner dengan suhu rendah.

"ada yang cium aroma manis juga gak?"
pertanyaannya yang sama berulang beberapa kali,para murid juga mulai mengendus-endus
aroma teramat manis seperti perpaduan antara buah plum, Rosewood brasil, sedikit campuran tuberose, almond,serta vanilla pekat menguar memenuhi ruangan.

"hnnggghhh...ssshhh....
kevin mendesis pelan tidak menghiraukan kehebohan kelas,para alpha mulai berubah lapar mencari dimana gerangan sumber pheromone langka itu.
"kar gue rasa ini semua berasal dari kevin"galen menyadari situasi yang kian kacau dan sikap aneh kevin sedari mereka memasuki ruangan.kevin yang biasanya memasang raut acuh tak acuh berubah gelisah seperti menahan sakit.

"tetap ditempat kalian !jangan ada yang mendekati dia!"
geraman keras datang dari pemuda yang semula diam mengamati.para alpha yang sudah kepalang dikuasai insting liarnya tetap melangkah menuju kevin tanpa mendengar peringatan keras yang diucapkan karlos.
ucapkan selamat tinggal pada kevin yang akan mengahadapi keganasan beberapa alpha yang terpancing nafsu hewannya.

tbc....

asmodeus(End)Where stories live. Discover now