[30] - The Hurting?

31.4K 2.1K 54
                                    

Note: Thanks buat 10k viewers dan 2k vote. Love you all!!!!

Nara menyandarkan bahunya sejenak di kursi yang terletak di ujung taman. Mengistirahatkan kakinya setelah tadi Tante Ajeng mengajaknya berkeliling berkenalan dengan teman sosialitanya. Rangkaian acara sudah selesai satu jam yang lalu. Beberapa tamu memilih meninggalkan tempat acara, namun beberapa juga memilih menikmati makanan yang disajikan sang tuan rumah.

Nara mengedarkan pandangan ke sekeliling taman, mencari keberadaan Dimas di kerumunan para tamu. Nara tidak melihat pria itu sejak dia bersama Tante Ajeng. Nara juga bertanya ke Bik Rum apakah wanita itu melihat keberadaan Dimas di dalam rumah, namun Bik Rum mengatakan tidak melihatnya.

"Hai." Sapaan singkat itu membuat Nara menoleh. "Boleh saya duduk di sini?"

Nara mengangguk. Menggeser tubuhnya ke bagian paling ujung bangku taman.

"Do you want it?" Pria itu menyodorkan kaleng minuman bersoda kepada Nara.

Nara menggeleng, kembali memfokuskan pandangannya ke depan, mencari keberadaan Dimas.

"You look so worried. What's wrong?"

Nara menoleh, mengernyitkan dahi. " Maksud kamu?"

"Sejak tadi saya melihat kamu selalu mencuri pandang ke arah Keyra. Ada apa?"

Nara menyunggingkan senyum. "Apa yang saya lakukan tidak ada hubungannya dengan kamu, Bastian."

Bastian menaikkan alisnya. "Do you have a problem with her?"

Nara menggeleng cepat. "It's not even your business!"

Bastian menyipitkan matanya. "Apa Keyra berulah lagi?

"Lagi?" Ucapan Bastian tiba-tiba menarik perhatian Nara. "It's not the first time?"

Bastian mengangguk. "Kak Dimas pernah beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita. Tapi, semuanya berakhir dan coba tebak bagaimana ending-nya?" Pria itu menoleh, menatap Nara. "Dia tetap akan kembali dengan Keyra. Keyra selalu punya seribu cara untuk membuat Kak Dimas kembali padanya, entah bagaimanapun jalannya."

Nara tertegun mendengar penjelasan Bastian meskipun dalam hati dia mengiyakan ucapan pria itu. Bastian benar. Keyra akan selalu menjadi pilihan utama bagi Dimas. Sedangkan Nara, sejak awal wanita itu memang tidak pernah menjadi pilihan bagi Dimas.

"Do you think he still love her?" tanya Nara ragu.  Bastian pasti tahu hal itu. Dia jauh lebih mengenal Dimas dibanding dirinya.  

Bastian terdiam, seolah sedang memikirkan sesuatu. "Kamu ingin jawaban jujur?" Pria itu bertanya balik kepada Nara.

Nara menghela nafas, menggeleng pelan. "Jika itu akan menyakiti saya, saya berharap tidak mendengarnya."

Bastian tersenyum miris. "Nara.... Rion adalah saudara saya. Saya berharap kamu bisa mendapatkan kebahagiaan setelah semua kesulitan  yang kamu hadapi. Jangan sungkan minta tolong ke saya jika kamu butuh bantuan. Oke?"

Nara menatap Bastian, lekat. Entah mengapa, tingkah pria itu mengingatkannya kepada Rion. Bahkan, Rion lebih terlihat mirip dengan Bastian dibanding dengan Dimas, kakak kandungnya. "Thank you," jawab Nara akhirnya.

"So, are we friends now?" Bastian mengangkat alisnya, mengulurkan tangan ke Nara. "Just call me Bas, okay?"

Nara tersenyum, membalas uluran tangan pria itu. "Of course, Bas." jawab Nara antusias, membuat mereka berdua tertawa. Pembicaraan mereka terhenti tatkala Kiko, bocah berambut kriwil itu, mendekat ke arah Nara dan Bastian sambil memegang es coklat di tangan kanannya.

Married by AccidentDove le storie prendono vita. Scoprilo ora