02. Gebrakan Mengejutkan

345 64 0
                                    

Rena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena

Aku istirahat kedua langsung pergi sama Ona ke business center punya jurusan pemasaran yang kerjasama dengan Alfamart. Di sana jual banyak makanan dan beberapa alat tulis. Aku dan Ona mau beli ice cream. Setelah pelajaran Ekonomi Bisnis yang buat otakku mendidih kayaknya enak kalau makan yang seger-seger.

Aku pilih ice cream sambil lihat di depanku ada kantor pos sekolah. Kantor pos yang kerjasama dengan kantor pos Indonesia. Dan itu milik jurusanku perkantoran.

Di sekolahku ada empat jurusan. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Perkantoran, Akuntansi dan Pemasaran. Untuk jurusan RPL sudah membuat sebuah aplikasi khusus absen murid-murid. Yang belum memiliki mitra bisnis adalah jurusan akuntansi. Tapi mereka membuat semacam bank sekolah yang berdiri sendiri tanpa kerjasama agar jika ada murid yang ingin menabung bisa di bank tersebut.

"Eh gimana nutupnya, Ren." Ona bingung waktu tempat ice creamnya nggak bisa ditutup. Tapi akhirnya bisa karena dibantu anak pemasaran yang bertugas jadi kasir.

Habis bayar ice cream. Aku sama Ona duduk di cafe mini yang ada di dalam business center. Ona udah tanya-tanya tentang Kak Regal karena aku sering ngeluhin dia di chat sama Ona.

"Bagus. Toh, cowok tegas biasanya nggak akan macem-macem sama pasangannya, Ren."

"Ini bukan tentang pasangan, Ona."

"Ya siapa tau kalian nanti jodoh-"

"E eh sembarangan banget. Kata Mama tuh omongan doa. Jangan ngomong lagi, takut jadi kenyataan." Aku mau nangis aja rasanya. Kemarin habis nangis masa sekarang nangis lagi sih. Nanti kalau air matanya jadi mutiara kan aku langsung diincar satu dunia. Kalau itu beneran jadi nyata Mama bisa nangis-nangis kalau aku diculik.

"Hahah. Btw, mintain nomer Revan dong. Aku mau pdkt in dia."

"Ih jangan lah! Kak Sera juga kayaknya suka sama Revan."

"Emang iya, Ren?" tanya Ona hampir kesedak ice cream.

"Kayaknya. Tapi kamu jangan bilang-bilang ke Revan atau ke siapapun ya. Nanti aku dimarahi Kak Sera," suruhku. Kak Sera kalau marah tuh nyeremin. Dia juga galak. Kayaknya dia menstruasi setiap hari deh. Tiada hari tanpa marah-marah. Kayaknya kakak-kakak perempuan lain juga gitu.

"Aman lah kalo sama aku, Ren. Btw udah mau kelas sebelas aja ya kita. Padahal dulu masih pakai pita merah masuk sekolah pertama kali. Aduh takut tambah dewasa jadinya," kata Ona.

"Takut tambah- eh pegangin!" Aku langsung kasih ice creamku waktu Kak Sera masuk ke dalam beli buku. Kalau Kak Sera tau aku makan ice cream nanti bisa dibilangin ke Mama. Aku gampang radang soalnya.

"Oh ya kamu kan nggak boleh makan es krim. Gini nih kalau dibilangin masuk kuping kanan keluar beli mixue," kata Ona.

Setelah Kak Sera pergi. Aku langsung ambil ice cream aku lagi dari Ona. Ona tuh lucu, dia pakai kerudung tapi poninya keluar semua kayak Masha. Dia nggak suka pakai Ciput katanya. Kalau aku belum siap pakai kerudung. Jadi kalau misal orang cari aku gampang. Biasanya kalau mereka tanya, 'Serena yang mana?', 'itu yang ponian kucir dua.'

Regal & Rena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang