41. "Kita Sayang Kak Sarah."

172 46 5
                                    

Regal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Regal

Setelah matkul selesai, saya memutuskan untuk langsung pulang. Di parkiran saya bertemu dengan Zora dan juga, Aldo?

Tampak lelaki itu tengah memakaikan helm pada Zora. Saya tidak mendekat, mereka juga sudah melihat keberadaan saya. Aldo tentu menyapa saya, begitu juga dengan Zora. Mereka menghampiri saya.

“Beres semuanya, Gal.” Senyum terukir pada bibir Zora. Maksud Zora adalah masalahnya sudah selesai. Dan mantan pacar Zora sudah mendapat hukuman. Entah bagaimana Zora dan Aldo melakukannya. Yang terpenting Zora sudah tidak merasa terancam lagi.

“Makasih Mas Aldo,” ucap Zora pada lelaki yang sedari tadi cengengesan.

“Tahun depan lanjut dah.” Aldo melirik ke arah Zora.

“Lanjut apaan?” tanya saya.

“Kuliah, tapi nggak di sini. Kamu habis ini mau ke mana, Gal?” tanya Aldo.

Saya mengerutkan dagu. Iya juga, ke mana ya? Jika dipikir-pikir saya jarang sekali meluangkan waktu sendiri. Merefresh otak saya yang kalau selalu saya paksa untuk kerja rodi.

“Ikut kita aja,” ajak Aldo.

“Ke?”

“Tongkrongan Mak Lin,” balas Aldo.

“Nggak dulu.” Saya menolak. Sebenarnya saya bosan jika ke sana setiap Minggu. Sampai semua menu makanan sudah pernah saya coba dan menebak rasa apa yang akan terasa selanjutnya. Merasa tak jadi meluangkan waktu sendiri, saya memilih untuk pulang saja.

“Aku pulang aja.”

“Yaudah, Gal. Aku sama Mas Aldo duluan ya.” Zora dan Aldo pergi meninggalkan saya. Bibir saya tersungging melihatnya.

Saat hendak memasukkan kunci motor, ponsel saya berdering. Tiba-tiba juga turun hujan deras, karena memang tadi sudah mendung. Sebelum mengangkat, saya segera mengeluarkan jas hujan dan berlari ke arah pos untuk memakai jas hujan dan mengangkat telepon.

Sarah is calling...

“Regal...”

“Kenapa Sar?”

Tak ada lanjutan dari suara Sarah selain isak tangis dan suara derasnya air hujan.

“Sar?”

“Aku butuh kamu.”

“Kamu di mana?”

Aku shareloc.”

Saya segera mematikan telepon dan melihat pesan yang baru saja dikirim Sarah. Tanpa lama-lama, saya memakai jas hujan dan berlari menuju motor. Memakai helm, lalu mengendarai motor saya keluar dari parkiran.

Saya menyusuri tempat itu. Tempat dengan banyak ruko tutup. Sampai saya melihat Sarah terduduk di depannya dengan menutupi wajah menggunakan kedua tangannya.

Regal & Rena Where stories live. Discover now