12. "Nggak apa-apa, bang. Nice Try!"

214 54 4
                                    


Rena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena

“Pakai jas hujannya adek!” perintah Mama ketika aku nekat mau terobos gerimis pagi-pagi saat hendak berangkat ke sekolah. Aku paling males pakai jas hujan dan pagi ini sudah hujan ya walau masih gerimis. Menyebalkan sekali.

“Iyaaa!” balasku dari luar.

“Dipakai loh, nanti kehujanan sakit,” pesan Kak Sarah.

Kak Sarah sampai di rumah pukul sembilan malam kemarin. Dan ia langsung mendapat buket bunga Peony itu dari Kak Regal. Udah kayak penyambutan Miss World. Mana Kak Regal ikut anterin Mama jemput Kak Sarah di stasiun, karena Papa lembur.

Aku mau ikut, cuma kayaknya aku bakalan nggak dianggap kalau ikut. Alhasil aku nunggu di rumah aja berdua sama Kak Sera.

“Sebenernya sih ribet Kak kalau pakai jas hujan.”

“Aku anterin aja apa naik mobilnya Mama?” tanya Kak Sarah.

“Nggak Kak, nanti macet. Yaudah aku berangkat ya Kak. Btw pinjem helmnya, kalau pakai helm sendiri nanti kupingnya basah,” kataku dan mendapat anggukan dari Kak Sarah. Lagian helm Kak Sarah nggak pernah dipakai setelah Kak Sarah kuliah di Surabaya.

“Aku duluan!” ucap Kak Sera yang udah rapet pakai jas hujan bentuk gamis. Dan dia melajukan motornya ninggalin aku. Emang kakakku yang satu itu nggak sayang adik kayaknya.

“Salim dulu biar barokah,” suruh Kak Sarah. Aku terkekeh dan menyalimi tangannya.

“Hati-hati, Rena! Jangan ngebut-ngebut, kamu bukan rossi.”

“Iyaaa, daahhh!”

Aku mengendarai motorku keluar pagar rumah. Aku juga sempat melihat Kak Regal yang duduk di kursi teras depan sambil lihatin ke arahku. Ah enggak! Lebih tepatnya kek Kak Sarah. Setelah itu aku benar-benar pergi ke sekolah.

*****

Regal

Setelah kembali dari toko bunga, Rena tampak mendiami saya hingga pagi ini. Tak ada pesan yang ia kirim, bahkan di sepanjang perjalanan kembali ke rumah dari toko bunga kemarin malam. Ia terus banyak diam. Saya tidak mengerti dengannya.

Pagi ini saya melihatnya bersama dengan Sarah di dalam rumahnya yang pagarnya tertutup sedikit. Setelah ia keluar, ia sempat melihat ke arah saya. Saya tersenyum, tetapi ia melenggang tanpa membalas senyum saya dengan ramah seperti biasanya. Saya heran, apa yang terjadi dengan anak itu. Apakah remaja zaman sekarang memang suka begitu?

Kemudian, Saya melihat Sarah yang masuk ke dalam rumahnya. Rindu saya terhadapnya sudah terobati. Namun, sepertinya saya tidak boleh terlalu menanamkan perasaan saya lebih dalam. Semalam Sarah bercerita pada saya dan Mamanya mengenai seorang lelaki bernama Bayu yang tengah dekat dengannya di Surabaya.

Regal & Rena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang