23. Pernyataan Revan

206 54 10
                                    

Rena

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Rena

Aku mendongak ke arah Kak Regal waktu dia rangkul aku sampai kepalaku nempel di dada dia. Kenapa ya? Apa kedinginan tuh harus sampai merangkul kayak gini?

“Kak Regal masih kedinginan ya?” tanyaku.

“Tidak,” balasnya.

“Terus?”

“Saya tidak suka lelaki itu terus melihat ke arahmu. Apa kamu tidak sadar?” tanya Kak Regal dan buat aku lirik lelaki yang memang sempat natap aku tadi. Oh, ternyata dia dari tadi lihat aku terus ya?

“Kenapa Kak Regal nggak suka?” tanyaku sekali lagi. Cukup lama Kak Regal diam, sampai jawabannya membuat jantungku berdetak lebih keras.

“Karena kamu milik saya.”

“T-tapi, Kak. Aku punya Mama Nita sama Papa Sendy,” balasku. Aku tau apa maksud dia. Aku pura-pura bego aja. Lagian siapa sih yang nggak gonjang-ganjing jantungnya kalau digituin? Dikira perasaan aku ini sekuat baja apa?

“Maka dari itu, agar terwujud, saya akan sering ngopi dan push rank mobile legends sama Papa kamu,” balas Kak Regal. Kali ini aku beneran bego. Aku nggak paham. Apa hubungannya ngopi sama main mobile legends sama Papa?

“Gimana maksudnya?”

“Lupakan saja.” Kak Regal langsung lepas rangkulan dan nyedot colanya. Habis itu duduk lurus seperti tidak terjadi apa-apa. Aneh.

“Lupakan saja. Anggap saya tidak mengatakan apapun barusan,” lanjutnya dan aku langsung hadap depan lagi.

Aku kembali menutupi mataku dengan satu tangan saat cuplikan paling horor muncul. Aku lebih kaget sama suaranya yang gede banget. Kalau ada Kak Sera atau teman-temanku, pasti aku udah peluk mereka sampai mereka marah-marah. Cuma di sebelahku sekarang Kak Regal. Aku nggak berani peluk dia.

“Kak Regal nggak takut? Padahal serem banget. Aku kalau lihat kayak Kak Regal tanpa nutupin mata udah jantungan pasti. Ditutupin aja jantungan dikit,” kataku sambil menoleh ke arahnya.

“Tidak seram,” balasnya. Lalu dia memainkan ponsel dan mengetik pesan di aplikasi WhatsApp.

Aku kembali menonton sampai filmnya selesai. Pukul setengah sepuluh baru selesai. Dan hp aku udah bunyi-bunyi. Mana Nita telpon terus.

“Iya, Mama. Baru selesai filmnya.”

Kan bisa diangkat dan bilang kalau nonton film. Mama khawatir banget. Yaudah suruh Regal buat balikin kamu cepetan.”

Iya Mama Serenita yang cantik jelita kayak Son Yejin.”

“Yaudah, Mama matiin teleponnya. Hati-hati pulangnya. Lewat jalan yang ramai-ramai. Kemarin Mama dapet laporan ada begal di daerah atas.”

“Aku kan nontonnya nggak di sana.”

“Ya, pokoknya hati-hati.”

Mama Nita mematikan telepon. Kak Regal yang berdiri di samping aku sambil lihatin langsung ajak aku pulang. Katanya teman sekelompok Kak Regal juga udah nyariin. Aku jadi merasa nggak enak. Harusnya aku nggak ajak nonton bioskop.

Regal & Rena Место, где живут истории. Откройте их для себя