37. Posisi Yang Harus Mengerti Segalanya

152 41 11
                                    

Hari ini adalah hari terakhir bagi kelompok Regal untuk tetap berada di SMK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari terakhir bagi kelompok Regal untuk tetap berada di SMK. Minggu lalu mereka juga sudah melakukan penilaian masing-masing oleh dosen yang mengampu. Semuanya berjalan dengan baik. Tak ada perpisahan yang spektakuler sebab sekolah tidak mengizinkan. Apalagi jika harus menarik dana dari para murid.

Alhasil, tadi para mahasiswa menyambangi kelas-kelas yang pernah mereka ajar untuk berpisah. Beberapa sedih karena ada yang sudah akrab bak teman dekat. Apalagi fans Regal yang luar biasa itu langsung lebay ketika Regal berpamitan.

Tadi, Rena diam saja dan tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tidak masalah, ia bisa bertemu sering-sering di rumah habis ini. 1-0 untuk Rena dan yang lain.

Di jam pulang sekolah, Sera meminta Rena untuk pulang duluan saja. Akhir-akhir ini asma Sera sering sekali kambuh. Pernah waktu itu pas naik motor, dia langsung berhenti dan istirahat. Makannya tadi disuruh bareng sama Rena. Cuma, Sera nggak mau buat Rena nunggu lama.

Dia bilang bakal naik ojol aja. Awalnya Rena nggak mau ninggalin Sera, cuma dia udah kebelet boker. Mau buang air di sekolah tapi nanti malah nggak keluar tainya. Berujung, Rena pulang untuk meredakan rasa ingin buang hajatnya.

Revan masuk ke dalam ruang OSIS dan mengambil sapu milik Sera. Seharusnya Sera jangan berurusan dengan debu dulu. “Biar gue aja, Kak.”

“Nggak usah, piketmu kan udah kemarin.”

“Nyicil buat Minggu depan.” Revan tetap mengambil sapu dari tangan Sera.

Sera menyapu sendirian. Yang piket ada lima orang. Namun, entah kenapa tiga orang tidak masuk dan salah satunya sedang ikut lomba. Kesal sih tentu ada. Tapi, mau bagaimana lagi? Dilakukan saja seikhlasnya. Untung Revan datang membantu dirinya.

“Makasih, Van.”

“Kak Sera duduk aja di situ.”

Sera duduk di kursi yang ada di dalam ruang OSIS. Dia memandangi Revan yang menyapu bahkan sampai bagian kolong-kolong kecil pun dia sapu.

“Kamu jago banget nyapu kayaknya.”

“Gimana nggak jago kak. Babu rumah tangga nih.” Revan tertawa pelan. Di rumah dia pasti disuruh Ibu untuk menyapu. Mana mau Regal disuruh nyapu, Regal bagian membenarkan perabot rumah kalau rusak.

“Tadi gue lihat lo nggak bawa motor. Bareng sama Rena?”

Sera mengangguk. “Ya, tapi aku suruh dia pulang. Soalnya kalau nungguin aku kan terlalu lama. Nanti aku pulang naik ojol.”

Revan memutar badannya. “Jok motor gue kosong nih, Kak. Mau ngisi nggak? Tenang-tenang, gue nggak perhitungan kok. Gratis khusus buat Kak Sera,” tawar Revan sembari mengampit sapu pada ketiaknya. Menunggu jawaban dari Sera.

“Boleh deh. Itung-itung menghemat pengeluaran.”

“Siap, gue selesaiin dulu, Kak.”

Selesai menyapu, Revan dan Sera berjalan menuju parkiran. Tadi, Sera bawa helm untung saja. Jadi dia bisa pakai helm dan nggak khawatir kena tilang polisi.

Regal & Rena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang