20. Pelanggaran Pasal Pasal

214 49 5
                                    

Rena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rena

“Masako ketumbar masako ketumbar masako ketumbar masako- Budhe beli!” panggilku ketika pagi-pagi banget disuruh Mama ke warung buat beli bumbu makanan. Di sepanjang perjalanan tadi aku udah inget-inget. Waktu Budhe Rini yang punya warung keluar aku langsung ucapin apa yang Mama pesan.

“Yaaa!”

“Budhe, beli masako sama merica,” kataku. Kemudian aku terdiam. Kayaknya bukan merica deh, tapi apa ya?

“Merica bubuk atau butiran?”

“Bubuk aja,” balasku masih merasa ada yang salah. Aku yang udah pakai seragam OSIS lengkap kini duduk di kursi sambil nunggu Budhe Rini ambil merica. Di situ aku juga masih mikir, kayaknya bukan merica deh. Kenapa sih kalau sampai warung lupa?

“Ini.”

“Berapa budhe?”

“Tiga ribu.”

Aku bayar dan pulang sambil inget-inget apa yang Mama pesan tadi. Sampai di dapur aku kasih Masako sama merica bubuk ke Mama.

“Ketumbarnya mana, dek? Terus ini kenapa ada merica?” tanya Mama yang buat aku langsung tepuk jidat. Aku langsung menunjukkan cengiran dan Mama menghela napas.

“Tadi udah aku inget-inget. Terus lupa.”

“Kamu tuh. Balik lagi sana beliin ketumbar,” suruh Mama. Alhasil aku balik lagi ke warung Budhe Rini buat beli ketumbar bubuk.

Waktu aku keluar dari warung Budhe Rini. Aku lihat Kak Regal udah rapi pakai kemeja putih, celana hitam panjang dan almet warna biru. Dia juga udah panasin motor dan siap mau ke sekolahku.

“Mas Pacar!” panggilku.

“Awas!” serunya waktu aku hampir nabrak tong sampah tetangga. Aku langsung ngerem dan ketawa. Aku juga godain manusia galak itu pakai flying kiss sama wink berulang-ulang habis itu kabur masuk ke dalam rumah.

“Ini, Ma.”

Habis kasih ketumbar. Aku jalan ke meja makan dan cek isi tas dulu sebelum sarapan. Motorku udah dipanasin sekalian sama Kak Sera tadi. Dia juga udah berangkat duluan karena mau jadi petugas upacara hari ini. Petugas upacara biasanya dari anak OSIS.

Selesai cek semua buku, aku nunggu Mama Nita menyelesaikan masaknya.

“Kamu ikut fashion show, emangnya pakai konsep apa?” tanya Mama Nita dari dapur.

“Pokoknya Nusantara gitu.”

“Jadi Mbok Jamu aja,” sahut Kak Sarah yang keluar dari kamarnya. Minggu ini entah hari apa, Kak Sarah bakalan kembali ke Surabaya.

“Ih nggak mau ah. Masa jadi Mbok Jamu. Tiba-tiba pengen pakai kostum kayak bentuk rumah gadang gitu.”

“Yang bener aja kamu,” imbuh Mama Nita sambil keluar membawa masakannya.

Regal & Rena Where stories live. Discover now