38. Obstreperous

148 45 7
                                    

Double Up!

Sarah keluar dari taksi dan menggeret koper masuk ke dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarah keluar dari taksi dan menggeret koper masuk ke dalam rumah. Ia tidak bilang pada Mama Nita dan Papa Sendy jika akan pulang hari ini. Ia juga membawa banyak oleh-oleh dari Surabaya untuk adik-adiknya.

Surprise! Aku pulang!” Tak ada yang menyahut. Ruang keluarga yang biasanya di jam delapan malam ini ramai mendadak sepi. Sarah mengernyitkan dahinya dan berjalan menuju kamar Mama dan Papanya.

Ia berhenti ketika melihat Mama dan Papanya tengah berbincang.

“Aku kena perampingan karyawan, Nita.” Papa Sendy menghela napas.

“Bahasa kasarnya dipecat. Perusahaan terancam gulung tikar karena investasi bodong besar-besaran. Untuk uang pesangon aku nggak tau bakal ada atau enggak. Seharusnya ada, tapi kalau dilihat keadaannya, bakal keluar mungkin nggak dalam waktu dekat, atau bahkan enggak dapat.”

Mama Nita diam menunduk. “Kita masih punya tabungan kan. Untuk pertunangan Sarah nanti aku bakal buka tabunganku.”

“Jangan semua, Nita. Kita juga harus pikirin buat kuliah Sera sama Rena nanti. Jangan terlalu dipikirin juga, aku bakal cari lowongan kerja lagi.” Papa Sendy menggenggam erat jemari Mama Nita.

“Mas, dari kemarin Sera belum keluar dari kamarnya. Dia juga nggak berangkat sekolah tadi.”

“Lah iya. Kenapa dia? Biasanya keluar mulu, kalau nggak nonton tv eksperimen masak di dapur.” Heran Papa Sendy. Karena tidak biasanya Sera mendekam di kamar. Pasti keluar walau sekali.

“Dia habis berantem sama Rena.”

“Tentang apa?”

Mama Nita menunduk. “Apa aku kurang baik ya jadi ibu, mas?” tanya Mama Nita dengan kedua mata berkaca-kaca.

“Aku kurang adil ya jadi ibu?” tanyanya sekali lagi. Tidak menjawab pertanyaan Papa Sendy.

“Kenapa kamu mikir gitu? Ada apa sebenarnya?”

Mama Nita menghapus air mata di pipinya. Ia kepikiran dengan ucapan Sera. Jujur saja Mama Nita tak pernah menduga bahwa Sera akan berkata seperti itu. Ia tidak tau apa yang Sera rasakan sebab ia benar-benar paling tertutup diantara anak-anaknya yang lain.

“Kita udah janji buat beliin dia laptop baru. Tapi karena masalah ini kita harus mengesampingkan itu untuk acara pertunangan Sarah kan? Dan tadi masalah berantemnya mereka gara-gara Rena nggak sengaja numpahin es cokelat di tugas dia.”

“Nanti biar aku yang belikan. Aku juga bakal bicara sama dia,” kata Papa Sendy.

“Jangan dulu, Mas. Harga merk laptop yang itu kan mahal. Kita juga harus ngeluarin budget yang besar buat tunangan. Dan simpen uang juga kalau semisal penetuan tanggal nikah pihak laki-lakinya minta cepetan.” Mama Nita terlihat bingung.

Regal & Rena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang