Bab 1

48.1K 3K 30
                                    

Selamat membaca!! Jangan Lupa Vote dan Koment Dulu, Ya!!

"Gue pulang duluan ya, yakin nggak mau ikut? Rio nggak masalah kok nganterin lo dulu." Hujan deras ditambah hari yang sudah gelap karena mereka lembur sampai malam membuat Sinta tidak tega meninggalkan teman sekantornya itu sendirian naik kendaraan umum.

"Pulang aja Sin. Kita beda arah, lagian taksi online gue udah dekat nih." Riri menjawab dengan senyuman ringan. Menerima bantuan orang lain terlalu sering hanya akan membuatnya tidak nyaman.

Riri dan Sinta hanya teman sekantor yang terkadang akan mengobrol bersama namun tidak terlalu dekat di luar kantor. Hal itu tentu saja disebabkan Riri yang menjaga jarak.

"Ya udah, gue duluan ya." Sinta akhirnya memutuskan pulang duluan karena tahu temanya itu akan tetap menolak.

Melihat Sinta sudah pergi bersama kekasihnya, Riri menatap jalanan yang gelap disertai suara hujan. Hujan selalu membuat Riri mengalami nostalgia akan kehidupannya sebelum akhirnya memutuskan bekerja di Jakarta.

Riri yang tadinya tidak pernah meninggalkan Jogja sepanjang hidupnya memilih merantau ke Jakarta. Riri menjauh dari Jogja yang penuh dengan kenangan dan memutuskan merantau ke Jakarta. Tidak sulit karena sesungguhnya Riri terbiasa melakukan apapun sendirian karena bagi Riri dia memang tidak pernah punya rumah.

Menatap jalanan diiringi suara derai hujan membuat pikiran Riri membayangkan kembali awal kehancuran hidupnya.

*****

"Mas Bayu, mau kemana Mas pagi-pagi gini?" Riri bertanya kepada Bayu yang sudah menjadi suaminya selama satu tahun ini. Bayu berpakaian terburu-buru padahal matahari saja belum terbit setelah ada panggilan yang masuk ke hp nya.

"Ada masalah di kantor, mas harus pergi ke kantor sebentar." Raut wajah Bayu keliatan tidak baik, seperti sedang panik dan kebingungan. Setelah mengecup kening Riri, Bayu pergi dengan terburu buru.

Riri membaringkan kembali tubuhnya yang setengah telanjang di ranjang, masih kelelahan akibat Bayu yang tidak membiarkannya istirahat sampai dini hari. Riri memutuskan untuk istirahat kembali karena bayu yang hari ini tidak bisa menemaninya untuk menghabiskan akhir pekan bersama. Rutinitas yang dilakukan setelah mereka menikah selama satu tahun ini.

**

Sekarang sudah jam 9 malam namun Bayu masih belum juga pulang. Biasanya Bayu akan menghubungi jika dia akan pulang terlambat, apalagi Bayu sebelumnya berkata hanya akan pergi sebentar. Riri sangat khawatir apabila terjadi sesuatu terjadi pada Bayu. Riri bahkan menelpon Lia asisten Bayu karena cemas, namun Lia mengatakan bahwa dia libur hari ini.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat..." Riri kembali menelpon Bayu yang tidak bisa dihubungi dari tadi pagi.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat..." Riri berjalan mondar-mandir sambil terus menelpon Bayu.

"Brum.....brum....brum...."

Suara mobil Bayu memasuki pekarangan rumah membuat Riri menghentikan panggilan teleponnya dan langsung keluar menuju halaman rumah. Wajah lelah serta kemeja Bayu yang kusut terlihat oleh Riri. Bayu yang melihat wajah cemas Riri yang sedang menunggunya memberikan senyum dengan rasa bersalah.

"Mas dari mana aja? kok hp nya nggak bisa dihubungi? Terus kok baru pulang sekarang?mas nggak apa-apa?" Pertanyaan beruntun dari Riri dengan ekspresi cemas mampu membuat Bayu yang tadinya lelah tersenyum karena perhatian dari istrinya tersebut.

"Tanyanya satu-satu sayang, hp mas kehabisan baterai." Sambil berjalan kedalam rumah Bayu menjawab pertanyaan Riri.

"Terus mas dari mana aja? tadi aku telpon ke kantor katanya mas hari ini nggak ke kantor" Pertanyaan dari Riri melunturkan senyum bayu.

Bekas Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang