Bab 10

26K 2.4K 56
                                    

Selamat Membaca!!!

Tumpukan map diruang kerjanya membuat Bayu semakin pusing. Sejak pagi hanya 2 cangkir kopi dan sepotong roti yang masuk ke perutnya. Ha ini disebabkan oleh dirinya yang justru memperpanjang proses pembuatan iklan untuk bertemu Riri. Dia tahu itu tidak profesional namun dia tidak bisa menahannya.

Ini sudah jam 7 malam dia sudah melewatkan kesempatan untuk mengajak Riri makan malam, walaupun tahu Riri akan menolaknya setidaknya dia ingin mencoba peruntungannya. Dia tahu bahwa Riri tidak mengharapkan kehadirannya tapi dia tidak sanggup melepaskan kesempatan untuk bersama Riri. Bayu tahu bahwa dia adalah penyebab segala kehilangan wanita itu. Banyak air mata yang Riri tumpahkan hanya karena kebodohannya. Perjuangannya tidak akan mudah, dia bahkan tidak keberatan jika Riri mencaci makinya. Dia sudah siap akan hal tersebut.

Tok Tok Tok

Belum sempat dia mengijinkan masuk pintu sudah lebih dulu terbuka. Rian dan Bimo langsung masuk dan duduk di sofa ruangannya tanpa permisi.

"Ruangan direktur emang beda ya." Ucap Rian dengan santainya padahal dia sudah beberapa kali masuk ke ruangannya.

"Ayo makan malam di luar, di umur segini gue harusnya jemput perempuan buat kencan, bukanya bela-belain jemput teman yang susah makan." Bimo menggerutu melihat Bayu yang masih sibuk bekerja padahal sudah malam.

Bayu tidak memperdulikannya dia sudah biasa dengan kelakuan kedua temannya, "Pesan aja gue lagi sibuk." Bayu masih santai melihat berkas di mejanya.

"Kapan sih Lo nggak sibuk?!" Ucap Rian.

"Buruan gue harus pulang sebelum jam 11 malam atau gue bakalan diomelin istri gue."

Ck. Sebenarnya dia malas, tapi tahu jika dia terus menolak mereka akan terus memaksanya, "Hmm"

"Dan ingat kita nggak bakal makan di restoran korea, gue udah bosan." Ucap Bimo.

"Terserah." Lagi pula dia sudah bertemu Riri jadi dia tidak perlu lagi melakukan hal itu. Dia bisa pergi bersama Riri nantinya.

Tentunya ketika Riri sudah menerimanya.

*****

Suara hingar bingar musik memasuki telinganya, setelah selesai makan Bimo menyeret Bayu dan Rian untuk datang ke Bar yang tidak jauh dari apartemen lamanya. Bimo dan Rian asik berbincang sementara dia hanya mendengar dan sesekali ikut menimpali. Dia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dia datang ketempat seperti ini. Mungkin saat kegilaanya pasca perceraian dengan dengan Riri.

Pembicaraan mereka terhenti ketika seorang wanita menghampiri. "Hei Bim, kalian disini juga, lama nggak ngumpul bareng. Boleh gabung nggak?" Bayu tidak mengenalnya tapi menatap Bimo memperingati agar tidak mengijinkan hal itu. Tapi Bimo mengabaikannya.

"Duduk aja gabung"

"Tapi gue bawa dua temen gue juga ya."

"Okee. Bawa aja."

Bimo menatap mereka, "Kenalin ini model yang pernah kerja sama gue, kayaknya dia bawa temannya uang model juga." ucap Bimo pada Bayu dan Rian.
Mereka akhirnya bergabung. Bayu menghela nafas kesal, tahu bahwa Bimo tidak akan memperdulikan mereka jika sudah ada wanita. Rian terlihat tidak nyaman sepertinya takut ketahuan istrinya.

"Gue balik duluan." Bayu tidak ingin membuang waktunya untuk hal seperti ini.

"Baru juga jam segini, Lo juga nggak ada yang ngelarang kayak Rian." Ucap Bimo kesal pada Bayu yang ingin pergi begitu saja padahal terlihat jelas kalau salah satu wanita yang bergabung dengan mereka tertarik pada Bayu.

Bekas Luka Where stories live. Discover now