Bab 23

25.9K 2.7K 77
                                    

Hai Semuanya!!!!

Happy Reading!!!!

Tidak ada suara di ruang tengah apartemen Riri, hal ini berbanding terbalik dengan 30 menit yang lalu. Dimana tangis riri yang menumpuk tertumpah.

Hanya ada Bayu yang sedang menatapnya. Riri juga tahu bahwa situasi mereka tidak bisa terus seperti ini. Dia sebenarnya merasa sangat aneh menangis histeris seperti tadi.

"Bisa kita bicara sekarang?" Tanya Bayu.

Riri tidak menjawab.

"Kalau begitu, biarkan aku bicara, kamu hanya perlu mendengarkan saja." Bayu menjalin kedua telapak tangannya, berusaha terlihat tenang walaupun dia sebenarnya sangat gugup. Jarang ada kesempatan dimana Riri benar-benar ingin mendengarkan penjelasannya.

"Aku tidak tahu Cindy akan datang ke apartemen ini, aku bahkan tidak tahu bagaimana Cindy mengetahui dimana aku tinggal. Sudah cukup lama aku tidak berhubungan dengannya. Dia beberapa kali datang ke Graha Food namun aku tidak menanggapinya. Jadi jangan salah paham.

Riri mengerutkan kening, "Kenapa juga aku harus salah paham? Kita tidak punya hubungan apapun." Ucapannya menatap tajam Bayu dengan mata yang masih sembab.

"Dia datang dengan membawa Dira jadi aku tidak bisa mengusirnya begitu saja, namun aku tidak pernah berhubungan lebih dari itu. Aku selalu menegaskan bahwa aku masih mencintaimu." Jelas Bayu walau Riri tidak memintanya. Dia benar-benar tidak ingin hubungannya dengan Riri yang sudah buruk ini semakin memburuk.

Riri memutar matanya, "Bukanya kamu sangat memperdulikan anak kecil itu, kamu terlihat sangat khawatir ketika mencarinya."

"Tidak ada bedanya dengan kamu yang akan tetap menggendongnya walaupun tahu bahwa dia anak Cindy. Bagiku juga seperti itu. Tidak lebih."

"Itu karena aku tidak tahu bahwa Dira adalah anak Cindy." Ucap Riri melotot pada Bayu.

"Jadi kamu akan mengabaikannya jika sebelumnya kamu tahu bahwa itu adalah anak Cindy?"  Bayu tahu bahwa Riri berbohong. Riri tidak akan bisa mengabaikannya begitu saja.

"Tentu saja. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan masa lalu."

"Aku juga tidak ingin."

"Jadi semua sudah selesai kan?"

"Tentu, aku tidak akan berhubungan lagi dengan Cindy atau bahkan Dira jika kamu memintaku."

Riri menghela nafas, "Kamu juga termasuk masa lalu, jadi aku juga tidak ingin berhubungan dengan mu Bayu."

Bayu menatap Riri dengan tegas, "Untukku kamu bukan hanya masa laluku. Ketika bersamamu aku telah melihat bagaimana gambaran sisa hidupku. Jadi kamu juga termasuk dalam masa depanku."

Riri merasa tidak nyaman akan tatapan Bayu. Padahal ini adalah tempat tinggalnya namun dia ingin kabur sekarang. Rasanya seperti dia terjebak, kemanapun dia pergi Bayu akan mengikutinya.

"Aku akan pergi untuk sekarang. Istirahat lah jangan berpikir yang macam-macam. Masalah Cindy tidak perlu kamu pikirkan."

Riri menatap punggung Bayu yang menghilang dari pandangannya.

Bisakah?
 

*****
 

"Jadi mau pakai mobil siapa ke Rumah Pak Beni?" Tanya Sinta.

"Pakai mobil gue aja stroller nya kan di mobil Gue." Jawab Denis.

Mereka baru saja selesai bekerja dan sedang berada di dalam lift. Sore ini mereka memang memutuskan untuk mengunjugi Rumah pak Beni yang istrinya baru saja melahirkan. Dua hari yang lalu mereka telah patungan untuk membeli stroller bayi yang cukup mahal.

Bekas Luka Where stories live. Discover now