Bab 29

25.6K 2.9K 66
                                    

Thanks Buat Vote dan Komen nya yaa!!!!

Thanks juga buat Readers yang selalu mengikuti ceritaku dari awal, walaupun ceritanya masih banyak typo.

Happy Reading!!!

Ketika pertama kali menyadari bahwa dia mulai mencintai Bayu, Riri tidak pernah mencoba mendekat. Kisah tentang mereka berdua tidak pernah terbayangkan olehnya. Menjadi pengagum rahasia secara diam-diam adalah pilihannya saat itu. Dapat bertukar kata singkat dengan Bayu sudah mampu menimbulkan bunga-bunga bermekaran di hatinya. Perasaan yang baru pertama kali dia rasakan saat itu.

Sifat mereka cenderung mirip, sama-sama tertutup, sehingga menjadi dekat secara alami tentu saja menjadi lebih sulit. Jika Riri adalah contoh nyata kebanyakan kasus orang-orang pendiam hanya akan dikenal sekilas akibat kurangnya interaksi sosial maka Bayu adalah contoh bahwa kepribadian yang pendiam juga bisa sukses menjadi pusat perhatian. 

Setelah Bayu melanjutkan S2 nya di Singapura mereka tidak pernah bertemu lagi. Riri kira itu adalah akhir dari cinta sepihaknya, namun takdir berkata lain, lebih dari dua tahun kemudian, saat Riri mulai bekerja sebagai staf marketing di Graha Company mereka bertemu kembali, Bayu saat itu sudah menjadi marketing manager di Graha Company. Saat itu Bayu juga telah menjadi pusat perhatian, karir yang cemerlang serta wajah tampannya tentu menarik perhatian dari banyak wanita bahkan laki-laki. Interaksi mereka selalu dimulai oleh Bayu, beberapa kali Bayu mengantarkannya pulang, terhubung akibat selalu jalan bersama Cindy dan teman-temannya. Kedekatan mereka hanya sebatas itu. Tidak banyak yang berubah, Riri masih menyimpan cinta itu sedangkan Bayu tetap pada tempatnya. Tidak tergapai oleh Riri.

Kisah mereka akhirnya dimulai ketika Bayu melamarnya. Lamaran yang tidak di sangka-sangka olehnya, Riri yang begitu bodoh ketika mencintai Bayu tentu menerima lamaran itu. Memulai kisah yang harusnya bukan dia pemeran utamanya.

Ketika melihat Bayu muncul di makam ini, dia kembali menyadari bahwa saat itu dialah yang memilih masuk ke kisah itu walau tahu bagaimana resiko menerima Bayu yang belum mencintainya. Terkadang Riri berandai-andai bagaimana keadaannya saat ini jika dia menolak lamaran Bayu saat itu. Pengandaian yang tidak berguna, karena waktu tidak dapat diputar kembali, selain itu Riri ragu bahwa dia akan menolak Bayu. Riri bahkan tidak yakin dia akan mampu mencintai orang lain. Mungkin dia akan tetap diam-diam mencintai Bayu walau pun Bayu bersama wanita lain.

"Ri, haruskah aku pergi?" Bayu terlihat ragu untuk mendekatinya. Wajah yang selalu penuh percaya diri itu tampak gugup ketika melihatnya.

Riri menampilkan senyum, "Tidak perlu." Dia tidak ingin bayinya melihat kedua orang tuanya tidak akur. Bahkan jika bayinya sudah pergi, Riri tidak ingin menunjukan sisi buruk dirinya.

Bayu melangkah mendekatinya, kemudian meletakan bunga lili putih di makam bayinya. "Hai, papa datang lagi. Kamu pasti senang melihat mama datang, apakah sekarang kamu bisa sedikit memaafkan papa? Walau bukan papa yang membawa mama kesini seperti janji papa." Ucap Bayu lirih.

Dia mengalihkan perhatiannya pada Riri, "Kamu baik-baik saja?" Raut khawatir tergambar jelas di wajah Bayu.

"Jika baik-baik saja bukannya aku ibu yang jahat? Aku Ibu yang memilih pergi tanpa keinginan untuk mengunjungi makam bayinya." Riri terlalu takut untuk menerima kenyataan saat itu. Dia ingin menyalahkan segalanya atas kehilangan yang dia rasakan.

"Kamu tahu itu tidak benar Ri. Dia pasti tahu betapa kamu mencintainya."

Entahlah, bisakah Riri menganggapnya seperti itu? Tidak ada yang tahu jawabannya karena dia sudah tidak ada. Mengatakan bahwa bayinya tidak marah padanya hanyalah asumsi yang tidak bisa dibuktikan.

Bekas LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang