14. Berubah menjadi lebih baik

10.6K 767 22
                                    

Happy Reading

•••

Vano memijat kepalanya yang pusing dengan menggunakan satu tangan. Ia masih tidak menyangka semuanya terjadi begitu tiba-tiba. Bagaimana tidak, semalam dia dan Herson baru saja sampai dari kota Rochester, dan karena kelelahan ia tertidur sepanjang hari. Keesokan paginya ia terbangun dan sudah mendapati tubuhnya berubah seperti ini.

Di satu sisi ia senang karena ia bertumbuh begitu cepat. Di sisi lain, ia sedikit tak rela karena selama ini ia sudah nyaman berada di tubuh kecil Revano.

Karena keasyikan melamun, Vano tidak menyadari seseorang memasuki kamarnya, dan berjalan kearahnya.

"Kau sudah bangun?"

Vano berbalik dengan terkejut. Lalu matanya bersitubruk dengan manik mata berwarna biru safir yang khas.

Seorang pria yang berumur sekitar 16 tahun menatap matanya dengan dingin. "Apakah kau bisu?" Tekannya karena Vano hanya memandangnya tanpa menjawab pertanyaan yang dia ajukan.

Segera Vano mengangguk dengan kaku. Ia sedikit terpana melihat sosok pria yang berada dihadapan nya saat ini.

Postur tubuhnya yang tegap dan lebih tinggi dari Vano membuat Vano sedikit terintimidasi. Dari pandangan pertama ia sudah mengetahui jika pria remaja ini adalah kakak keempatnya, Kelvin!

Meskipun wajah Kelvin terlihat berbeda dari tujuh tahun lalu, tapi masih ada sedikit kemiripan yang membuat Vano yakin jika pria yang berdiri dihadapan Vano sekarang adalah Kelvin.

"Ayah memanggilmu untuk makan. Cepatlah, jangan membuat ayah terlalu lama menunggu!"

Kelvin memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana, lalu berbalik. Ia berjalan menuju pintu kamar Vano. Merasa tidak ada yang mengikuti, Kelvin berbalik. "Tunggu apa lagi?"

Vano tersadar lalu berlari kecil mengikuti langkah Kelvin. Mereka menuruni tangga dengan santai tidak terburu-buru.

Vano mengedarkan pandangannya dengan hati-hati. Mansion Alldarick banyak berubah. Sepertinya Herson merenovasi mansion ini tujuh tahun yang lalu, terlihat dari cat dinding yang berubah warna, dan juga ada beberapa benda di mansion ini yang belum pernah dilihat oleh Vano sebelumnya.

Di anak tangga terakhir. Kelvin meletakkan tangannya ke bahu Vano lalu menariknya ke arah ruang makan. Dimana Herson sudah menunggu. Vano yang tidak sempat menghindar, berusaha menyesuaikan langkahnya.

Sesampainya di ruang makan, Kelvin berkata dengan semangat: "Ayah, kami datang."

Herson mendongak dengan cepat. Pria paruh baya itu menatap Vano dengan sebuah senyuman. Senyum itu adalah senyum tulus yang belum pernah Vano terima dari Herson sebelumnya. Melihat senyum itu, sudut bibir Vano tanpa sadar terangkat, ia balas tersenyum.

"Nah- Bagus, Silahkan duduk."

Kelvin menarik tangannya dari bahu Vano. Lalu beralih menarik sebuah kursi untuk Vano. "Silahkan duduk pangeran Vano.."

Tentu saja perlakuan Kelvin membuat Vano tercengang. Ia masih ingat tadi Kelvin berkata dengan nada dingin, bahkan ia menatap dirinya remeh. Tidak seperti sekarang, seperti dua orang yang berbeda, Kelvin memperlakukan dia dengan hangat. Tidak ada nada dingin dan tatapan remeh di matanya. Seakan kejadian di kamarnya tadi hanya ilusi nya semata.

Ada apa dengan Kelvin?

Apakah Vano melewatkan kejadian yang begitu penting tujuh tahun lalu?

Melihat Vano yang tidak bergerak, Kelvin tersenyum lagi. Ia mendorong pelan tubuh Vano agar duduk di kursi. Lalu ia sendiri duduk di kursi sebelah Vano.

REVANO || Transmigrasi Where stories live. Discover now