62. Keributan di kantin

2.1K 247 14
                                    

Happy reading
•••

Vano menopang dagu sembari menatap ke arah papan tulis dengan tidak minat. Sekarang adalah jam ketiga dan mereka hanya diberi tugas untuk mengisi jam kosong. Sementara ia tengah melamun, Arce sudah senyum-senyum sendiri disamping Vano. Ia senang sekaligus gugup karena Crystal duduk di belakangnya.

Vano menoleh ke belakang saat merasakan tusukan lembut di belakang punggungnya. Ternyata itu adalah ulah Crystal yang menusuknya menggunakan ujung tutup pulpen.

"Kenapa Crys?"

"Boleh pinjam buku tulis kamu tidak? Aku ingin mencatat materi sebelumnya."

Vano mengangguk dan hendak menyerahkan buku tulisnya kepada Crystal. Tetapi sebelum itu Arce sudah lebih dulu mendekat dan berbisik ke arahnya.

Vano menatap Arce dengan memicing. Melihat anggukan gemas teman sebangkunya itu akhirnya Vano menyerah.

Ia kembali menoleh ke belakang. "Crystal ternyata bukunya ketinggalan. Kamu pinjam buku Arce saja, dia juga rajin nulis kok."

Crystal mengangguk mengerti. Ia mau tidak mau menoleh ke Arce yang sedari tadi mencuri pandang kepadanya.

"Arce?"

"Iya?" Arce berbalik sepenuhnya menatap Crystal dengan gugup.

"Boleh pinjam buku kamu tidak? Punya Vano ketinggalan soalnya."

"B-boleh kok. Nih.." Arce menyerahkan buku tulisnya kepada Crystal yang langsung disambut dengan baik.

"Terimakasih," ujar gadis itu sambil tersenyum.

Arce membeku melihat senyum Crystal. Ia mengangguk dan segera berbalik. Disampingnya Vano terkekeh geli melihat tingkah teman sebangkunya itu.


Saat jam istirahat Vano memutuskan untuk ke kantin karena perutnya sudah merasa lapar. Saat ia bergerak hendak melewati Arce, ia dengan sengaja dihalangi oleh teman sebangkunya itu.

"Mau ke kantin ya? Ikut dong." Arce mengangkat tangannya memohon menatap Vano dengan puppy eyes nya, berharap Vano mau mengajaknya.

Arce benar-benar tertarik dengan Crystal, jadi ia ingin menjadikan status Vano yang adalah sahabat Crystal agar mereka bisa lebih dekat. Ia mengekori Vano seperti ini karena pasti Crystal juga akan ikut dengan Vano.

Vano yang mengerti maksud lain dari Arce hanya mengangguk kecil. Ia tersenyum geli, "Boleh deh. Tapi kamu harus traktir minuman ya."

Arce mengangguk dengan cepat. "Jangankan minum, gue juga rela traktir lo makan. Asal lo bantuin gue deketin Crystal." Arce berbisik di akhir kalimatnya.

Di samping mereka Crystal sudah berdiri menunggu Vano dalam diam. Ia menatap Vano dan teman di sebelah Vano yang sedari tadi berbicara dengan nada berbisik, Vano yang menyadari kehadirannya tersenyum lembut. Ia mendorong pelan bahu Arce dan menghampiri Crystal.

"Ayo ke kantin," ajaknya yang langsung diangguki si empu.

Vano berjalan berdampingan dengan Crystal. Mereka terlihat berbicara dengan antusias dan sesekali tertawa seolah sedang membahas hal yang lucu. Di belakang mereka, tiga teman Vano yang lain mengikuti sembari mengawasi dua sahabat yang sedang reuni itu.

Arce mengerutkan bibirnya tak suka melihat kedekatan teman dan orang yang disukai nya.

"Kenapa Lo?" Toper bertanya bingung saat melihat ekspresi pahit Arce.

Arce menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya. "Gue sakit hati. Padahal Vano udah janji mau deketin gue sama Crystal. Tapi kalian lihat kan mereka nempel terus."

REVANO || Transmigrasi Donde viven las historias. Descúbrelo ahora