37. Permintaan

3.4K 421 33
                                    

Happy reading

•••

Setelah acara makan malam, Herson dengan penuh perhatian menyarankan agar Genta beserta keempat teman segrup-nya untuk beristirahat. Ia menyadari betapa melelahkannya mereka hari ini, ditambah Genta mengatakan jika besok mereka ada jadwal pemotretan.

Setelah mengantarkan keempat tamu mereka ke kamar khusus tamu, Herson kembali ke ruang keluarga dimana anak-anak nya sudah menunggu. Di ujung tangga ia dengan samar-samar mendengar suara rengekan manja dari anak keempatnya. 

"Kelvin ingin tidur bersama kak Genta malam ini," rengek Kelvin manja. Sekarang Kelvin sedang duduk disamping Genta sambil menggoyangkan bahu kakak keduanya itu. 

Genta hanya tersenyum tipis. Tangannya terangkat menepuk kepala Kelvin dengan gemas. "Tentu saja, Kelvin. Kamu bisa tidur bersama kakak malam ini."

Mendengar itu, Kelvin pun bersorak dengan penuh kegembiraan. Ia memeluk lengan Genta dengan erat, tak sabar menunggu malam yang menyenangkan. "Terimakasih kak Genta."

"Ada apa nih." Herson yang baru saja tiba langsung duduk di sofa yang kosong. Matanya menatap penasaran ke arah Kelvin dan Genta yang duduk didepannya.

"Ini Yah, Kelvin ingin tidur bersama Genta malam ini," jawab Genta segera.

Mendengar itu Herson mengangguk mengerti. Ia sudah menduga hal itu sebelumnya karena Kelvin memang tidak akan pernah lepas dari Genta. Apalagi Genta jarang pulang kan, Kelvin tentu sangat merindukan kakak keduanya itu. 

Herson terlihat memikirkan sesuatu, dan sebuah ide langsung terlintas dibenaknya. "Ayah tidak mengijinkan Kelvin tidur bersama Genta!" Herson berkata dengan tegas.

Kelvin mendongak menatap Herson. "Kenapa yah?" tanya Kelvin sambil mengerutkan bibirnya tak suka.

"Kakak kamu butuh istirahat, Kelvin. Kalau kalian tidur bersama ayah tidak menjamin kalian akan tidur, kamu pasti akan mengajak kakakmu mengobrol sampai larut."

Genta yang ingin membalas ucapan Herson terhenti karena mendapat kedipan dari ayahnya itu. Segera Genta menyadari jika Herson tengah menjahili Kelvin.

"Tidak akan. Kelvin janji tidak akan mengobrol dengan kak Genta sampai larut Yah," ujar Kelvin dengan memelas.

Melihat Herson yang tidak bergeming, Kelvin menghampiri Herson dan duduk disebelahnya. Tangannya menarik-narik lengan kemeja yang ayahnya kenakan.

"Ayah... Ijinkan Kelvin tidur bersama kak Genta. ya? ya?"

Karena Kelvin sudah memohon seperti ini, akhirnya Herson menatap Kelvin sambil tersenyum kemenangan. Kelvin yang sudah menyadari jika Herson hanya menggodanya segera mendengus.

"Ish Ayah NAKAL, Kelvin tidak suka!" 

"Hahaha ...."

Herson langsung melepaskan tawanya saat berhasil menggoda putra keempatnya itu.

Genta yang melihat interaksi hangat antara ayah dan adik keduanya hanya tersenyum di dalam hati, Genta merasa lega karena Herson sudah berubah banyak, Herson juga sudah tidak sedingin saat pertama kali mereka kehilangan Intan. 

Pemandangan seperti inilah yang selalu Genta inginkan. Keluarga mereka akhirnya menjadi harmonis seperti keluarga pada umumnya walaupun ada yang kosong karena sosok ibu telah tiada.

Genta mengalihkan pandangannya dari pasangan ayah dan anak itu. Sekarang, tatapan Genta fokus kepada satu titik.

Masih tetap di ruangan yang sama tapi dihalangi oleh kaca besar yang tembus pandang. Dari balik kaca, sosok Vano terlihat menyandarkan kepalanya di bahu Gema yang tengah mengerjakan sesuatu di laptop. Sesekali Gema terlihat berbicara kepada Vano untuk meminta pendapat. 

REVANO || Transmigrasi Where stories live. Discover now