Part 1

16.1K 1.4K 473
                                    

Langkah kaki dua perempuan sama-sama cantik namun berbeda usia tersebut membuat setiap orang yang melihatnya akan terpana. Dua perempuan yang berstatus ibu dan anak itu terlihat seperti kakak beradik karena memang hubungannya anak sambung. Ayah dari gadis cantik itu menikahi perempuan muda yang usianya jauh dibawahnya. Dan sekarang, mereka terlihat seperti kakak beradik setiap pergi berdua.

"Daddy dimana?" Tanya Melisya, gadis cantik dengan dress selutut serta jaket levis membalut bagian atasnya.

"Nguli dulu kali Bapakmu ini dari tadi gak bisa dihubungi, Adekmu juga di chat gak bales. Mommy berasa chat dua artis papan atas, Mel." Dengkus Azzura kesal. Dia kembali mengecek ponselnya untuk melihat apakah anak dan suaminya membalas pesan atau tidak. Dan ternyata tidak sama sekali, hanya dibaca tak dibalas. Bisa-bisanya.

"Yaudah kita ke resto dulu. Mommy udah haus banget." Tukas Azzura sebelum merangkul bahu anaknya untuk berjalan menuju restoran didalam mall yang sering mereka datangi.

Melisya dan Azzura memesan makanan dan minuman favorit mereka masing-masing. Dibandingkan sang ibu makanan Melisya memang jauh lebih terjaga seperti sayuran, minum ya air putih ataupun jus buah. Gadis cantik itu jarang minum-minuman bersoda.

"Kamu yakin gak punya pacar?" Tanya Azzura saat Melisya sangat fokus pada ponselnya.

"Kenapa sih, Mom? Udah pengen gendong cucu?" Goda Melisya balik dengan senyum manis. Azzura berdecih pelan dan menarik jus jambunya.

"Mommy belum cocok punya cucu, tapi kalau Daddy kamu. Udah cocok." Bantah Azzura di iringi kekehan pelan. Melisya ikut tertawa sembari mengangguk karena benar Gavril yang notabennya ayah Melisya sudah pantas menimang cucu.

Tapi, Gavril juga tak pernah menanyakan kapan Melisya menikah, kapan membawa pacar pulang. Itu semua terjadi karena ayah dan adik Melisya yang sangat posesif. Pernah suatu waktu teman berkuda Melisya berkunjung kerumah mengantarkan barang Melisya yang tertinggal saja Devnath dan Gavril duduk diruang keluarga untuk mendengarkan obrolan Melisya yang berada diruang tamu.

Apakah Melisya keberatan dengan sikap ayah dan adiknya? Tentu saja tidak. Justru dia senang karena banyak yang tak merasakan kasih sayang dari keluarga. Jadi Melisya sangat bahagia bisa berada ditengah-tengah keluarga Armish. Menjadi putri kesayangan ayahnya, princess untuk adiknya dan seperti saudara untuk ibunya.

"Ngobrol apa?" Tanya lelaki yang baru datang. Dia menarik kursi disebelah Azzura sebelum mencium puncak kepala istrinya. Disusul remaja lelaki duduk disebelah Melisya dan tersenyum manis menatap kakaknya.

"Meli minta adik lagi," sahut Melisya menahan senyum. Azzura membelalakkan matanya dan menggeleng sangat kuat saat alis suaminya naik turun dengan senyum maut.

"Aku gak mau punya adik,"

"Pro kita, Dev." Kekeh Azzura sembari melakukan tos dengan anaknya.

Obrolan mereka terus berlanjut, apapun mereka obrolkan. Entah tentang pekerjaan, kegiatan Devnath disekolah ataupun hal lainnya. Melisya sebagai pendengar yang baik seperti biasa hanya menimpali sesekali. Sampai makanan mereka habis baru lah obrolan terhenti. Gavril dan Azzura pulang bersama dalam satu mobil sedangkan Devnath dan Melisya dimobil yang berbeda karena Melisya datang dengan mobilnya sendiri.

"Dev, turunin Kakak di perempatan depan, ya. Kakak lupa ada janji sama temen." Ujar Melisya saat melihat perempatan besar darin kejauhan. Devnath mengangguk sembari memutar kemudi mobilnya.

Saat sampai diperempatan dan kebetulan lampu lalu lintas berwarna merah Melisya segera turun. Tak lupa dia berpamitan pada Devnath dan memberi pesan agar segera pulang tak keluyuran dulu. Devnath hanya iya-iya saja karena dia berencana untuk pulang sebelum mengantarkan Nevay, sepupunya pergi ke sebuah cafe terbaru hanya untuk hunting foto.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now