Part 2

7.5K 1.2K 444
                                    


Melisya berlari masuk rumah untuk menghindari hujan, tubuhnya basah kuyup dari atas sampai bawah padahal dia hanya berlari dari gerbang sampai rumah tapi jarak yang lumayan jauh membuatnya basah kuyup. Gavril yang berdiri diambang pintu rumah menatap anaknya tajam. Sedangkan Melisya merubah raut wajahnya segera menjadi tersenyum manis.

"Maaf, Daddy." Gumam Melisya pelan. Tangannya terulur untuk bersalaman dengan ayahnya, walaupun sedang dalam kondisi marah dia tetap menerima uluran tangan anaknya.

"Darimana? Kenapa gak bawa mobil?" Tanya Gavril sangat tajam. Melisya menelan ludahnya susah payah, dia lupa menghubungi Gavril dan dia pulang sangat terlambat karena terjebak hujan bersama Zavy.

Yang seharusnya Melisya pulang jam empat sesuai perjanjian dengan Azzura kini jam tujuh malam dia baru sampai rumah. Ketika keluar memang Melisya bersekongkol dengan ibunya. Azzura membantu merayu Gavril, memberi kata manis dan godaan dari istri untuk suami agar anaknya bisa keluar lebih lama. Melisya tak terlalu boleh keluar karena anak itu menolak pengawalan dari ayahnya. Bahkan Melisya pernah mogok makan selama dua hari karena ketahuan anak buah Gavril membuntuti Melisya diam-diam. Acara mogok makan hanya didepan Gavril karena pada dasarnya Azzura sangat pro dengan anaknya membantu Melisya tetap makan.

"Kejebak hujan, Dad. Temen Meli juga gak bawa mobil jadi naik taksi." Penjelasan Melisya dibalas tatapan semakin tajam dari Gavril.

"Meli kamu..."

"Mas, kaki Zura sakit aduh!" Teriak Azzura diruang keluarga memotong ucapan Gavril. Devnath yang ada disebelahnya melirik ibunya sinis, selalu ada drama saat bersama Azzura dan Devnath sudah hafal betul tabiat ibunya itu.

"Masuk! Bersih-bersih terus makan." Perintah Gavril tak terbantahkan. Melisya menunduk dan tersenyum manis berjalan melewati Gavril. Jika menunggu ayahnya berjalan lebih dulu pasti tak akan bisa karena Gavril pasti menatap anaknya tajam dari belakang.

"Dev, besok temenin Kakak ke agensi mau ambil cuti nemenin Mommy ke desa." Ujar Melisya. Devnath hanya mengangguk pelan, dia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju lift. Devnath tak menjawab membuat Azzura memicingkan matanya tajam. Tumben sekali anaknya cuek dengan sang kakak.

"Marah sama Kakakmu?"

"Enggak," sahutnya pelan.

"Kenapa diem aja diajak ke agensi kakakmu?"

"Aku disuruh jadi model terus, aku gak mau ketemu atasan Kakak." Azzura hanya mengangguk. Devnath memang sering ditawari menjadi model diagensi tempat Melisya bekerja tapi anak itu selalu menolak dengan dalih tak pandai berpose.

Keesokan harinya ...

Seorang lelaki dengan kemeja panjang dilapisi jas serta dasi sangat rapi, celana bahan dan sepatu sneakers membuat beberapa pengawal dikediaman Gavril yang hari ini bertugas berjaga digerbang menatapnya dari atas sampai bawah. Siapa lelaki ini? Sepertinya mereka belum pernah melihat lelaki itu selama ini. Jadi bisa dipastikan kalau ini bukan kerabat Gavril maupun Azzura.

"Mau cari siapa?" Tanya Jeno menatap lelaki itu.

"Om Gavril,"

"Tuan besar masih keluar, ada keperluan apa kalau boleh tahu?"

"Mau ketemu aja, kalau Om Gavril gak ada. Tante Zura juga gak apa-apa. Ada, kan?" Tanyanya lagi. Jeno mengangguk dan mulai membuka gerbang mempersilahkan tamu yang ingin bertemu bossnya untuk masuk.

Belum sempat masuk gerbang, suara deru mobil dari arah belakang membuat lelaki itu dan juga semua pengawal menoleh. Mobil yang datang adalah milik Gavril. Entah darimana lelaki itu karena dia pergi sangat sebentar. Gavril turun dari mobil melihat lelaki jangkung yang tengah menatapnya dengan senyum sangat sopan.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now