Part 50

5.2K 736 36
                                    

Hiasan penuh bunga disebuah gedung milik Lavi Organizer menjadi saksi acara resepsi romantis untuk Melisya dan Alex. Pagi ini, pukul sepuluh dini hari setelah akad nikah tiga puluh menit yang lalu dilaksanakan resepsi langsung dalam sehari harus beres semuanya. Pekerjaan memanggil mereka tanpa henti jika terlalu lama mengistirahatkan diri. Seperti saat ini, Melisya berjalan pelan didampingi Devnath dan Gavril menuju singgasana sofa pelaminan. Dimana Alex sudah menunggunya dengan perasaan campur aduk. Setelah akad nikah dia belum bertemu istrinya lagi dan itu memang direncanakan.

Punggung membelakangi Melisya menunggu pujaan hatinya datang diantar mertua serta adik iparnya. Alex berkali-kali menarik napas sangat panjang, tangannya kembali bergetar saat suara riuh tepuk tangan menyambut pengantin perempuan.

Guan berwarna putih dengan rok mengembang sangat besar, rambut di sanggul cukup rapi dan hiasan kepala sebagai pelengkap penampilan Melisya. Riasan tak terlalu tebal menjadi pilihan Melisya di hari bahagianya. Wajah yang biasa dipoles make-up saat pemotretan memang tak menunjukan perbedaan yang signifikan saat pernikahan. Tapi itu cukup membuat banyak orang kagum lantaran Melisya yang biasanya dilihat dari layar kaca maupun majalah kini dilihat langsung dengan keanggunannya yang benar-benar terlihat nyata.

Saat sampai dibelakang tubuh Alex, Gavril dan Devnath melepaskan genggaman tangannya. Tak lupa menepuk pundak Melisya pelan diiringi senyum manis dari ayah dan saudaranya. Perasaan bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, disisi lain dia bahagia akhirnya bisa menikah dan menemukan orang yang tulus. Tapi disisi lain dia tak akan bisa berkumpul lagi setiap malam bersama keluarganya seperti dulu. Banyak hal yang akan hilang walaupun digantikan dengan hal baru nantinya.

Melisya memejamkan matanya sejenak sebelum menepuk pundak Alex beberapa kali, perlahan Alex memutar tubuhnya dan melihat betapa cantiknya sang istri yang dibalut dress putih bersih. Wajahnya terihat sangat cantik dengan senyum mengembang, entah karena efek riasan, lampu yang temaram atau aura pengantin baru.

"Sayang..." Gumam Alex menahan rasa haru. Melisya tersenyum manis menahan air matanya agar tak jatuh.

Air mata yang sedari tadi Alex tahan akhirnya jatuh juga, tanpa basa-basi Alex berlutut dengan kepala mendongak menatap istrinya. Tatapan mata sangat tulus penuh rasa cinta dan rasa syukur tak dapat disembunyikan sama sekali.

"Abang ngapain?" Tanya Melisya saat Alex tak mau berdiri, dia masih berjongkok didepannya.

"Terima kasih sudah menerima Abang, terima kasih sudha menerima lelaki penuh kekurangan seperti Abang, Sayang. Makasih banyak ya."

"Makasih juga udah nerima Meli yang jauh dari kata baik ini, Abang." Suara sangat lembut keluar dari bibir Melisya sudah tak dapat menahan rasa haru Alex. Dia segera berdiri dan menarik istrinya kedalam pelukan hangatnya. Tubuh tinggi, tegap dan sedikit berotot membuat Melisya tersenyum didalam pelukan Alex.

Sudah berapa lama dia tak memeluk tubuh lelaki itu seperti ini? Rasa-rasanya cukup lama. Ternyata pelukan Alex sangat menenangkan, sangat bisa membuatnya merasakan aman dilindungan suaminya. Jika pasangan suami istri baru itu menikmati pelukannya. Tamu undangan segera berdiri dan bertepuk tangan sangat meriah diringi teriakan-teriakan. Ada yang iri ingin menjadi pengantin baru lagi, ada yang bahagia melihat Melisya bahagia dan ada yang menangis saat mengingat mendiang suaminya tak bisa melihat cucunya menikah. Cucu kesayangannya.

~~~

16.34 ... Melisya sudah mengemasi baju-baju yang akan dia bawa kerumah baru. Walaupun jaraknya tak jauh dari kediaman Gavril tapi tetap saja dia membawa lumayan banyak pakaian, dia tak tahu akan ada acara apa bersama Alex setelah menikah. Entah kencan romantis, jalan-jalan atau malam pertama yang tak terlupakan mungkin juga bisa.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now