Part 36

8K 1.3K 238
                                    


"Meli?" Panggil Alex pelan. Melisya yang awalnya fokus pada pemandangan dari atas biang lala kini menoleh, dia menaikan sebelah alisnya menanggapi panggilan Alex.

Mereka duduk berhadapan, dengan tangan bergetar cukup hebat bagi Alex. Hari ini adalah hari dimana Alex akan mengutarakan hatinya, apa yang dia rasakan dan apa yang ingin dia lakukan kedepannya bersama Melisya. Entah diterima atau tidak yang paling penting dia mengutarakan terlebih dahulu.

"Gak tahu ini bakalan bikin hubungan kita renggang atau makin deket, tapi jujur aku udah gak bisa nahan semuanya sendiri. Mel, dari awal gadis yang aku suka cuma kamu, gadis yang selalu aku tunggu cuma kamu. Selama ini aku masih sendiri tak mau memulai hubungan dengan siapapun karena aku cuma suka sama kamu. Dan diwaktu yang entah tepat atau enggak ini, aku mau bilang kalau aku beneran suka, sayang dan cinta sama kamu. Jadi, kamu mau gak menjalin hubungan sama aku?" Melisya mematung mendengar ucapan Alex. Bibirnya terasa kelu, matanya berkedip beberapa kali untuk menyadarkan dirinya sendiri dari rasa terkejut.

"Mel? Jawaban kamu gimana?" Tanya Alex pelan, perlahan namun pasti Alex menarik jemari lentik Melisa dan digenggamnya.

Melisya mengerjapkan matanya beberapa kali, detak jantungnya benar-benar diluar prediksi sama sekali. Dia tak mengira akan ditembak Alex diatas biang lala. Dengan perasaan cemas kalau ditolak Alex bisa melemparnya dari atas biang lala menjadi ketakutan Melisya saat ini.

"Em, kamu mungkin kenal aku waktu kecil jadi suka sama aku. Tapi aku yang sekarang beda jauh sama Meli kecil, Lex."

"Gak apa-apa, aku tetep suka sama kamu. Mau itu Meli kecil, Meli gede ataupun Meli tua nanti aku tetep suka." Sahut Alex cepat, jangan sampai ditolak intinya.

"Kamu mau janji satu hal sama aku?"

"Apa?"

"Kalau kita pacaran, aku gak mau ditinggal lebih dari 2 hari tanpa kabar sama sekali. Aku gak mau dibatesin berhubungannya, maksudnya chat jam berapapun boleh. Aku mau setiap kamu ada kegiatan diluar kota seenggaknya kita bisa berhubungan lewat video call walaupun kamu cuma lihatin kamar hotel. Aku gak mau kamu berburu hewan di hutan, apalagi itu kelinci. Dan yang terakhir aku boleh lihat ponsel kamu, meskipun ini termasuk privasi tapi kalau udah memutuskan untuk berhubungan gak ada yang ditutup-tutupi lagi." Alex mengernyitkan dahinya. Kenapa Melisya terlihat seperti mengeluarkan beban dihati saat mengucapkan hal tersebut. Apakah itu ketakutan Melisya untuk memulai hubungan dengan seseorang lagi?

"Apapun yang kamu mau, selama kamu bahagia dan gak tertekan aku bisa kasih, Mel." Jawab Alex setelah diam cukup lama. Melisya tersenyum manis, terlihat sangat lega dengan jawaban Alex.

"Maaf ya kalau aku ribet,"

"Gak juga, saat orang siap menjalin hubungan berarti dia siap dengan aturannya juga. Iya, kan?" Alex menggeser posisinya menjadi duduk di sebelah Melisya. Merangkul bahunya dan mencium pipinya beberapa kali saking bahagianya.

Tanpa mereka sadari, keranjang biang lala berada dibawah dan Devnath sedang video call bersama Azzura dan Gavril. Kamera belakang menghadap ke arah Melisya membuat Gavril, Azzura dan Devnath syok bukan main. Bagaimana Alex mencium pipi Melisya terlihat sangat gemas, Melisya juga nampak bahagia dengan senyum mengembang.

"Devnath Kakakmu!" Teriak Azzura kencang. Devnath segera memutuskan sambungan video callnya. Dia takut akan ada peperangan antara Melisya dan orang tuanya, dan semua itu disebabkan dirinya yang tak sengaja memperlihatkan hal tersebut pada orang tuanya.

~~~

Lampu rumah Lerga sudah dimatikan semua, dimana para lelaki tidur di depan tv. Bukan karena kediaman Lergantara tak ada kamar tamu. Tapi mereka lebih memilih tidur bersama didepan televisi, ingin merasakan katanya orang mudik lebaran ke kampung halaman tidurnya didepan televisi karana mereka tak pernah merasakannya jadi sekarang bukan waktu yang salah untuk merasakan.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now