Part 30

7.9K 1.3K 451
                                    


Sebuah mall cukup besar menjadi tujuan seorang Alexander membawa Melisya jalan-jalan. Setelah beberapa kali mengajak gadisnya pergi dan Melisya selalu tak bisa, entah ada meeting, berkuda, pergi dengan ibunya ataupun saat Melisya bisa giliran Alex yang tak bisa. Dan pada kesempatan kali ini mereka berdua sama-sama bisa jadi memutuskan untuk gas saja. Sekalian Melisya mau mencari dress untuk acara agensi.

"Yang ini bagus gak?" Tanya Melisya memperlihatkan sebuah dress berwarna biru muda dengan belahan rok cukup tinggi. Hingga paha lebih tepatnya.

"Gak, terlalu terbuka. Talinya aja dikit banget medit banget." Melisya menatap tali spaghetti dari dress tersebut dan mengangguk. Alex yang merasa masukannya dipakai tentu senang, dia ikut menoleh ke kanan kiri mencari dress yang sekiranya cocok.

Tak terlalu terbuka, enak dipandang, nyaman dipakai dan yang pastinya Melisya harus suka juga. Karena kalau Alex memilih Melisya tak mau memakai juga percuma siapa yang akan memakainya.

"Meli, ini kamu suka?" Alex menunjuk dress berwarna hitam dengan selingan putih dibagian rok mengembangnya. Terlihat sangat cantik memang tapi tetap saja belahannya sampai paha.

"Boleh deh, aku ambil ini." Ujar Melisya setelah berpikir cukup lama. Penjaga yang sedari tadi mengikuti Melisya sembari menawarkan produk keluaran terbaru segera mengambil size Melisya.

Mereka masih melihat-lihat baju disana siapa tahu ada yang cocok. Dan tatapan mata Alex tertuju pada sebuah baju dinas malam cukup menggoda iman, berwarna merah terang dengan tali kecil melilit leher, pinggang dan baha. Bagian belakang benar-benar polos hanya ada kain nerawang pada bagian depan.

Melisya yang sudah capek berputar-putar menghampiri Alex untuk melihat apa yang dilakukan lelaki itu. Namun langkah kakinya terhenti saat tahu Alex sangat fokus pada sebuah baju lingerie merah dipatung yakin jauh dari posisinya berdiri. Detak jantungnya tiba-tiba berdetak cukup cepat, matanya berkedip beberapa kali terlihat kalau dia sangat syok dengan pemandangan tersebut. Dia tak tahu betul apa yang ada dalam pikiran Alex sebetulnya tapi jika dilihat dari seorang lelaki yang menatap lingerie sangat fokus tak mungkin tak memikirkan apa-apa.

"Alex?" Panggil Melisya setelah mengontrol ekspresi wajahnya terlihat seperti baru datang. Alex menoleh cukup terkejut.

"Udah nyari baju yang lain?"

"Enggak, yang itu tadi aja." Alex berjalan mendekati Melisya dan menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa? Banyak dress bagus disini, kayaknya juga style kamu banget."

"Takut dimarahin Mommy beli baju banyak apalagi dress kayak gini. Aku jarang mau diajak ke pesta." Alex berdiri persis didepan Melisya. Tubuhnya sedikit membungkuk untuk menyetarakan tingginya dengan Melisya, tanpa disangka tangan kiri menahan tubuh dengan cara berpegangan pada lutut sedangkan tangan kanannya menekan kedua pipi Melisya sangat gemas.

"Tenang aja, Mel. Nanti kalau Tante Zura marah bilang aja yang beliin Alex."

"Yang ada Mommy makin marah, kamu sama Mommy kayak kucing sama tikus dari kecil." Tolak Melisya sembari melepaskan cekalan tangan Alex. Dia terkekeh pelan, kakinya melangkah meninggalkan tempat tadi dan menuju kasir untuk membayar.

"Mommy kamu aja dari zama SMA udah emosian, kebawa sampe sekarang, kan." Melisya hanya menggeleng pelan. Selalu seperti itu tak ada yang mau mengalah sama sekali diantara dua musuh bebuyutan itu. Melisya hanya tertawa saja karena dia tahu betul itu hanya candaan, kalau masalah suka dan tak suka Azzura tetap menyukai Alex. Dan berkata daripada bersama lelaki gila itu lebih baik dengan Alex yang sudah tahu bibit bebet bobotnya. Tapi dia berkata demikian tak didepan Alex, bisa-bisa lelaki itu berbangga diri dan lebih sombong dari sebelumnya.

Krisan Kesayangan (End) Where stories live. Discover now