Part 41

8.3K 1.4K 269
                                    


Hujan turun sangat deras dan semakin deras namun tak melunturkan senyum manis seorang gadis cantik dengan bayi yang baru berusia dua hari dalam gendongannya. Wajah tampan, hidung cukup mancung dan kulit putih bersih. Bayi itu juga tampak sangat anteng digendongan gadis tersebut walaupun hujan petir turun tidurnya sama sekali tak terganggu.

"Anak siapa itu?" Tanya perempuan dewasa yang sudah bersiap untuk tidur.

"Anak Meli,"

"Gak usah ngaco kamu, anak siapa ini masih bayi banget kayaknya belum ada semingguan lahir." Omel Azzura saat sudah berada didekat Melisya. Tatapan matanya kini fokus pada bayi kecil digendongan Melisya.

"Dibilangin anak Meli gak percaya, iya kan Bang?" Tanya Melisya mengkonfirmasi pada Alex. Lelaki tampan dengan setelan baju santai bersama satu tas besar berisi pakaian bayi dan juga perlengkapan bayi lainnya mengangguk. Dia berjalan mendekati Melisya dan mencium pipi bayi mungil digendongan kekasihnya.

"Dia anak kita, Tante."

Azzura semakin syok, anaknya hanya keluar 4 hari dan kini kembali bersama bayi kecil yang katanya anak mereka? Darimana hal itu bisa diterima akal sehat Azzura. Hamil butuh waktu sembilan bulan dan lebih parahnya Alex yang menjadi ayahnya.

"Anak siapa, Kak?" Tanya Devnath yang baru datang. Tubuh basah kuyup tak dia hiraukan karena penasaran dengan wajah bayi dalam gendongan kakaknya.

"Anak Kakak, kenalin ini mamanya Derren Afkari Galenio." Azzura yang sudah tak sanggup mendengar kata anak Melisya terus menerus ambruk tak sadarkan diri.

"Mommy!" Teriak Melisya dan Devnath bersamaan, Alex yang melihat Azzura pingsan segera mengangkatnya dan membaringkannya diatas sofa. Gavril yang mendengar teriakan membahana dari ruang keluarga segera menghampiri keluarga kecilnya, sebelumnya Gavril tengah bersantai disamping rumah bersama laptop rokok serta kopi hitamnya.

"Azzura, Mommy kamu kenapa?" Tanya Gavril panik bukan main. Istrinya tak pernah pingsan sebelumnya jadi saat ini pingsan adalah hal yang membuat Gavril panik.

"Meli bilang punya anak, Mommy pingsan." Adu Melisya mengangkat Derren dari gendongannya. Gavril yang awalnya menepuk pipi istrinya pelan kini menoleh, matanya membelalak dan dadanya terasa cukup sakit melihat hal itu.

"Daddy jangan ikutan pingsan." Tegur Devnath melihat reaksi ayahnya. Decakan kencang Gavril disusul sentilan cukup kencang didahi Devnath mendapat teguran seperti itu.

"Ambil minyak kayu putih, Dev."

Lima menit berlalu, mata yang awalnya terpejam kini mulai terbuka perlahan. Dia menoleh ke kanan dan kiri menatap semua orang. Perasaan lega anak, suami serta tamu tak diundang yaitu Alex membuat Azzura bangkit perlahan. Namun saat tatapan matanya melihat bayi mungil dalam gendongan anaknya Azzura hendak pingsan lagi.

"Heh udah jangan pingsan lagi, ini bukan sinetron." Tegur Gavril sembari menahan tengkuk istrinya agar duduk dengan tegak. Azzura berdecak kesal, kini dia menatap anaknya sangat intens menunggu penjelasan Melisya.

"Jadi dia siapa? Bilang sejujurnya." Tanya Azzura mulai terlihat lebih tenang. Gavril ikut duduk disebelah istrinya dikanan dan dikiri Azzura ada Devnath.

Melisya dan Alex saling pandang sebelum duduk di sofa seberang yang ditempati keluarganya. Dehaman cukup kencang Melisya membuat bayi dalam gendongannya terbangun dari tidurnya dan hendak menangis. Untung saja Alex sangat cekatan menyumpal mulut mungil Derren menggunakan dot susu.

"Jadi waktu kita mau pulang kemarin lusa, gak sengaja lihat ada ibu hamil mau bunuh diri. Kita berusaha bujuk biar gak lompat ke sungai. Tepat waktu udah dibawah dia mules, keluar darah juga yaudah kita bawa ke rumah sakit ternyata mau melahirkan. Kita tungguin sampai beliau melahirkan. Setelah lahir dia teriak-teriak kita tanya kenapa dia cerita kalau suaminya selingkuh sama istri orang, sehari sebelum ibunya Derren memutuskan untuk bunuh diri suaminya dibunuh suami selingkuhannya bapak derren."

Krisan Kesayangan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang