Ch.13 | The Liar's Promise

30 15 0
                                    

Shirocihi tidak bisa tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shirocihi tidak bisa tidur.

          Ia terjaga hingga akhirnya hanya memandangi langit-langit kamar dalam kegelapan, dan baru tertidur sekitar pukul satu dini hari. Shiroichi merasakan sesuatu yang membuatnya kembali terjaga. Namun saat membuka mata yang teramat berat, ia tidak menemui apa pun. 

          Ia pun kembali tidur, kembali terbawa ke alam mimpi, dan itu semakin membuatnya tak bisa tidur dengan nyaman dan tenang. Tsubaki hadir di sana. Menyapanya ramah, mengajaknya bermain ke dermaga kecil tempat mereka bertemu terakhir kali. Lalu kemudian tiba-tiba saja ia menghilang, bersamaan dengan guguran dogwood mulai meluruh dari tangkainya. 

          Shiroichi pun kembali terjaga pagi-pagi sekali.

          Pukul 05.15. Deruman mobil sayup-sayup muncul dari rumah sebelah. Shiroichi yang sudah terjaga mendengarnya, tetapi hanya dapat berdiam diri di atas ranjang, dengan selimut menutupi separuh wajah sampai ke hidung.

          Pukul 06.00. Selang empat puluh menit berlalu. Kini Shiroichi sudah mandi, sudah siap dan rapi dengan pakaian rumahnya. Tetapi tidak berniat untuk memenuhi janji pada Tsubaki. Pagi ini ada jadwal les kanji atas hukumannya terhadap nilai-nilai kanji yang selalu jelek—meskipun kemarin sempat ada peningkatan sedikit, jadi ia harus mempersiapkan diri.

          Pintu kamar terketuk. Seorang pelayan rumah memanggilnya untuk sarapan. Bergegas Shiroichi melangkah ke ruang makan di lantai dasar, sebelum teriakan ayah memenuhi seisi rumah.

          "Jinjo-sama sudah berangkat pagi-pagi sekali, katanya ada urusan penting yang mendadak," ujar kepala pelayan rumah yang setia berdiri di samping Shiroichi, saat anak ini sudah duduk pada kursi di meja makannya. "Jadi pagi ini terpaksa tidak menemani Anda sarapan. Dan juga ... beliau berpesan agar obocchama mengikuti kursus hari ini dengan tekun. Beliau sampai memohon sekali saat mengatakannya."

          Shiroichi mengangguk pelan meski tak begitu yakin dengan kata 'memohon sekali' itu. Sebelumnya kepala pelayan tua ini juga mendramatisasi ekspresi ayah dalam kalimatnya, padahal kenyataannya tidak seperti yang diutarakan bahkan berbanding terbalik. Jadi sekarang juga kemungkinan sama.

          Tangan Shiroichi bergerak mengambil garpu, lalu ditancapkan ke sepotong roti. Ia lumat pelan sambil menatap potongan roti lainnya di piring. Empat pelayan berdiri menemani di kedua sisi meja. Salah satunya si kepala pelayan tua.

          "Ah ... saya hampir lupa. Ada satu titipan lagi dari Jinjo-sama." Si kepala pelayan beranjak ke dapur, lalu kembali dengan pot berisi dua jenis bunga yang kelopaknya sama-sama bulat sempurna. Yang satu menggembung bulat seperti bola, yang satu lagi seperti roda bergerigi.

          Si kepala pelayan meletakkan pot itu di tengah-tengah meja, di hadapan Shiroichi.

          "Bunga-bunga ini diberikan oleh orangtua Tsubaki-chan saat menjenguk oboccahama yang terbaring sakit. Waktu itu hanya berupa buket, tampak berserakan jika diletakkan begitu saja di meja. Dan juga ... tuan besar khawatir kau akan terkena alergi jika berdekatan dengan bunga saat sakit, meski sudah diberitahu tidak ada efek apa pun oleh orangtua Tsubaki-chan."

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang