Ch.43 | Dance with Him

22 10 1
                                    

Mizuki memperhatikan tangan kekar Shiroichi yang terulur padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mizuki memperhatikan tangan kekar Shiroichi yang terulur padanya. Lama ia terdiam menatap tangan itu. Kekalutan bercampur antara ragu, dan suatu dorongan yang amat kuat untuk mengiyakan ajakan pemuda ini.

          Lalu, pandangannya turun ke bawah, kepada kakinya yang berbalut heels setinggi 3cm. Berbagai kemungkinan serta pertanyaan melayang-layang di kepalanya.

          Bagaimana kalau otot kakiku kembali kebas? Bagaimana kalau aku terjatuh dan menyusahkan Shiroichi-senpai? Dengan alas kaki biasa saja rasanya sangat tidak mungkin untuk menari-nari, untuk banyak melakukan pergerakan sulit pada kakinya yang malang. Apalagi jika memakai heels begini.

          Dan juga ... jika penyakitnya kambuh, semua orang akan melihat kepadanya. Mendadak ia akan jadi pusat perhatian, yang mana itu adalah hal yang paling ia hindari.

          "Ini tidak se-ekstrim yang kau bayangkan, kok. Tidak apa-apa. Aku akan menjagamu." Dengan sabar Shiroichi menunggu respons dari gadis yang sudah ia kira memiliki masalah pada otot-otot kakinya ini. Ia cukup terksesan akan tingkat kesabarannya sendiri. Jarang-jarang berlaku demikian jika bukan karena terpaksa atau jika bukan sedang dalam kepura-puraan.

          Puluhan detik berlalu, akhirnya Mizuki pun menggerakkan tangannya perlahan. Meletakkannya di atas milik Shiroichi, yang kemudian menariknya dengan cepat menuju kerumunan di tengah-tengah ruang pesta.

          Rungu Mizuki dapat mendengar dentuman jantungnya kala kedua tungkainya yang rapuh mulai bergerak cepat. Dengan tangan yang digenggam kuat oleh Shiroichi, ia berlari, menyejajarkan langkah dengan pemuda itu. Berlari seolah meninggalkan kekalutan di belakang sana. Berlari, seakan membebaskan diri dari segala rasa takut pada fisiknya yang rapuh.

          Padatnya lautan manusia di tempat ini tampak tak menghalangi. Mizuki dapat melewati mereka secara baik, tanpa menyenggol banyak, tanpa tersandung ... berkat bantuan Shiroichi yang terus menuntunnya.

          Lalu kemudian, ia teringat dengan ujaran sang nenek satu hari sebelum menghadiri pesta ini.

          "Jujur saja, sebetulnya aku tidak mau, sangat tidak bisa mengizinkanmu pergi ke sana."

          Waktu itu tatapan neneknya begitu nanar, begitu jarang ditampakkan jika bukan dalam tingkat kekhawatiran yang tinggi.

          "Kau bisa saja kambuh lagi, bahkan lebih parah dari malam itu. Apalagi ... meskipun kondisimu sudah lebih baik dibanding seminggu ke belakang, tapi kau mesti sering-sering diperhatikan. Melepaskanmu untuk bersekolah saja menaruh rasa takut yang tidak bisa dibilang sedikit ke dalam hatiku. Bagaimana pula jika harus melepaskanmu malam-malam, ke sebuah pesta ...."

          Sorot mata dari sang nenek menyesakkan dada Mizuki. Ia tidak mau berkompromi banyak. Meskipun sudah bilang pada Shiroichi bahwa ia akan datang ke pesta, dan entah pemuda itu juga datang atau tidak ... Mizuki tentunya tidak bisa membantah sang nenek. Watak itu bukan miliknya. Terlebih, begitu disuguhkan akan pancaran kekhawatiran begini dari orang yang teramat ia sayangi.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang