Ch.3 | Sincerity to Help The Enemy

218 56 46
                                    

Di Sekolah Dasar Furukawa, terdapat beberapa orangtua murid yang dihormati para guru lantaran besarnya kontribusi mereka terhadap pembangunan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Sekolah Dasar Furukawa, terdapat beberapa orangtua murid yang dihormati para guru lantaran besarnya kontribusi mereka terhadap pembangunan sekolah. Selain Shiroichi, Takeuchi adalah salah satunya. Berbeda dengan Shiroichi yang memiliki reputasi buruk meski ayahnya dihormati, Takeuchi tetap terlihat disegani warga sekolah meski sering memamerkan harta kekayaannya.

          Shiroichi tidak yakin semua itu didasarkan atas ketulusan. Pasalnya, ayah Takeuchi sering mewanti-wanti perihal kenyamanan sang anak di sekolah. Sementara ayah Shiroichi ... justru sangat menganjurkan para guru untuk menghukumnya sekeras mungkin jika Shiroichi tidak menuruti aturan sekolah atau berbuat nakal di luar batas kewajaran.

          Sikap ayah Takeuchi yang memanjakannya, membuat anak itu bertingkah semena-mena. Kali ini saja ia membawa ponsel ke sekolah meski secara diam-diam, berusaha agar tidak ketahuan guru. Teman-teman yang tahu akan hal ini tidak ada yang berani mengadu. Takeuchi memamerkan seberap canggih fitur-fitur ponsel, juga seberapa indah foto-foto yang terdokumentasi melalui kamera ponselnya.

          Saat grup penugasan kyushoku touban sibuk mengambil troli makanan di kantin sampai menyajikan makanan di kelas, saat itulah Takeuchi meminta izin pada guru di kelas untuk pergi ke toilet. Padahal, kakinya melangkah ke kebun di sudut sekolah.

          Awalnya Takeuchi berniat ingin memotret keadaan kebun saat matahari memancarkan cahaya dari ufuk tertingginya. Terik yang membakar pun tak ia gubris. Ia bergerak hingga ke parit yang kering. Terlihat susunan kerikil yang berjajar rapi di dasarnya. Takeuchi mencari berbagai posisi yang bagus untuk memotret dasar parit. Nahas, genggamannya mengendur, hingga ponsel tersebut jatuh tergelincir ke dalam sana.

          Takeuchi panik setengah mati. Sontak lututnya menapaki parit seraya menjulurkan sebelah lengan. Namun, tentu saja tak tergapai. Parit ini terbilang cukup dalam untuk ukuran seorang anak seperti Takeuchi. Lengannya yang pendek dan kecil tak bisa menjangkau hingga ke bawah sana.

          Tapi rupanya Takeuchi tak pantang menyerah.

          "Se-sedikit lagi ...."

          Mati-matian ia terus berusaha menggapai ponsel. Tetesan peluh berjatuhan di ujung batang hidung, mengindikasikan bahwa ia sudah sangat kepayahan. Tangannya terjulur. Sedikit lagi menggapai. Tetapi lagi-lagi tak berhasil.

          "Kau sedang apa?"

          Anak itu tersentak. Tangan kiri yang menapaki sisi parit pun melemah. Hampir saja ia terjatuh jika Shiroichi tak sigap meraih bahu kurusnya.

          "Lepaskan! Kau gila, ya? Tadi aku hampir jatuh!" Setengah menangis, Takeuchi menyentak lengannya yang semula dipegangi Shiroichi.

          Lawan bicaranya sama sekali tak peduli atas gertakan itu. Shiroichi justru menoleh ke dasar parit, dan menemukan benda yang membuat si-anak-menyebalkan ini kesusahan. Kemudian tanpa diminta, ia tapakkan kedua lutut, merunduk, meraih benda yang seharusnya tak boleh dibawa oleh anak sekolah seperti mereka.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang