Ch.44 | Remember

17 10 0
                                    

Wajah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah itu ... wajah yang sudah belasan tahun tidak Shiroichi lihat, tiba-tiba muncul begitu saja di depan matanya. Wajah yang seharusnya sudah ia buang jauh-jauh dari ingatan. Juga yang begitu ia benci.

          Segala kisah lama berlintasan kembali dalam benak. Ketika gadis itu memaksa berkenalan dan menggenggam paksa tangannya. Ketika dahinya disentuh, dan wajah mereka tak lebih dari satu inci. Juga ketika mereka saling berhadapan untuk yang terakhir kali pada dermaga kecil pinggir kota Yokohama, sebelum mereka berpisah untuk selama-selamanya.

          Shiroichi mengira begitu. Mengira mereka tidak akan pernah bertemu kembali. Mengira ia tidak akan pernah mau melihat lagi sosok itu ....

          Tetapi begitu disuguhkan dengan wajah gadis itu, Tsubaki, dalam jarak yang teramat dekat ini ... entah mengapa air matanya meluruh. Rasa sesak dan haru berbaur menggerayangi batinnya.

          Setetes likuid yang jatuh ke pelipis Mizuki tersebut, membuat gadis ini berkedip. Sudut matanya sedikit terganggu karena tetesan itu, kemudian menatap bingung.

          "Senpai ...?" Senormalnya manusia, ia tentu bertanya-tanya jika seseorang menitikkan air mata tanpa diketahui alasan dengan jelas. Tidak mungkin juga, 'kan, terkena debu seperti alasan klasik yang Mizuki ucapkan di kebun tempo hari.

          Bibir Shiroichi bergetar menggumamkan sesuatu. Beberapa detik berikutnya tersadar, lantas mengangkat tubuh Mizuki, membawanya berdiri seperti semula.

          Mizuki menatap dengan penuh perhatian ketika pemuda itu mundur beberapa langkah sembari membalikkan tubuh, menunduk, dan mengusapkan jemari ke pelupuk mata.

          Shiroichi tidak kunjung menghadap lagi padanya untuk sekian detik. Jadi ia melirik topeng yang tadi sempat jatuh, lalu mengambilnya. Terasa sedikit kejang pada otot pinggang ketika menunduk. Mizuki berusaha untuk tidak panik, dan bergerak sepelan mungkin.

          Topeng sudah berhasil ia ambil bertepatan dengan Shiroichi yang sudah membalikkan tubuh kembali. Netra pemuda itu memerah. Mimiknya tampak kontras dengan sebelum topeng pesta terlepas dari wajah Mizuki.

          Gadis ini melangkah perlahan. "Senpai ... kau ti—"

          Tangan Shiroichi terangkat, mengisyaratkan agar Mizuki tidak melangkah semakin jauh, tidak mendekat padanya.

          "Maaf, aku tidak bisa menemanimu sampai pesta ini selesai. Aku harus pergi sekarang. Kau tetap di sini saja. Bersenang-senanglah seperti apa yang kau rencanakan sebelumnya."

          Suara itu teredam dentuman musik sehingga tidak sampai ke telinga Mizuki, terlebih diucapkan cukup ceoat dan pelan.

          Mizuki hanya dapat mengira-ngira gerakan bibir Shiroichi. Kemudian pemuda tersebut bergegas pergi, tanpa mau menunggu respons apa pun darinya. Netra Mizuki terus menyoroti langkah demi langkah dari Shiroichi di antara tiap-tiap pasangan yang tengah berdansa. Juga menyoroti punggung yang tampak menunduk dan terasa menyedihkan.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang