Ch.7 | Way to Rid Of The 'Rat'

131 40 19
                                    


Garis jingga membentang di langit sore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Garis jingga membentang di langit sore. Matahari masih menampakkan semburatnya, yang dengan malu-malu menelusup di antara ranting pohon juga dedaunan. 

          Suasana sore yang cerah. Pemandangan langit yang bersih nan indah, yang menelusupkan kebahagiaan ke dalam hati seorang gadis kecil dalam perjalanan pulangnya. Bandana kupu-kupu senantiasa menghiasi kepalanya. Wajah masih terlihat segar. Berseri-seri bak bunga musim semi. Masih sama, seperti saat akan berangkat sekolah. Pada jalan setapak tepian sungai, langkahnya melompat-lompat seolah menari.

          Melompat-lompat, terus melangkah riang, hingga tak menyadari sesuatu di dekatnya.

          JDAARR!!!

          Ledakan petasan mengagetkan gadis kecil berumur tujuh tahun itu. Tangannya refleks menutupi kedua telinga. Ia menjerit histeris. Saat mundur beberapa langkah, ledakan petasan lainnya terdengar. Ia kembali berteriak dan melompat ke sisi lain. Namun lagi-lagi, untuk yang ketiga kali, petasan itu seperti tak punya belas kasihan padanya.

          Ia pun terjatuh. Terduduk di atas rerumputan. Bahkan memegangi dada demi mengecek kondisi jantung pun rasanya tak kuasa.

          Sementara itu, justru malah terdengar tawa dari seseorang yang baru saja mendekatinya.

          "Rasakan! Sudah kubilang kalau aku ini bukan orang yang baik!" Shiroichi tersenyum puas. Berhasil membuat anak menyebalkan ini terkejut begitu, rasanya memberikan sedikit kelegaan. Ia puas bisa meluapkan kekesalan yang terus mengerubunginya. Juga merasa lega, karena telah meluapkan buncahan emosi, dengan memanifestasikannya pada perbuatan jahil terhadap tikus penguntit ini.

          Dan saat itu juga ia mengamini. Bahwa berbuat nakal adalah satu-satunya hal yang dapat membuat ia senang secara benar. Asalkan tidak ada ayahnya, perasaan itu akan terus berlanjut, tidak ada yang mengkhianati.

          Tidak seperti pengkhianatan atas rasa senang yang dilakukan sang ayah semalam.

          Tadi malam mereka memang makan bersama dalam satu meja. Pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. 

          Tapi tidak ada pengutaraan rasa bangga seperti yang dikatakan kepala pelayan rumahnya. Tidak ada curahan rasa senang teruntuk perubahan perilakunya. Justru sang ayah mencurigai dirinya, berspekulasi bahwa ia berbuat heroik di sekolah agar mendapatkan simpati atas kelakukannya yang tak bisa dimaafkan pada perjamuan kolega dua hari lalu.

          Dan bahkan rasanya sang ayah tak mau membiarkan Shiroichi mengenang masa-masa indah mereka terhadap bisbol, dengan berkata, "Lebih baik perbaiki nilai-nilai kanjimu dengan belajar sepulang sekolah, daripada menyendiri tidak jelas di dekat lapangan bisbol. Ayah bosan dengar keluhan yang sama dari wali kelasmu terus-menerus. Kalau bukan masalah perilaku, ya masalah nilai kanji. Kapan kau mau berubah?"

You are My Dogwood [Extended Ver.]Where stories live. Discover now