Ch.30 | And It Happens Again

19 11 2
                                    

Pemuda  itu benar-benar tidak tahu diri!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemuda  itu benar-benar tidak tahu diri!

          Mizuki terus menekuk wajahnya, mendekap kuat totebag berisi dua kotak bekal, menahan jengkel sekaligus malu sepanjang koridor menuju kelas. Perjalanan ini saja rasanya lama sekali jika dalam suasana hati yang tidak bagus begini. Ia tidak melihat bagaimana tatapan orang-orang sekitar—yang sekiranya melihat kejadian di kantin tadi—lantaran begitu fokus pada lantai keramik yang dijejakinya. Tapi ia yakin, gara-gara Shiroichi, pasti ia kedapatan sepercik popularitas dadakan sekarang.

          Mizuki memasuki kelas dan menduduki kursinya dengan gusar. Saat melirik jam dinding di depan kelas, masih ada kisaran lima belas menit lagi sebelum jam istirahat berakhir. Masih ada waktu untuk menghabiskan bekalnya yang belum tuntas. Jadi ia membuka bekal lagi dan melahap nasi serta potongan ikan tunanya. 

          Keiko datang menduduki kursi di sebelah Mizuki satu menit kemudian. Tadi Mizuki sempat melihat sekilas gadis itu di kantin, jadi kemungkinan besar Keiko menyaksikan adegan antara ia dengan Shiroichi. Namun Keiko tampaknya tak menunjukkan ketertarikan untuk menanyai Mizuki macam-macam. 

          Gadis penyuka bunga ini, merasa beruntung memiliki teman sebangku yang sama-sama pendiam dan tidak suka mengurusi orang lain, terutama yang tidak penting. Ia pun dapat makan dengan tenang dan melanjutkan pelajaran berikutnya dengan tenang pula.

          "Mizuki-san," Keiko berujar dengan tangan terlipat di atas meja dan pandangan lurus ke depan, tanpa menoleh atau melirik sedikit pun ke arah Mizuki, "apa yang sudah kau lakukan, sampai Shiroichi-senpai bersikap begitu?"

          Suapan Mizuki terhenti, lalu kepalanya berputar demi menatap Keiko. Dengan posisi sumpit yang sudah terangkat di hadapan mulut, Mizuki menganga sembari mencerna maksud apa yang tersirat di balik pertanyaan kawan sebangkunya. Inginnya, ia menganggap itu sebagai pernyataan kekhawatiran, berhubung akan ada banyak pasang mata yang memperhatikannya dengan tak bersahabat. Namun ditilik dari mana pun, sepertinya ujaran Keiko sangat-sangat bertolak belakang dengan dugaan serta ekspektasinya.

          "Aku ... aku tidak melakukan apa pun ...." Agak terbata Mizuki menjawab. Ia letakkan sumpit di atas bento²⁶, lalu mengatur susunan kata dan intonasi agar dapat didengar jelas dalam sekali ucap. "Kau tahu sendiri, 'kan, Shiroichi-senpai memang selalu seperti itu. Selalu ... merayu para gadis ...." Kata merayu agaknya kurang pas untuk disandingkan dengan dirinya, dan sekarang Mizuki jadi malu atas ucapannya sendiri.

          "Itu tidak mungkin."

          Kini Keiko menoleh. Sorot matanya seakan menyiratkan ungkapan yang baru saja dipikirkan Mizuki. Tidak mungkin merayu dengan sengaja gadis seperti Mizuki. Selama ini, gadis seperti Keiko ataupun Mizuki hanya menjadi target gombalan level rendah saja, seperti senyuman atau bantuan sederhana jika terlihat kesusahan saat melakukan sesuatu. Kalau rayuannya seperti di kantin tadi ... itu sudah berada pada level di tingkat tertinggi, setara dengan Naomi yang merupakan gadis populer dan terkenal sangat cantik.

You are My Dogwood [Extended Ver.]Where stories live. Discover now